Putra Jamal Khashoggi Bantah ada Diskusi Pembayaran untuk Kematian Ayah Mereka

RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Keluarga jurnalis yang terbunuh Jamal Khashoggi membantah sedang dalam pembicaraan untuk mencapai penyelesaian di luar pengadilan dengan otoritas Saudi, Rabu (10/4/2019), menyusul laporan bahwa anak-anaknya telah mengambil pembayaran.

"Saat ini, persidangan sedang berlangsung dan tidak ada diskusi pembayaran yang telah atau sedang dibahas," bunyi pernyataan berbahasa Inggris yang diposting di akun Twitter diverifikasi Salah Khashoggi.

The Washington Post pada 1 April melaporkan anak-anak Khashoggi, termasuk Salah, telah menerima rumah bernilai jutaan dolar dan dibayar ribuan dolar per bulan oleh pihak berwenang.

Khashoggi - kontributor untuk Washington Post dan kritikus pemerintah Saudi - terbunuh dan dipotong-potong pada bulan Oktober di konsulat kerajaan di Istanbul oleh tim 15 agen yang dikirim dari Riyadh. Mayatnya hingga kini belum ditemukan.

Putra mahkota yang berkuasa di Arab Saudi, Mohammed bin Salman, telah dituduh mengatur pembunuhan Khashoggi, tetapi penyelidikan lokal kemudian mengklaim sang pangeran tidak terlibat.

Awalnya kerajaan mengatakan tidak mengetahui nasib Khashoggi, tetapi kemudian menyalahkan agen jahat atas kematiannya.

Jaksa penuntut umum Arab Saudi telah mendakwa 11 orang atas pembunuhannya. (st/CNA)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Ikhwanul Muslimin Dukung Sepenuhnya Sikap Raja Yordania Atas Yerusalem
• Erdogan Minta Otoritas Pemilu Turki Batalkan Hasil Pemilihan Lokal di Istanbul
• 3 Stasiun TV Utama Israel Nyatakan Benyamin Netanyahu Sebagai Pemenang Pemilu Nasional
• Serangan Bom Ganda Tewaskan Setidaknya 15 Orang di Raqqah Suriah
• Erdogan Puji Dukungan Bolivia untuk Palestina
• Israel Gunakan Gas Mematikan Pada Demonstran Great March Return di Sepanjang Perbatasan
• 7 Orang Demonstran Anti Pemerintah Kembali Tewas dalam Bentrokan dengan Polisi Sudan
• PBB: Serangan Terbaru Militer Myanmar di Rakhine Kemungkinan Menewaskan 30 Muslim Rohingya