Senin, 18 Jumadil Awwal 1446 H / 11 Juni 2018 21:16 wib
4.033 views
PBB: Hampir 1 Juta Orang Mengungsi di Dalam Wilayah Suriah dari Januari hingga April 2018
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Lebih dari 920.000 orang mengungsi di dalam wilayah Suriah selama empat bulan pertama tahun 2018, tingkat tertinggi dalam konflik tujuh tahun, PBB mengatakan Senin (11/6/2018).
"Kami melihat perpindahan besar-besaran di dalam wilayah Suriah ... Dari Januari sampai April, ada lebih dari 920.000 orang yang baru mengungsi," Panos Moumtzis, koordinator kemanusiaan daerah PBB untuk Suriah, kepada wartawan di Jenewa.
"Ini adalah pemindahan tertinggi dalam waktu singkat yang telah kita lihat sejak konflik dimulai," katanya.
Perpindahan baru di dalam wilayah Suriah membawa jumlah pengungsi di negara yang dilanda perang itu menjadi 6,2 juta, sementara masih ada sekitar 5,6 juta pengungsi Suriah di negara-negara tetangga, menurut angka PBB.
Moumtzis mengatakan sebagian besar pengungsi baru dipaksa pindah akibat eskalasi dalam pertempuran di bekas kubu oposisi Ghouta timur dan di provinsi barat laut Idlib, yang hampir seluruhnya dikendalikan oleh berbagai faksi oposisi.
Komentarnya muncul setelah beberapa serangan udara mematikan dalam beberapa hari terakhir di Idlib, yang telah menyebabkan puluhan orang tewas, termasuk anak-anak.
Dia menunjukkan bahwa Idlib adalah bagian dari perjanjian de-eskalasi untuk Suriah yang dicapai antara Turki, Rusia dan Iran, dan memperingatkan konsekuensi mengerikan jika provinsi, dengan sekitar 2,5 juta penduduknya, tenggelam dalam konflik besar.
Lebih dari 450.000 orang tewas dalam perang Suriah sejak dimulai pada 2011 dengan penindasan brutal terhadap protes anti-rezim.
Namun Moumtzis mengatakan "kekhawatiran kami adalah bahwa dengan situasi Idlib, kami mungkin tidak melihat krisis terburuk di Suriah."
Dia mengatakan dunia harus "memastikan bahwa kita tidak melihat skenario yang sama seperti yang kita lihat di Ghouta timur," yang direbut kembali pada bulan April oleh rezim Assad setelah serangan dua bulan yang meletus.
"Kami khawatir melihat benar-benar 2,5 juta orang menjadi semakin terlantar menuju perbatasan Turki," katanya.
Setelah serangan Ghouta timur, dan serangan sebelumnya untuk merebut kembali kota kedua Suriah, Aleppo, oposisi dan warga sipil secara paksa dievakuasi ke Idlib.
Tetapi bagi orang-orang Idlib, "tidak ada Idlib lain yang membawa mereka keluar," kata Moumtzis.
"Sungguh, ini adalah lokasi terakhir. Tidak ada lokasi lain untuk memindahkan mereka lebih jauh." (st/ds)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!