Senin, 18 Jumadil Awwal 1446 H / 6 Februari 2017 11:00 wib
4.946 views
Tersangka Pelaku Penyerangan di Museum Louvre Menolak Bicara pada Penyidik
PARIS, PRANCIS (voa-islam.com) - Penyerang yang bersenjatakan parang yang ditembak oleh tentara di luar museum Louvre Prancis menolak untuk menjawab kepada penyidik pada hari Ahad (5/2/2017) setelah secara resmi ditempatkan dalam tahanan di rumah sakit, seorang sumber di kantor kejaksaan Paris mengatakan.
Abdullah Reda al-Hamahmy, seorang Mesir, ditembak beberapa kali pada hari Jum'at setelah menyerang tentara dalam apa yang Presiden Prancis Francois Hollande gambarkan sebagai serangan teroris.
"Wawancara pertama terjadi pagi ini, tapi ternyata menjadi singkat. Untuk saat ini, ia menolak untuk berbicara dengan penyelidik," sumber di kantor kejaksaan mengatakan.
Ayah Hamahmy mengatakan kepada Reuters itu "omong kosong" untuk menyatakan anaknya sebagai seorang teroris, mengatakan bahwa anak bungsu dari empat bersaudara itu adalah seorang lulusan hukum yang telah bekerja di Uni Emirat Arab selama sekitar lima tahun dan berada di Paris untuk urusan bisnis.
Pria berusia 29 tahun itu tiba di Prancis pada 26 Januari setelah memperoleh visa turis di Dubai. Para pejabat keamanan Mesir tidak mengatakan apakah ia memiliki hubungan yang diketahui untuk kelompok-kelompok jihad.
Beberapa jam sebelum serangan Louvre, sebuah catatan di akun Twitter Hamahmy telah diposting dimana itu terbaca: "?. Mengapa mereka takut pendirian negara Islam? Karena negara Islam akan mempertahankan sumber daya dan wilayah dan kehormatan dan martabat umat Islam"
Reuters tidak bisa secara independen memverifikasi keaslian tweet dan account tersebut yang sejak itu telah ditutup.
Insiden ini menggarisbawahi ancaman jihadis yang dihadapi Prancis, yang masih dalam keadaan darurat saat pemilihan presiden menyusul serangkaian serangan selama dua tahun terakhir yang telah menewaskan lebih dari 230 orang.
Ayah Hamahmy ini, Reda Al Refaai, dalam sebuah wawancara pada Sabtu menuduh para pejabat Prancis membuat tuduhan palsu terhadap anaknya untuk dalih pegunaan kekuatan untuk menghentikannya.
Ketika ditanya apakah anaknya telah menunjukkan kecenderungan terhadap jihadis, pensiunan mayor jenderal polisi itu mengatakan: "Jika dia memilikinya saya akan mendepaknya dari rumah."
Penyelidik Prancis berburu untuk mencari petunjuk untuk menetapkan apakah ia bertindak sendirian, atas dorongan, atau atas perintah dari seseorang. Ia menyerang tentara yang memeriksa tas-tas di dekat pusat perbelanjaan museum dengan parang di tangan masing-masing, melukai satu tentara.
Ayah Hamahmy mengatakan ia terakhir berbicara dengan anaknya beberapa jam sebelum serangan itu dan bahwa mereka telah mendiskusikan apa warna topi yang Hamahmy harus beli untuk melindungi dirinya terhadap cuaca dingin Paris.
Dia mengatakan dia mendengar berita tentang insiden Louvre melalui Facebook. Tak lama setelah itu, polisi datang ke rumahnya untuk menanyakan beberapa pertanyaan sebelum pergi. (st/Reuters)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!