Jum'at, 18 Jumadil Awwal 1446 H / 3 Februari 2017 13:57 wib
4.822 views
Serangan Pasukan Khusus AS di Sebuah Desa di Yaman juga Tewaskan Seorang Bayi Yang Baru Lahir
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Kelompok hak asasi manusia Reprieve mengatakan sebanyak 23 warga sipil, termasuk bayi laki-laki, meninggal dalam serangan hari Ahad di Yaman Yakla
Serangan terhadap sebuah desa di Yaman yang diperintahkan oleh Donald Trump, hari Ahad menyebabkan kematian bayi yang baru lahir dan sampai 23 warga sipil, menurut kelompok hak asasi manusia Reprieve.
Pemerintahan Trump mengawasi serangkaian serangan pesawat tak berawak dan serangan darat pada hari Ahad di desa Yakla, di provinsi al-Bayda Yaman. Pada hari Rabu (2/1/2017), para pejabat AS mengakui bahwa para warga sipil itu "kemungkinan dibunuh".
Nawar al-Awlaki, 8 tahun, putri tokoh Al-Qaidah Syaikh Anwar Al-Awlaki, dilaporkan sebelumnya termasuk di antara mereka yang dibunuh pasukan AS. Ayahnya, seorang warga negara AS, gugur dalam serangan pesawat tak berawak 2011 di bawah pemerintahan Obama.
Reprieve mengatakan bukti-bukti menunjukkan kematian 23 warga sipil di Yakla, termasuk bayi laki-laki yang baru lahir, dan 10 anak-anak.
Seorang wanita hamil ditembak di perut selama penggerebekan dan kemudian melahirkan bayi laki-laki yang terluka, menurut laporan setempat. Bayi itu meninggal pada hari Selasa.
Revive juga menyatakan bahwa seorang pria 80-tahun, dan seorang pria yang lolos dari kematian pada tahun 2013 ketika sebuah serangan pesawat tak berawak AS menghantam pernikahannya, juga meninggal.
Militer AS telah mengatakan bahwa Presiden Trump secara pribadi menyetujui serangan itu, meskipun ada kekhawatiran atas kualitas data intelijen di balik penyergapan tersebut.
Seorang mantan pejabat AS mengatakan kepada Guardian bahwa data intelijen untuk serangan itu telah ditinjau sebelum Trump berkuasa, tetapi itu "tidak dinilai cukup kuat untuk membenarkan risiko".
Mereka menambahkan: "Kasus itu diserahkan kepada pemerintahan Trump untuk membuat penilaian sendiri."
Secara terpisah, seorang pejabat anonim AS telah mengatakan kepada NBC bahwa "hampir semuanya berjalan salah" pada hari Ahad.
Aksi baku tembak dengan pejuang Al-Qaidah yang melakukan perlawanan dalam penyergapan itu menewaskan seorang pasukan khusus AS dan tiga rekannya luka-luka. Tiga anggota pasukan yang ikut membantu dalam misi tersebut juga terluka.
Jennifer Gibson, pemimpin Reprieve, mengatakan: "Amerika harus terkejut bahwa ekses Presiden Trump sekarang termasuk kematian bayi, dan serangan pada wanita hamil dan orang tua, di negara di mana AS tidak berperang.
"Jangan berbuat kesalahan - serangan rahasia yang membunuh anak-anak kecil tidak akan membantu apa-apa untuk membuat Amerika lebih aman.
"Sekutu Trump - baik di AS dan di negara-negara seperti Inggris -. Harus segera membujuknya untuk menimbang kembali penggunaan bencana ini dari kekuasaan eksekutifnya". (st/MEE)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!