Kamis, 14 Jumadil Awwal 1446 H / 18 Agutus 2016 18:00 wib
4.801 views
Sekolah di AS Paksa Siswa 12 Tahun Mengaku Sebagai Anggoa IS dan Ingin Meledakkan Sekolah
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Sebuah keluarga Muslim-Amerika menggugat otoritas pendidikan sebesar 50 juta USD (-+Rp. 655 miliar) setelah staf sekolah senior diduga memaksa putra mereka yang berusia 12 tahun mengaku dia adalah seorang anggota Islamic State (IS) yang merencanakan untuk "meledakkan" sekolahnya.
Gugatan tersebut mengatakan Nashwan Uppal, seorang siswa Pakistan-Amerika dengan kesulitan belajar, diinterogasi pada bulan Januari oleh staf senior di Sekolah Menengah East Islip, Long Island, sehari setelah ia diejek oleh para pengganggu di kantin soal menjadi seorang "teroris".
The New York Post melaporkan gugatan itu mengatakan Nashwan ditarik keluar dari kelas PE oleh kepala sekolah, Mark Bernard, asistennya Jason Stanton dan seorang pengawas.
"Stanton berulang kali bertanya kepada Nashwan apakah dia seorang teroris, dan apakah ia membuat bom di rumahnya," kata keluhan tersebut. Ketika ia mengatakan tidak, Stanton diduga berteriak, "Jangan berbohong kepada kami!"
Gugatan itu mengatakan bahwa Nashwan dipaksa untuk menulis pengakuan mengatakan ia "bagian dari ISIS, tahu bagaimana membuat bom, bahwa ia memiliki bom di rumahnya, dan bahwa ia akan meledakkan pagar sekolah".
Nashwan kemudian diizinkan untuk menelepon ibunya, Nubaisha Amar, yang diberitahu anaknya telah berjanji setia untuk IS dan akan meledakkan sekolah.
Polisi mengantar mereka pulang sebelum menggeledah rumah dan menyimpulkan tidak ada ancaman.
Nashwan bagaimanapun ditangguhkan selama sepekan untuk "kegiatan kriminal", pengaduan itu mengatakan.
Pengacara keluarga, David Antwork, mengatakan kepada Washington Post bahwa anak itu secara emosional terluka oleh tuduhan tersebut
"Para terdakwa menginjak-injak ... hak-hak sipil Nashwan, memarahi dan mempermalukan dia dengan memaksa Nashwan untuk mengakui kejahatan yang tidak ia lakukan sementara mengabaikan fakta bahwa ia tak henti-hentinya diganggu dan telah dikenal karena ketidakmampuan sosial, bahasa dan pelajaran," katanya.
East Islip School District tidak berkomentar kepada Post tentang tuduhan tersebut. (st/MEE)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!