Ahad, 17 Jumadil Awwal 1446 H / 8 Mei 2016 09:30 wib
13.313 views
2 Tentara NATO Asal Rumania Tewas dalam Serangan Penyusup di Afghanistan Selatan
KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Sejumlah pria bersenjata yang mengenakan seragam militer Afghanistan menembak mati dua tentara Rumania di selatan negara itu pada Sabtu (7/5/2016), kata para pejabat, dalam serangan insider pertama pada pasukan asing sejak Taliban melancarkan ofensif musim semi tahunan mereka bulan lalu.
Belum ada tanggung pernyataan jawab dari mujahidin atas serangan di provinsi Kandahar, yang menyoroti ketegangan lama antara pasukan Afghanistan dan asing atas insiden yang berulang kali terjadi dan menewaskan ratusan pasukan asing tersebut sejak invasi.
"Dua anggota layanan Resolute Support (NATO) tewas pagi ini ketika dua orang mengenakan seragam Afghanistan melepaskan tembakan ... di Afghanistan selatan," kata koalisi militer.
"Anggota Resolute Support membalas tembakan dan membunuh penembak," klaim pernyataan tersebut.
Kedua prajurit itu diidentifikasi sebagai warga Rumania, kementerian pertahanan di Bucharest mengatakan, menambahkan bahwa insiden itu terjadi selama misi pelatihan untuk polisi Afghanistan.
Seorang tentara Rumania ketiga terluka dalam insiden itu dan dipindahkan ke sebuah rumah sakit di Jerman, kata kementerian tersebut dalam pernyataannya.
Serangan terjadi setelah mujahidin Taliban bulan lalu mengumumkan dimulainya ofensif musim semi tahunan mereka.
Yang disebut serangan hijau pada biru - ketika tentara Afghanistan atau polisi menembakkan senjata mereka pada pasukan internasional - telah menjadi masalah besar selama bertahun-tahun perjuangan NATO bersama pasukan Afghanistan.
Dalam serangan serupa pada bulan Agustus tahun lalu, seorang pria yang mengenakan seragam militer Afghanistan menembak mati dua tentara Amerika di provinsi selatan yang kaya opium, Helmand.
Dan pada bulan April tahun lalu seorang tentara Amerika tewas dalam baku tembak antara pasukan AS dan Afghanistan di Afghanistan timur.
Para pejabat Barat mengklaim bahwa sebagian besar serangan tersebut berasal dari dendam pribadi dan kesalahpahaman budaya dari pada plot mujahidin.
Pembunuhan-pembunuhan tersebut telah membesarkan ketidakpercayaan sengit antara pasukan lokal dan asing bahkan ketika tingkat insiden tersebut telah menurun dalam beberapa tahun terakhir.
NATO mengakhiri misi tempurnya di Afghanistan pada Desember 2014, menarik keluar sebagian besar pasukannya meskipun kekuatan sisa seberar 13.000 prajurit tetap berada di sana untuk operasi pelatihan dan kontra-mujahidin. (st/tlgrp)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!