Jum'at, 18 Jumadil Awwal 1446 H / 8 April 2016 14:45 wib
9.140 views
AS: Jumlah Pejuang Islamic State (IS) Meningkat 2 Kali Lipat di Libya dalam Setahun Terakhir
AFRIKA (voa-islam.com) - Jumlah pejuang Islamic State (IS) di Libya telah meningkat dua kali lipat menjadi hingga 6.000 dalam waktu setahun, kepala pasukan AS di Afrika memperingatkan hari Kamis (7/4/2016).
Meskipun peningkatan besar dari para anggotanya, IS tidak mungkin untuk menetap dan merebut wilayah luas di dalam Libya, seperti yang telah mereka lakukan di Suriah dan Irak, klaim Jenderal David Rodriguez, kepala Komando AS Afrika.
Menurut komunitas intelijen AS, sekitar 4.000 sampai 6.000 pejuang IS sekarang di negara itu, jumlah yang telah dua kali lipat dalam 12 sampai 18 bulan terakhir, kata Rodriguez.
Islamic State (IS) dan beberapa kelompok jihad lain telah mengeksploitasi gejolak di Libya sejak penggulingan diktator Muammar Khadafi lima tahun yang lalu, menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka sedang membangun benteng baru di depan pintu Eropa.
Tapi Rodriguez mengatakan itu secara signifikan lebih sulit bagi IS untuk merebut daerah besar Libya dan kemudian mengkonsolidasikannya.
"Itu mungkin tapi sekarang saya tidak khawatir tentang hal itu," katanya, mengutip "kondisi yang berbeda secara signifikan" di Libya.
Di antara alasan itu adalah kenyataannya bahwa IS tidak "memiliki orang lokal yang tahu banyak tentang Libya seperti yang mereka lakukan di Irak dan Suriah," kata Rodriguez.
Dan orang-orang Libya "tidak suka pengaruh eksternal." kata Rogriguez
IS tahun lalu menguasai kampung pesisir Kadhafi Sirte dan telah berjuang untuk memperluas ke daerah lain.
Rodriguez mengatakan bahwa para milisi Libya "tengah memerangi pertumbuhan IS di beberapa daerah di Libya."
"Di timur, di Benghazi dan Derna, mereka telah berjuang kembali melawan Islamic State dan membuatnya lebih sulit bagi mereka untuk beroperasi."
Libya memiliki pemerintah persatuan baru yang didukung PBB, yang dipimpin oleh Fayez al-Sarraj, yang tiba di ibukota hanya sepekan yang lalu.
Sebelumnya negara ini telah memiliki dua pemerintahan saingan sejak pertengahan 2014 ketika aliansi milisi menyerbu Tripoli, mendirikan otoritas sendiri dan memaksa parlemen yang diakui secara internasional untuk melarikan diri ke timur negara itu.
Rodriguez mengatakan bahwa setiap kemungkinan Intervensi internasional terhadap kelompok IS di Libya bisa terjadi namun hal itu "harus didorong oleh kepemimpinan mereka dan apa yang mereka ingin kita lakukan." (st/AFP)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!