Sabtu, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 6 Februari 2016 11:15 wib
4.056 views
Sejak 2015 Twitter Telah Tangguhkan 125.000 Akun yang Mempromosikan Aksi Jihad
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Situs jejaring sosial Amerika, Twitter mengatakan sejak 2015 mereka telah menangguhkan 125.000 karena mengancam atau mempromosikan aksi jihad dimana kebanyakan dari mereka terkait dengan Daulah Islam (IS).
Perusahaan yang berbasis di California itu membuat pengumuman pada hari Kamis (4/2/2016), menambahkan mereka telah meningkatkan perjuangannya melawan ekstremisme kekerasan online.
"Kami mengutuk penggunaan Twitter untuk mempromosikan terorisme kekerasan. Jenis perilaku, atau ancaman kekerasan ini, tidak diizinkan pada layanan kami," klaim pejabat Twitter dalam sebuah pernyataan.
Layanan ini telah meningkatkan ukuran tim yang bertugas meninjau laporan dari kegiatan para jihadis, disamping mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk merespon laporan tersebut, tambahnya.
Ini adalah pertama kalinya bahwa layanan blogging mikro populer itu telah mengungkapkan skala kegiatan jihadis pada layanan mereka.
Tahun lalu, Brookings Institution mengatakan mungkin ada sebanyak 46.000 akun Twitter digunakan oleh simpatisan IS.
Angka baru itu menunjukkan bahwa bisa jadi IS telah meningkatkan kehadirannya di situs jejaring sosial tersebut sejak saat itu, atau Twitter telah lebih efektif dalam mengidentifikasi akun para jihadis tidak hanya dari IS namun juga dari kelompok-kelompok jihad lainnya.
"Kita telah melihat hasil, termasuk peningkatan suspensi akun dan jenis pergeseran kegiatan ini dari Twitter," tambah perusahaan.
Menurut Twitter, Direktur Biro Investigasi federal (FBI) James Foley, pada bulan Juli, memuji perusahaan itu karena membantu dalam mencoba untuk menutup akun-akun terkait jihadis.
Diperkirakan bahwa para mujahidin memposting sekitar 90.000 pesan Twitter sehari, menurut Counter Ekstremisme Project, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di New York.
Berita ini muncul kurang dari sebulan setelah para pejabat keamanan nasional atas AS bertemu dengan para pemimpin teknologi untuk meminta bantuan mereka dalam mengganggu aktivitas online dari kelompok-kelompok jihad dalam hal perekrutan, radikalisasi dan merencanakan serangan.
Presiden Barack Obama mengatakan dalam pidatonya baru-baru ini bahwa ia berencana untuk "mendesak para pemimpin teknologi tinggi dan penegak hukum untuk membuat para mujahid lebih sulit menggunakan teknologi untuk melarikan diri dari hukum."
Kembali pada bulan Desember, Kongres AS memperkenalkan undang-undang yang mengharuskan perusahaan media sosial untuk melaporkan secara online untuk penegakan hukum setiap kegiatan jihadis yang mereka deteksi, seperti perencanaan, perekrutan atau distribusi material-material jihad. (st/ptv)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!