Ahad, 10 Rajab 1446 H / 5 April 2015 19:00 wib
6.331 views
Mantan Presiden Terguling Ali Abdullah Saleh Kabur dari Yaman 'Nebeng' Pesawat Rusia
YAMAN (voa-islam.com) - Menteri Luar Negeri Yaman Riad Yassine mengatakan bahwa mantan Presiden Yaman terguling Ali Abdullah Saleh telah kabur meninggalkan Yaman menumpang pesawat Rusia yang dikirim ke Sana'a untuk mengevakuasi para diplomat Rusia, Arab News melaporkan Ahad (5/4/2015).
Berbicara kepada Asharq Al-Awsat, ia mengatakan pesawat itu tertunda di bandara selama lebih dari 12 jam untuk menaikkan dia di pesawat.
Yassine mengatakan pemerintah Yaman yang sah telah mengirimkan pesan ke Ahmad bin dager, Abu Bakar Al-Qirbi, Yahya Al-Raie dan Aref Al-Zoka meminta sikap mereka mengenai legitimasi Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi.
"Mereka itu orang-orang yang sangat dekat dengan Ali Abdullah Saleh dan kami berharap bahwa mereka akan berdiri tegak sekarang di sisi rakyat," katanya, menambahkan: "Kami mengulurkan tangan kepada mereka dan memberitahu orang-orang bahwa kita memahami keadaan khusus yang mewajibkan mereka untuk bekerja sama dengan Saleh."
Yassine mengkonfirmasi bahwa pasukan koalisi telah meyakinkan Hadi tentang upaya sukses untuk memberikan bantuan militer dengan pesawat ke komite populer di Aden. Dia mengatakan operasi militer membom sekitar 85 persen dari gudang senjata pemberontak Syi'ah Houtsi.
"Saat ini, kami tidak meminta pasukan koalisi untuk maju dengan tank dan persenjataan ke Yaman, tetapi hanya untuk campur tangan untuk membantu komite populer memerangi pemberontak yang memberontak terhadap legitimasi Presiden Hadi," katanya.
Yassine mengatakan pemberontak Syi'ah Houtsi dan Saleh menargetkan semua yang berguna di Yaman, seperti pabrik semen dan pabrik produk susu. "Kedua pabrik milik pedagang Yaman penting yang memiliki hubungan perdagangan yang kuat ke Arab Saudi," katanya, menambahkan bahwa penyelidikan internasional akan segera dilakukan pada dua serangan tersebut.
Sebelumnya media pendukung Syi'ah Houtsi mengembar-gemborkan bahwa serangan di pabrik susu yang menewaskan puluhan orang pekerjanya tersebut dilakukan oleh koalisi Arab Saudi, meski faktanya berbeda.
Mengenai situasi di Aden, dia menegaskan bahwa saat ini situasi di kota pelauhan selatan Yaman itu lebih aman dan damai, dukungan dalam hal rumah sakit lapangan akan tersedia untuk orang-orang. Dukungan ini akan tergantung pada kembalinya pemerintah yang sah.
Yassine mengatakan ketika pemberontak Syi'ah Houtsi sebelumnya menguasai senjata dan amunisi, sebuah delegasi dikirim ke Teheran untuk menandatangani perjanjian, termasuk membuka link udara dan penerbangan antara Teheran dan Sana'a. "Tehran berjanji kepada Houtsi untuk memasok mereka dengan minyak gratis selama satu tahun penuh. Sekitar 1.500 pemberontak Syi'ah Houtsi telah dilatih oleh Garda Revolusi Syi'ah Iran di kota Qom. Namun, sekarang bahwa pasukan koalisi telah menutup semua titik masuk ke negara itu, Iran tidak mampu menawarkan bantuan apapun." katanya. (st/an)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!