Ahad, 14 Jumadil Awwal 1446 H / 20 April 2014 22:43 wib
7.740 views
Muslim Bosnia Menentang Hukuman Mati Anggota Ikhwan Mesir
HERZEGOVINA (voa-islam.com) Lebih dari 200 demonstran berkumpul di ibukota Bosnia untuk memprotes hukuman mati terhadap 528 anggota Ikhwanul Muslimin di Mesir, Minggu, 20/4/2014.
Para demonstran yang terdiri Muslim/Muslimah meneriakkan slogan-slogan pada hari Sabtu, seperti "Ikhwanul Muslimin Saling Bahu-membahu" , "Mursi, kami bersama anda" dan "Perdamaian untuk Ikhwanul Muslimin dan perlawanan".
Mereka mengangkat foto Presiden Mesir Mohammad Mursi dan planflet dengan simbol "Rabia" yang menjadi simbol kebebasan dan perlawanan di Timur Tengah.
Selusin orang penonton berdiri sembari menutup tubuh mereka dengan kain putih yang menurut tradisi Islam yang digunakan untuk membungkus orang yang mati. Beberapa demonstran membawa tali dan platform yang melambangkan tiang gantungan. Sebagian besar demonstran adalah mahasiswa dari Universitas Internasional Sarajevo dan Asosiasi Mesir Unity.
Masalah Internasional
Beberapa pengunjuk rasa mengatakan bahwa tujuan dari protes itu untuk mengirim pesan ke seluruh dunia bahwa hukuman terhadap anggota Ikhwanul Muslimin melanggar hak asasi manusia dan nilai-nilai universal di seluruh dunia. .
"Inii bukan masalah dunia Islam saja, tetapi juga untuk seluruh dunia. Kami menyerukan kepada semua orang untuk mengungkapkan solidaritas mereka kepada rakyat Mesir", kata salah satu pengunjuk rasa, mahasiswa Betul Sarac, yang menyatakan harapan bahwa pemerintah Mesir akan membatalkan hukuman mati.
Mahasiswa Emin Music mengatakan bahwa Mesir telah menjatuhkan hukuman mati dalam pengadilan yang tidak adil. "Bayangkan sebuah sistem yang menghukum mati terhadap 529 orang yang tidak bersalah hanya karena mereka tidak setuju dengan penggulingan Mursi," katanya.
Dokter Mohammed Mahmoud, berasal dari Mesir, tetapi yang saat ini tinggal dan bekerja di Bosnia, juga datang untuk mendukung rekan senegaranya dan mengatakan warga Mesir yang diaspora mendukung legitimasi pemilu yang demokratis.
"Kami tidak akan memilih setiap hari, sehingga satu jenderal bisa datang kepada kami, melakukan kudeta militer, rakyat bangkrut dan melanggar hukum", katanya. Mahmoud juga mengatakan bahwa ia tidak mendukung pemilu di negaranya, karena ia percaya tentara lagi akan melengserkan setiap presiden baru. (afgh/wb/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!