Ahad, 11 Jumadil Awwal 1446 H / 20 Oktober 2013 18:45 wib
5.512 views
Perdana Menteri Hamas Ismail Haniyeh Desak Pemberontakan Rakyat di Tepi Barat
GAZA, PALSETINA (voa-islam.com) - Perdana Menteri Hamas, Ismail Haniyeh, yang berbasis di Gaza pada hari Sabtu (18/10/2013) menyerukan kepada warga Palestina melancarkan "pemberontakan rakyat" di Tepi Barat yang dijajah Israel.
Mendesak pembaruan "perlawanan" intifadhah , Haniyeh memuji "Syuhada heroik" yang bertanggung jawab atas serangkaian serangan terhadap Israel baru-baru ini di Tepi Barat, di mana dua tentara tewas, seorang kolonel angkatan darat dipukuli sampai mati, dan gadis sembilan tahun ditembak dan luka ringan.
Berbicara pada perayaan menandai ulang tahun kedua dari pembebasan tentara Israel yang diculik, Gilad Shalit, dalam pertukaran untuk 1.027 tahanan Palestina, Haniyeh mengatakan kesepakatan tersebut merupakan "prestasi bersejarah" bagi rakyat Palestina tapi memerintahkan bahwa perlu dilakukan lebih banyak penculikan tentara Israel untuk membebaskan "semua tahanan."
Dia juga menyerukan pembicaraan damai yang diperantarai AS antara Israel dan Otoritas Palestina harus dihentikan, sambil menambahkan bahwa tidak akan ada perdamaian dan keamanan selama Masjid Al-Aqsa "dalam bahaya."
Sementara itu Komite Perlawanan Rakyat (PRC) - sebuah koalisi faksi bersenjata Palestina yang berbasis di Gaza - mengatakan bahwa " menangkap tentara Israel adalah cara dan strategi yang efektif untuk membebaskan tahanan Palestina," seraya menggunakan kesepakatan Shalit sebagai "contoh yang dapat diandalkan untuk mematahkan belenggu Israel," situs Qassam.ps yang dijalankan Hamas melaporkan pada hari Sabtu.
PRC menyerukan "strategi nasional" untuk membebaskan para tahanan.
Abu Obeida, juru bicara sayap militer Hamas, menyatakan pada Sabtu bahwa Hamas kini memiliki "kapasitas yang lebih besar" untuk melakukan penculikan.
Ghilad Shalit sendiri diculik di Israel selatan tahun 2006 dalam serangan oleh para pejuang Hamas yang mengakibatkan dua tentara IDF tewas. Dia disandera di Gaza selama lima tahun sebelum akhirnya dibebaskan dengan pertukaran seribu lebih tawanan Palestina yang ditahan oleh Israel. (an/toi)
Foto: Abd Rahim Khatib/Flash90
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!