Kamis, 18 Jumadil Awwal 1446 H / 29 November 2012 07:00 wib
4.113 views
Mujahidin Kuasai Penuh Kota Perbatasan Mali Utara dari Pemberontak Tuareg
BAMAKO, MALI (voa-islam.com) - Kelompok Mujahidin di utara Mali mengatakan mereka telah mengusir para pemberontak sekuler Tuareg keluar dari kota barat laut dan ke padang gurun dan sekarang mengontrol kota-kota utama Mali yang berbatasan Mauritania dan Niger.
Seorang juru bicara untuk kelompok pejuang Islam Ansar Al-Din, Sanda Abou Mohamed, Rabu (28/11/2012) mengumumkan bahwa kelompok itu merebut Lere dari NMLA, sebuah kelompok pemberontak sekuler suku Tuareg. "Beberapa orang telah bergabung dengan kami, yang lain telah meninggalkan kota itu," kata Mohamed.
Mohamed Ag Attaye, juru bicara NMLA, mengatakan setelah dikepung selama lima hari, para pejuang mereka terpukul mundur ke sebuah basis di utara Lere, yang terletak 60 kilometer dari perbatasan dengan Mauritania.
Mali jatuh ke dalam kekacauan pada Maret, setelah kudeta di ibukota Bamako menciptakan kekosongan keamanan. Yang memungkinkan kelompok sekuler suku Tuareg untuk merebut wilayah utara, mengambil setengah wilayah negara itu dan mendeklarasikan negara sekuler baru bagi rakyatnya, yang telah lama merasa terpinggirkan oleh pemerintah Mali.
Beberapa bulan kemudian, MNLA kemudian diusir oleh kelompok-kelompok pejuang Islam yang bersekutu dengan Al-Qaidah, yang sebelumnya berperang bersama mereka menyusul penentangan dari MNLA untuk menerapkan Syariah Islam di wilayah yang mereka kuasai.
Negara-negara Barat khawatir bahwa ketidakstabilan di Mali akan mempengaruhi seluruh wilayah Sahel Afrika dan di luar kawasan tersebut. Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan kelompok pejuang Islam yang berlindung di sana sekarang menghadirkan ancaman bagi Eropa.
Awal bulan ini Mujahidin itu merebut Menaka, benteng terakhir pemberontak sekuler Tuareg di Mali utara.
Di daerah yang berada di bawah kendali mereka, yang sekarang termasuk wilayah yang hampir sama besar dengan Prancis, Mujahidin telah memberlakukan hukum Islam.
Baru-baru ini, Mujahidin menyita rokok senilai 40.000 dolar AS (-+Rp. 360 juta) di sebuah desa 160 kilometer selatan dari Timbuktu. penduduk kota tersebut, Mahamane Toure mengatakan para pejuang membawa selundupan tersebut kembali ke kota, memberikan ceramah tentang bagaimana rokok dilarang dalam Islam dan membakar 200 karton rokok yang mereka sita tersebut. (by/wp)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!