Wakil Presiden Irak Bantah Terlibat Terorisme

BAGHDAD, IRAK (voa-islam.com) - Krisis politik yang telah meletus di Irak semakin melebar pada Selasa setelah wakil presiden yang berasal dari Muslim Sunni membantah keras tuduhan terorisme yang dilontarkan terhadap dirinya, menyatakan bahwa tiga dari pengawalnya yang ditangkap hari Senin (19/12/2011) memberikan pengakuan palsu setelah interogasi oleh pasukan keamanan yang dikendalikan Syiah.

Tiga mantan pengawal Hashimi yang ditunjukkan di televisi nasional mengaku telah berpartisipasi dalam pembunuhan dan pemboman yang menargetkan pejabat tingkat menengah. Salah satu pria mengatakan bahwa setidaknya enam orang tewas, dan ketiganya mengatakan Hashimi tahu apa yang mereka telah lakukan.

Salah satu orang menuduh bahwa wakil presiden secara pribadi menyerahkan amplop putih berisi $ 3.000 setelah mereka menyelesaikan misi mereka.

Tariq al-Hashimi mengatakan dia siap untuk diadili, tetapi hanya di wilayah semiotonomi Kurdistan, wilayah dimana ia saat ini berada. Pernyataannya tersebut mengangkat kemungkinan Kurdi diseret ke dalam pertempuran politik yang telah pecah antara faksi-faksi Syiah dan Sunni dari pemerintah pusat negara itu.

"Saya menyarankan, menjamin keadilan, untuk menyerahkan kasus tersebut kepada otoritas yudisial wilayah Kurdistan," kata Hashimi.

Sambutannya, dilakukan secara nasional di televisi, datang di hari yang sama presiden wilayah Kurdi, Massoud Barzani, merilis sebuah pernyataan yang menyerukan konferensi mendesak "untuk menghindari runtuhnya proses politik."

"Kita semua harus bekerja sama untuk memberikan keamanan dan stabilitas dan menghindari kekosongan keamanan setelah penarikan pasukan Amerika," kata Barzani. "Kita juga seharusnya tidak meremehkan atau mentolerir terorisme. Tapi pada saat yang sama, bagaimanapun, pasukan keamanan tidak boleh digunakan untuk tujuan politik. "

Hashimi menyediakan catatannya tentang tuduhan tersebut pada Selasa, mengatakan tuduhan-tuduhan tersebut palsu dan pekerjaan dari Maliki.

..Bagaimana mungkin penyelidikan kejahatan yang rumit dan lama akan selesai dalam waktu 48 jam?..

"Semua orang sekarang merasa mereka akan ditargetkan cepat atau lambat," kata Hashimi.

Hashimi juga mengatakan bahwa Presiden Obama baru-baru mengecat gambar Irak terlalu kemerahan.

"Entah presiden AS disesatkan atau dia sedang melompat diatas realitas," kata Hashimi. "demokrasi apa yang sedang kau bicarakan, Bapak Presiden, ketika rumah saya dikelilingi oleh tank-tank?"

Hashimi mengatakan telah ada hukuman terburu-buru atas dirinya.

"Bagaimana mungkin penyelidikan kejahatan yang rumit dan lama akan selesai dalam waktu 48 jam?" Tanyanya. "Tuduhan itu siap bahkan sebelum penangkapan dari beberapa penjaga saya."

Krisis mendalam

Hari Senin, pemerintah Irak yang saat ini di dominasi oleh kaum Syiah, melalui Kementrian Dalam Negeri mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Wakil Presiden Tareq al-Hashemi, seorang Muslim Sunni atas tuduhan keterkaitannya dalam aksi terorisme.  Sebuah keputusan yang sepertinya bisa menjadi bahan bakar ketegangan sektarian antara Muslim Sunni dan kelompok Syiah setelah penarikan pasukan AS di Irak.

Gerakan beresiko tersebut mengungkap rapuhnya kesepakatan pembagian kekuasaan Irak antara blok Syiah, Sunni dan Kurdi yang telah berjuang untuk mengatasi ketegangan hanya beberapa tahun setelah pembantaian sektarian di negara tersebut yang menuju ke tepi perang saudara.

Pertarungan politik antara kaum Syiah dibawah Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan Muslim Sunni saingannya di negara itu dalam kesepakatan pembagian kekuasaan yang mudah pecah telah intensif selama penarikan pasukan AS hampir sembilan tahun terakhir setelah invasi.

..Pertarungan politik antara kaum Syiah dibawah Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan Muslim Sunni saingannya di negara itu dalam kesepakatan pembagian kekuasaan yang mudah pecah telah intensif selama penarikan pasukan AS..

Saat ini banyak Muslim Sunni, yang berkuasa di era pemerintahan Saddam, merasa disisihkan oleh bangkitnya Syiah setelah invasi. Sudah beberapa daerah yang didominasi Sunni di Irak sedang mencari otonomi yang lebih dari pemerintah pusat, mengolok terhadap apa yang mereka lihat sebagai taktik semakin otoriter yang diambil oleh Nuri al-Maliki.

Saleh al-Mutlak, seorang wakil perdana menteri yang juga berasal dari Muslim Sunni, menyebut Maliki sebagai seorang "diktator" pada Selasa, mengulangi ucapan dia sebelumnya kepada CNN.

Dalam sebuah wawancara, Mutlak mengatakan bahwa Maliki sedang mencoba untuk melemahkan lawan para politik sampai titik rakyat Irak akan memilih dia  kembali untuk keluar dari rasa takut, karena menganggap hanya dia politisi Irak yang dapat melindungi negara mereka dari ancaman asing.

Mutlak mengatakan perdana menteri telah mengambil alih keamanan, pertahanan dan intelijen. "Semuanya dikendalikan oleh Maliki," katanya.

Hashemi dan Mutlaq keduanya pemimpin blok Iraqiya, sebuah kelompok sekuler yang didukung oleh minoritas Sunni, yang bergabung dengan pemerintah persatuan Syiah Maliki dan baru-baru ini memboikot sesi parlemen setelah mengeluh jadi terpinggirkan.

Kekerasan telah surut tajam sejak puncak serangan pada 2006-07 ketika bom bunuh diri dan serangan berkelompok merenggut ribuan korban dalam pembunuhan balas dendam antara Muslim Sunni dan kaum Syiah.

Namun ketegangan sektarian dekat ke permukaan dan masih mewarnai banyak aspek kehidupan politik Irak.

Penyelesaian penarikan AS pada Ahad meninggalkan banyak orang Irak takut bahwa kesepakatan damai yang goyah antara mayoritas Syiah  dan minoritas Muslim Sunni bisa runtuh dan menyalakan kembali kekerasan sektarian. (up/wp)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Ribuan Wanita Mesir Berdemo Mengutuk Perlakuan Kejam Militer
• Tiga orang Kembali Tewas dalam Bentrokan di Mesir
• Seorang Pejabat Kemanan Senior Rusia Tewas Dibunuh di Dagestan
• Israel Akan Bangun 1028 Rumah di Wilayah Palestina yang Dijajah
• Tahap Akhir Pertukaran Shalit, Israel Bebaskan 550 Tahanan Palestina
• Israel dan AS Bertekad Hentikan Program Senjata Nuklir Iran
• Ribuan Warga Israel Turun ke Jalan Protes RUU Masjid
• Demonstran Yaman Tolak Amnesti bagi Saleh