Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
232 views

Pendidikan Ala Finlandia yang Gagal Total

 

Oleh: Aily Natasya

Di mana-mana sedang dibicarakan dan keluhan soal banyak anak SMP yang belum lancar membaca. Bahkan baru-baru ini, video wawancara di jalan yang menanyakan soal Geografi pada anak SMA. Mereka diminta untuk menyebutkan negara-negara di Eropa, dan jawabannya adalah Garut. Jawaban tersebut bukanlah sebuah bercandaan asal bunyi, namun itu realita kualitas isi kepala anak-anak sekolah di zaman sekarang.

Seorang influencer membuat suatu wawancara dari 17 anak SMP negeri di Jakarta yang meminta anak-anak tersebut menyebutkan tiga kebutuhan primer (dasar) manusia, dan hanya 3 sampai 4 anak yang bisa menjawab. Padahal soal tersebut merupakan soal yang mendasar, yang tidak membutuhkan bakat khusus. Dan ketika mereka ditanya tentang apakah mereka tidak berusaha untuk belajar di rumah atau mencari tahu soal itu ketika di luar sekolah, mereka menjawab bahwa mereka bahkan tidak (giat) belajar saat di sekolah. Miris? Namun, bagi mereka, itu bukanlah hal paling buruk, karena teman-teman mereka ada yang lebih parah karena tidak bisa membaca, namun tetap aman dan bisa naik kelas.

Kurikulum merdeka yang menghapus ujian nasional, lalu sistem rangking juga dihapuskan, lalu sistem zonasi, merupakan upaya-upaya dari kementerian pendidikan agar sistem pendidikan kita bisa setara dengan konsep yang diterapkan dalam sistem pendidikan di Finlandia. Mereka tidak ada ujian nasional dan rangking, sepenuhnya percaya dengan bakat dan minat anak-anak dalam belajar. Namun, mengapa bisa Finlandia berhasil (bahkan menjadi negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia), sedangkan kita tidak berhasil? Mengapa anak-anak kita tidak maju seperti anak-anak di Finlandia, namun malah jauh mundur ke belakang kualitasnya?

Tentu saja sistem pendidikan di Finlandia sangat bagus. Patut dicontoh oleh negara mana pun yang berusaha untuk memajukan pendidikan bagi masyarakatnya. Namun kita lupa bahwa meniru konsepnya saja tidak cukup jika persiapannya tidak matang. Kita berusaha meniru cara Finlandia, tapi kita lupa soal menyempurnakan fasilitas dan persiapannya. Seperti contoh, kesejahteraan ekonomi keluarga di Indonesia apakah sudah sama? Pola asuh dan pola pikir orang  tua dalam mendidik anak, apakah sudah sama? Fasilitas kesehatannya, apakah sudah sama? Fasilitas sekolahnya? Gaji gurunya?  

Analoginya seperti kita hendak menanam singkong karena melihat tetangga kita menanam singkong, dan kita ingin menirunya namun sayangnya tanah kita adalah tanah yang berlumpur, dan terlalu basah, sehingga membuat akar singkong membusuk dan tidak dapat tumbuh dengan baik. Jika kita paksakan singkong tersebut ditanam di tanah berlumpur, tanpa mengubah media tanamnya, maka kita hanya akan memanen singkong-singkong yang gagal. Kecuali, kita berusaha membuat tanah berlumpur tersebut agar bisa mengalirkan air dengan baik dan memastikan tanah tersebut cukup gembur, maka akar singkong dapat tumbuh dengan baik.

Begitu pun dengan sistem pendidikan yang hendak kita tiru tersebut. Kita mungkin bukan Finlandia, namun kita bisa menjadi Finlandia, asalkan kebutuhan-kebutuhan dasarnya dipersiapkan dengan baik dan matang. Bukan hanya modal menerapkan program, tapi dasar-dasarnya tidak diperbaiki. Perbaiki fasilitas di sekolahnya, naikkan gaji guru (ini yang paling penting), lalu kualitas guru, lalu yang lainnya akan mengikuti. Karena dari dulu hingga sekarang, entah mengapa isu gaji guru ini belum juga tuntas. Masih saja di bawah rata-rata bahkan jauh dari kata layak terutama guru honorer dan swasta pinggiran.

Profesi guru itu mulia, namun gajinya seakan-akan mencemooh mereka. Ya, bagaimana tidak? Gaji penjaga es teh di pinggir jalan bahkan jauh lebih banyak daripada guru. Padahal, tugas dan tanggung jawabnya jauh lebih besar dan berat seorang guru. Na’udzubillah.

Sistem pendidikan selama sepuluh tahun (era kepemimpinan Jokowi) semakin hari semakin buruk, padahal sistemnya sudah berkali-kali diubah, namun tidak ada peningkatan sama sekali. Entah apa yang dipikirkan oleh pemerintah kita. Yang jelas, semua seolah-olah mainan bagi mereka, tidak ada yang serius dalam menangani hal yang seharusnya ditangani paling serius ini. Jadi tak heran, adopsi sistem ala pendidikan Finlandia menemui jalan buntu saat diterapkan di negeri ini. Wallahua’lam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Analysis lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X