Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
4.993 views

Al-Qur'an Dan Khilafahphobia Barat

Oleh: Yuyun P. Anwar

Ramadhan -yang kini telah berakhir-, merupakan bulan al-Qur'an. Di dalamnya Allah Swt menurunkan al-Qur'an sebagai petunjuk hidup manusia. Apabila umat Islam berpegang teguh kepadanya, umat Islam akan menjadi umat yang kuat. Sebagaimana ungkapan kedua pembesar Eropa kala itu.

Suatu saat setelah menaklukkan Mesir, Napoleon Bonaparte pernah menyatakan "Selama Alquran ini berkuasa di tengah-tengah kaum muslimin, dan mereka hidup di bawah naungan ajaran-ajarannya yang sangat istimewa, maka kaum muslimin tidak akan tunduk kepada kita, kecuali kita pisahkan mereka dari Alquran.”

Hal senada juga pernah diungkap oleh Mentri Luar Negri Inggris, Lord Curzon setelah penarikan tentara Inggris dari Turki. Di hadapan anggota senat Inggris, Curzon menyatakan “Situasinya sekarang adalah Turki telah mati dan tidak akan pernah bangkit lagi, karena kita telah menghancurkan kekuatan moralnya, khilafah dan Islam.”

Apa yang menjadi kekhawatiran Barat adalah kebangkitan umat Islam manakala seluruh isi Al-Qur'an diterapkan sebagai sistem hidup dalam bingkai Khilafah Islamiyyah. Barat menyadari betul rahasia lahir dan eksis-nya peradaban Islam -yang sempat menenggelamkan peradaban Barat- adalah Islam itu sendiri yang termuat dalam Al-Qur'an.

Yaitu, ketika umat Islam benar-benar menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman dalam berbagai aspek kehidupan dengan menformalisasi seluruh Syari’at Islam di dalamnya. Yaitu ketika umat Islam mengambil hukum al-Qur’an secara kaffah (menyeluruh) tanpa memisahkan sisi aqidah, syari’ah hingga siyasah dalam al-Qur’an.

Maka saat itulah selama 1300 tahun (632-1924 M), Islam sukses membangun peradabannya, menyatukan seluruh bangsa-bangsa di dunia meski berbeda warna kulit, bahasa dan tradisi. Islam berhasil menyatukan mereka dan mengangkat derajat kehidupan mereka dengan ketinggian pemikiran yang bersumber dari al-Qur'an.

Peradaban Islam selama lebih dari 1300 tahun mampu menjadi mercusuar dunia. Memimpin masyarakat dunia dalam hal ketinggian bahasa, pemikiran, kesopanan akhlak, kemajuan teknologi, dan kehidupan layak sebagai manusia. Bak bunga yang mekar dengan mahkota berwarna indah serta menebar keharuman semerbak, peradaban Islam mampu menjadi magnet manusia dari berbagai bangsa manapun -termasuk Eropa- untuk menikmati kebaikan darinya.

Sebaliknya, peradaban Barat kala itu sangat tidak memiliki kecukupan memadai untuk menandingi Islam sebagai sebuah peradaban. Bahkan Barat ‘bukan siapa-siapa’ di saat Islam tumbuh dan menjadi kokoh memimpin dunia.

Peradaban Barat tenggelam tak memilki nama ditengah puncak kedigdayaan Islam. Barat baru ‘ada’ ketika menemukan Sekulerisme sebagai aqidahnya di abad 15 M. Ditandai dengan renaissance sebagai lambang pembebasan masyarakat Eropa dari kungkungan Kristen.

Sejak saat itu, Eropa mengalami kemajuan dan berambisi mendominasi dunia dengan ideologi Kapitalisme-nya setelah terlepas dari doktrin gereja selama puluhan tahun (mengalami dark age). Kapitalisme memiliki dan mengemban nilai-nilai liberal yang bertentangan dengan Islam. Menghalalkan apa yang diharamkan Islam dan mengharamkan apa yang dihalalkan Islam.

Kapitalisme menebar teror dimana-mana dan menancapkan hegemoninya melalui imperialisme (penjajahan). Lahirlah apa yang disebut oleh Samuel Huntington sebagai The Clash of Civilitation. Yaitu benturan peradaban Islam dengan peradaban Barat dimana Barat tidak menginginkan kembalinya kebangkitan Islam sebagai negara adidaya setelah berhasil dilumpuhkan tahun 1924 melalui agen Inggris, Musthofa Kamal.

Dengan berbagai macam cara Barat akan berupaya menjauhkan Islam dan al-Qur'an dari umat Islam. Sehingga kaum muslimin tidak lagi memahami apa saja ajaran Islam, prinsip-prinsip aqidahnya, Syari'at hidupnya hingga sistem politik -Khilafah Islamiyyah- yang akan bertanggungjawab atas penerapan hukum Islam secara kaffah. Karena Barat menyadari sepenuhnya bahwa al-Qur'an merupakan sumber kekuatan bagi umat Islam.

 

Al-Qur'an: Sumber Kekuatan Umat Islam

Apa yang diakui oleh kedua pembesar Eropa di atas merupakan kenyataan tak terbantahkan tentang Al-Qur'an. Al-Qur'an bagi umat Islam memiliki kedudukan agung sebagai kalamullah. Bukan hanya memberikan pelajaran dari kehidupan umat terdahulu namun juga mengungkap tabir kehidupan saat ini dan menunjukkan kehidupan masa depan (akhirat).

Bukan hanya berisi sanksi (huddud) namun juga hukum-hukum. Bukan saja menjelaskan ketentuan-ketentuan yang menjadi pedoman bagi kehidupan manusia namun juga solusi atas setiap problem hidup manusia.

Sebagai sebuah karya, al-Qur'an merupakan karya teragung yang tak ada bandingannya dengan karya terfenomenal apapun di dunia. Ketinggian gaya bahasa, keunikan cara pengungkapannya, hingga diksi yang bercita rasa tinggi tak akan mampu dicapai oleh akal manusia. Tak akan ada dari kalangan yang membencinya atau memusuhinya, kecuali berakhir dengan pengakuan akan kebenaran isinya.

Al-Qur'an bukanlah sembarang kitab dan tidak bisa disejajarkan dengan kitab umat manapun di dunia. Syaikh Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah dalam Min Muqowimat Nafsiyyah Islamiyyah menjelaskan tentang Al-Qur'an. Al-Qur'an adalah firman (kalam) Allah SWT. Al-Qur’an diturunkan kepada Rasulullah Saw., melalui wahyu yang dibawa oleh malaikat Jibril, baik lafadz maupun maknanya; membacanya merupakan ibadah, sekaligus sebagai mukjizat yang sampai kepada kita secara mutawatir.

Sebagai kalam Allah tentu al-Qur'an berbeda jauh dengan perkataan manusia. Tidak ada kebohongan, janji palsu, bahkan berita/informasi remeh yang diungkap. Keseluruhannya penuh makna mendalam, berbobot, hanya berisi kebenaran dan tidak ada sedikitpun kontradiksi satu ayat dengan ayat lainnya di bagian surat manapun.  Sebagaimana firman-Nya:

"Sesungguhnya Al-Quran itu adalah sebuah kitab yang mulia dan tidak akan didatangi oleh kebatilan, baik dari depan maupun dari belakang (pada masa lalu dan yang akan datang)..." [QS Fushshilat/41: 41-42]

Tidakkah mereka merenungkan Al-Quran? Seandainya ia datang dari sisi selain Allah, tentu mereka menemukan banyak pertentangan di dalamnya." [QS an-Nisa' /4: 82]

Sungguh hanya dalam Al-Qur'an, kita -sebagai manusia- akan mendapatkan garansi kebenaran 100% dan keselamatan hidup dunia-akhirat, langsung dari Rabb hakiki. Tak ada yang perlu diragukan karena tak ada keraguan sedikitpun di dalamnya. Tak ada yang bisa diragukan barang sekecil apapun. Maka secara pasti, anugerah terbesar kita saat ini adalah berada di bulan Ramadhan sebagai muslim dengan memiliki pedoman hidup yaitu Al-Qur'an. Allah Swt berfirman:

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur-an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)…” [al-Baqarah/2: 185]

Syaikh Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah di dalam Taysîr fî Ushûl at-Tafsîr menjelaskan: “Hudâ li an-nâs” bermakna: menunjuki mereka pada kebenaran dan jalan yang lurus. “Wa bayyinâti min al-hudâ” bermakna: sebagai bukti-bukti yang qath’i dan mukjizat bahwa al-Quran merupakan petunjuk yang telah diturunkan oleh Allah SWT.

Adapun “wa al-furqân” bermakna: yang membedakan antara kebenaran dan kebatilan, antara yang baik dan yang buruk dan antara amal-amal salih dan amal amal buruk.

Sebagai petunjuk bagi manusia untuk menjalani kehidupan, al-Quran memberikan penjelasan atas segala sesuatu. Allah SWT menegaskan yang artinya:

"Kami telah menurunkan kepada kamu al-Kitab (al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu, juga sebagai petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi kaum Muslim" (TQS an-Nahl [16]: 89).

Imam al-Baghawi di dalam tafsir Ma’âlim at-Tanzîl menjelaskan, “Al-Quran merupakan penjelasan atas segala sesuatu yang diperlukan berupa perintah dan larangan, halal dan haram serta hudud dan hukum-hukum.”

Dengan mengutip Ibn Mas’ud ra., Imam Ibnu Katsir di dalam Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhim juga menjelaskan, “Sesungguhnya al-Quran meliputi segala pengetahuan yang bermanfaat berupa berita tentang apa saja yang telah lalu: pengetahuan tentang apa saja yang akan datang: juga hukum tentang semua yang halal dan yang haram serta apa yang diperlukan oleh manusia dalam perkara dunia, agama, kehiduan dan akhirat mereka.”

 

Khilafah Bagian dari Syari'at Al-Qur'an

Al-Qur'an akan menjadi petunjuk bagi manusia manakala diperhatikan, dijadikan rujukan dan diambil seluruh ketentuan-ketentuannya. Artinya Al-Qur'an benar-benar dijadikan pedoman ketika menjalani kehidupan dan memecahkan persoalan. Sebagai pedoman hidup, Al-Qur'an menyediakan aturan-aturan hidup yang lengkap. Mulai dari individu hingga negara.

Mulai dari kewajiabn berpuasa hingga kewajiban ber-Khilafah. Dan untuk bisa menerapkan seluruh isi Al-Qur'an -berupa hukum, hudud, ide dan pemikiran- membutuhkan Khilafah. Sebuah model pemerintahan yang ditetapkan oleh Al-Qur'an.

Al-Qur'an menyatakan: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah. Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS al-Baqaroh [2]: 30).

Al-Imam Al-Qurthubi ketika menafsirkan ayat di atas, dalam kitab tafsirnya Al Jami’ li Ahkamil Qur’an menegaskan bahwa menegakkan khilafah itu wajib, bahkan ia mengecam orang yang menyelisihinya.

“Ayat ini adalah pangkal dalam mengangkat imam dan khalifah yang didengar dan ditaati, untuk menyatukan kalimat (Islam) dan menerapkan hukum-hukum khalifah (syariat). Dan tidak ada khilaf (perbedaan) terkait kewajiban itu diantara umat dan tidak pula diantara para imam. Kecuali riwayat dari al-‘Asham dimana dia telah tuli dari syariat.

Begitu pula setiap orang yang berkata seperti perkataannya dan mengikuti pendapat dan madzhabnya. ‘Asham berkata:

“Sesungguhnya khalifah itu tidak wajib dalam agama, tetapi hanya boleh. Dan bahwa umat ketika telah menegakkan haji dan jihadnya, berbuat adil diantara mereka, menyerahkan haq dari diri mereka, membagikan harta ghanimah, fai dan shadaqoh kepada yang berhak, dan menegakkan sejumlah had terhadap orang yang harus dihad, maka hal itu telah mencukupi mereka, dan mereka tidak wajib mengangkat imam yang mengatur semua itu.”

Khilafah adalah bagian dari ajaran Islam sebagaimana shalat, puasa, zakat, haji, dan lainnya. Apalagi menegakkan Khilafah adalah wajib menurut syariah Islam. Bahkan Khilafah merupakan “ tâj al-furûd (mahkota kewajiban)”. Pasalnya, tanpa Khilafah—sebagaimana saat ini—sebagian besar syariah Islam di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, pemerintahan, politik, politik luar negeri, hukum/peradilan, dsb terabaikan.

Telah banyak pengakuan jujur dan objektif dari sejarawan-ilmuwan Barat tentang kebaikan dan keadilan Khilafah di masa lalu. Sebagaimana pengakuan sejarawan Barat, T.W Arnold, dalam bukunya “The Preaching of Islam” menuliskan tentang perlakuan baik yang diterima warga non-muslim yang hidup di bawah pemerintahan Khilafah Ustmaniyah.

Perlakuan terhadap warga kristen oleh pemerintahan Ottoman-selama kurang lebih dua abad setelah penaklukan Yunani-telah memberikan contoh toleransi keyakinan yang sebelumnya tidak dikenal di daratan Eropa.

Bahkan pandangan dan keyakinan Barat tentang Khilafah, tidak berubah hingga hari ini. Salah satunya tampak dalam prediksi NIC (National Inteligent Counsil), yang merupakan Dewan Intelijen Nasional Amerika Serikat, pada Desember 2004 telah merilis laporan dalam bentuk dokumen yang berjudul Mapping The Global Future.

Dokumen ini berisikan prediksi tentang masa depan dunia tahun 2020. Salah satunya adalah kebangkitan kembali Khilafah Islam, yakni Pemerintahan Global Islam yang akan mampu melawan dan menjadi tantangan nilai-nilai Barat.

 

Khatimah

Sebagai umat Muhammad yang lebih dulu memahami ajaran-ajaran Islam, mustinya kita lebih awal menyadari kekuatan al-Qur'an sebagai pedoman hidup. Patut kiranya kita jadikan bulan Ramadhan ini sebagai momentum bangkit dengan kembali pada Al-Qur'an sepenuhnya. Mengimplementasikan seluruh isi-nya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Serta memperjuangkan tegaknya hukum-hukum al-Qur'an dalam naungan Khilafah Islamiyyah. Wallahu a'lam bish-showab. [syahid/voa-islam.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Analysis lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X