Jum'at, 19 Jumadil Akhir 1446 H / 22 April 2016 17:20 wib
16.326 views
Jakarta Banjir, Ahok Salahkan (Lagi) Pompa dan Air Laut
JAKARTA (voa-islam.com) - Lagi-lagi kebanjiran, itulah ucapan sebagian warga Jakarta ketika mendapati rumahnya tenggelam dilanda banjir.
Menanggapi hal ini, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, banjir memang pasti terjadi jika hujan turun bertepatan dengan air laut pasang.
Menurutnya, mengapa genangan dan banjir masih terjadi, yakni karena belum siapnya tanggul setinggi 3,8 meter di Pantai Utara Jakarta.
“Saya udah bilang kan, kalau hujan, bertepatan dengan air laut pasang, Jakarta tergenang. Makanya kita lagi mau nyiapkan tanggul yang tinggi,” kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (21/4/2016). Ahok juga berkilah, tata kelola aliran air dengan sistem pompa belum berjalan maksimal.
Ahok hendak membereskan masalah pompa di musim penghujan ini, dampaknya kembali pada bertambahnya genangan di beberapa titik di Jakarta. “Begitu air laut pasang, air hujan juga turun, pompa kami kalau dia udah rembes, pompa kami enggak bisa mompa lagi, nutup. Kita mesti rapiin pompa, kalau rapiin pompa, ya Gunung Sahari semua meluap,” imbuh dia.
Namun, Ahok memastikan bahwa warga yang tinggal di sepanjang aliran sungai, pasti terdampak banjir. Relokasi warga dari bantaran sungai untuk normalisasi menunggu unit rumah susun siap terlebih dahulu. “Kalau yang Jakarta Selatan, beberapa tempat atau (Jakarta) Timur, pasti tenggelem karena tinggal di daerah aliran sungai. Kayak Krukut kenapa meluap? Karena Krukut itu wilayah normalisasi,” jelas Ahok.
Ahok mengatakan, Rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur akan siap untuk merelokasi warga di bantaran sungai yang kemudian akan dilakukan proyek normalisasi. “Penangannnya ya mesti pindahin orang dari sungai, karena lebar sungai kan (normalnya) 60 meter tinggal 15 sampai 5 meter. Mau enggak mau kita mesti lebarin, makanya kita mau pindahin. Kapan? Tunggu Rusun jadi. Mei ada jadi lagi ada beberapa ratus unit. Mei kalau enggak salah Rawa Bebek,” tutup dia.
Salahkan Pompa, Kurang Dana?
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyalahkan tidak maksimalnya pompa air menjadi penyebab banjir di wilayah Jakarta Utara.
Ahok berkilah bahwa ia menerima laporan pompa dimatikan.
Pria yang akrab disapa Ahok tersebut mengatakan hari ini mengadakan rapat dengan pihak terkait untuk mengatasi banjir. Ia mengaku heran lantaran ketika berkunjung ke wilayah Pademangan, terdapat genangan air. Tak hanya itu, ia menerima laporan wilayah Gunung Sahari pun banjir.
"Makanya aku pikir ini ada yang salah. Terus aku tanya sama Walikota, Walikota bilang air masuk, aku pikir air enggak mungkin masuk karena pengalaman kita di DKI, air pasang di DKI tertinggi itu 2,6 meter tahun lalu," ujarnya kepada wartawan di Balai Kota, Jumat (22/4)..
Lebih lanjut, menurutnya ketinggian air melampaui batas diakibatkan matinya pompa. Ia menyebut alasan dimatikannya pompa karena air laut sudah mengalir. Namun ia belum mengetahui pasti apakah pompa sengaja dimatikan atau memang rusak.
"Kenapa mati? Katanya pompanya rusak. Oke kalo itu beda. Kalau kamu bilang pompa rusak sama dimatikan itu beda lho. Ya udah enggak apa. Saya kumpulkan mereka, saya tanya lagi, jalan berapa unit? Dua. Satu rusak, jadi enggak apa. Kalau jalan full, jadi semua pompa dirancang kayak jaman belanda. Itu ada daerah tangkapannya berapa luas. Jadi Pademangan kalau pompa Ancol bekerja baik, Pademangan enggak mungkin banjir. Enggak ada cerita banjir Pademangan," ujarnya.
Apa langkah Ahok atasi banjir?
Dari laman Kompas dikutip, Ahok sudah menyusun rencana khusus yang dijabarkan dalam bentuk langkah maupun cara cegah banjir Jakarta terulang kembali.
Berikut langkah yang dipegang Ahok agar wilayah Jakarta tetap terbebas dari rendaman banjir:
1. Underpass atau jalan kolong harus dijaga Jalanan
Jakarta yang saling melintang dibangun berdasarkan konsep underpass dan flyover, atau jalan kolong maupun jalan melayang. Tak bisa dimungkiri bahwa genangan banjir di Ibukota Jakarta berawal dari underpass. Bahkan bulan Desember tahun 2015 lalu, hujan dengan intensitas deras yang mengguyur Jakarta langsung menimbulkan genangan air hingga terjadi banjir di underpass Dukuh Atas dan Semanggi. Kedalaman air yang menggenang di underpass bahkan mencapai hampir semeter. Genangan air inilah yang nantinya akan memicu banjir lebih buruk lagi. Makanya Ahok menerapkan cara pertama yakni menjaga pompa-pompa air di underpass tetap terjaga. Jangan sampai tersumbat atau malah rusak.
2. Menjaga volume sampah Jakarta
Cara kedua yang di pegang Ahok adalah menjaga agar di musim hujan yang semakin deras ini volume sampah Jakarta tetap terkontrol. Paling tidak jangan ada sampah yang menggenang di aliran sungai apalagi sampah yang menyumbat saluran air. Bukti nyata menunjukkan, banjir di Jakarta selalu terulang karena buruknya kedisiplinan masyarakat Jakarta ketika membuang sampah
3. Mengontrol sungai Ciliwung
Sungai Ciliwung bisa dibilang adalah penyumbang terbesar dari volume air yang meluap menjadi banjir besar di Jakarta. bahkan di awal tahun baru 2016 ini, Minggu (3/1/2016) sebagian warga Kampung Pulo kembali terendam banjir. Banjir melanda pemukiman padat penduduk tersebut sejak pukul 02.00 WIB. Air yang diyakini rembesan dari proyek pembangunan sheetpile (turap) tersebut masuk ke rumah warga. Ahok mengaku akan terus memantau pergerakan air di sungai Ciliwung dan melakukan upaya paling efektif mencegah Ciliwung meluap.
Tapi apa buktinya? Apakah kurang dana atau kurang niat benahi Jakarta, ada saja yang disalahkan. There's no bad soldier, there's only bad commander. [adivammar/okzrep/voa-islam..com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!