Sabtu, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 16 Agutus 2014 16:30 wib
9.743 views
Refleksi untuk Aksi Kemerdekaan Islami (2)
Shahabat Voa Islam rohimakumulloh, mari kita lanjutkan...
Realitas Ummat Islam
Namun sebagaimana penyimpangan yang telah menimpa terhadap ummat sebelumnya dari kalangan Yahudi dan Nasrani, ummat Islam juga tertimpa penyakit yang sama kecuali yang dirahmati Alloh Subhanahu wa Ta’ala yakni wujudnya perpecahan dikalangan mereka.
Hal ini telah dinubuwwatkan oleh Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:
"Kalian pasti akan mengikuti tradisi umat-umat terdahulu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Hingga sekalipun mereka masuk lubang biawak, kalian pasti mengikutinya." Kami bertanya : 'Wahai Rasulullah, apakah mereka itu kaum Yahudi dan Nashrani ? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab : 'Siapa lagi kalau bukan mereka!" [Hadits Riwayat AL-Bukhari (Fathul Bari, 8/300) dan Muslim hadits no. 2669]
Dan sabdanya pula:
" Umat Yahudi telah terpecah-belah menjadi tujuh puluh satu golongan. Dan umat Nasrani telah terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan. Sementara umat ini (Islam) akan terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan (hingga lebih banyak perpecahannya dari kaum Yahudi dan Nasrani)" (Hadits Riwayat Imam Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Hakim, Ibnu Hibban, Abu Ya'la Al-Maushili, Ibnu Abi Ashim, Ibnu Baththah, Al-Ajurri, Ad-Darimi, Al-Lalikai dan lain-lain).
Perpecahan yang sedemikian parah ini menyebabkan tidak tertunaikannya visi dan misi utama ummat Islam secara benar dan utuh. Dimana dengan sendirinya juga mengancam nasib kemanusiaan secara umum, disamping membahayakan posisi kaum muslimin itu sendiri. Ummat Islam akan jadi bulan-bulanan kaum kuffar dan sulit mempertanggungjawabkan kewajiban mereka di hadapan mahkamah Alloh kelak di Yaumil Akhir. Wallohul Musta’an!
Pada puncaknya, kebanyakan kaum muslimin justru tidak lagi mengenali ajaran agamanya bahkan merasa asing dengan Diinul Islam yang dianutnya. Sebagaimana Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya :
بدأ الإسلام غريبا و سيعود غريبا كما بدأ فطوبى للغرباء
“Islam bermula asing dan akan kembali asing sebagaimana mulanya, beruntunglah orang-orang yang asing itu". (HR. Muslim, Kitab Al Iman : 1/130, Nomor 232)
PBB sebagai Parlemen Iblis
Menurut Muhammad Iqbal, didalam karya tulis bebasnya yang berjudul "Parlemen Iblis" beliau menggambarkan jalannya sidang parlemen Iblis yang anggota-anggotanya terdiri dari setan-setan. Dalam tulisan itu beliau menceritakan sebagai berikut:
Pada suatu hari setan-setan, pembantu iblis dan para penduduknya berkumpul di dalam parlemen. mereka berdiskusi tentang jalannya kehidupan dunia serta bahaya-bahaya bencana yang akan datang, yang akan merusak tata hidup keiblisan dan kesetanan. Mereka bertukar pikiran mengenai ancaman yang akan mengepung mereka dari segala jurusan.
Salah satu di antara setan-setan itu ada yang menyebut-nyebut bahaya sistem republik yang harus diperhitungkan masak-masak. Setan yang lain menyahut: "Hai janganlah soal republik kau anggap besar dan menakutkan. Itu hanyalah selimut yang menutupi sistem kerajaan. Kamilah yang menutupi sistem kerajaan dengan baju republik, karena kami melihat manusia sudah menyadari bahwa dengan sistem republik itu mereka mempunyai harga diri."
"Kami mengkhawatirkan akan terjadinya pemberontakan sistem republik, sebab dengan sistem itu kekuasaan tidak terletak di tangan seorang raja atau seorang pangeran. Sedangkan sistem kerajaan hanya terbatas pada adanya seorang yang menjalankan kekuasaan secara memusat dan sewenang-wenang. "
"Sistim kerajaan tiada lain ialah dimana manusia hidup menggantungkan diri pada orang lain, yaitu pada raja yang selalu mengincar kekayaan orang lain, tidak peduli apakah kekayaan itu milik bangsanya atau milik perorangan. Tidakkah ada pengetahuan sistim kenegaraan barat yang berbentuk republik, yang tampak cerah berseri-seri padahal pada hakekatnya jauh lebih gelap dari hati jengis khan?".
Setan yang lain lagi menyahut: "Bentuk republik tidak mengapa, asal jiwa kerajaan masih tetap ada. Tetapi apakah yang hendak di aktakan oleh anggota terhormat mengenai bencana hebat yang akan dicetuskan oleh seorang yahudi bernama Karl Marx, seorang cendikiawan bukan nabi tetapi membawa kitab suci bagi para pengikutnya! Apakah anda mendengar berita bahwa ia telah mengguncangkan dunia?, membangkitkan kaum budak supaya memberontak terhadap tuan-tuannya sehingga pemerintahan dan kekuasaan menjadi goyah!. "
Setan yang satunya lagi menjawab,ditujukan kepada ketua sidang," Yang Mulia, tukang-tukang sihir di Eropa, sekalipun mereka itu murid-murid tuan yang setia, namun saya tetap tidak dapat mempercayai kebenaran firasat mereka. Lihatlah itu orang yahudi dari kaum Samiriy. Dia adalah duplikat Mazdak (seorang pemimpin gerakan sosialisme di Persia kuno). Ia hampir mencelakakan dunia dengan prinsip-prinsip ajarannya yang membuat orang-orang lemah menjadi kuat, membuat kaum jembel berani mendesak-desak raja dengan bahu dan mendorong-dorongnya dengan tangan."
"Pada mulanya gerakan sosialisme itu kami pandang enteng, tetapi lihatlah dia, sekarang telah meluas dan bahayanya telah memuncak. Lihatlah, bumi ini sudah terasa goncang karena takut menghadapi bahaya mendatang. Tuan, yaitu pada saat tata kehidupan dunia sudah terbalik, yang diatas menjadi dibawah yang dibawah menjadi diatas!"
Iblis yang memimpin sidang parlemen itu menjawab : "Pimpinan atas dunia ini berada ditanganku, Aku dapat berbuat sesuka hatiku. Dunia akan menyaksikan keanehan pada saat aku sudah mengadu domba sesama bangsa Eropa. mereka akan gigit menggigit seperti anjing berkelahi, dan akan terkam menerkam seperti serigala. Yaitu pada saat aku sudah memebisiki telinga para pemimpin politik dan para pembesar kerohanian di gereja-gereja, mereka akan kehilangan pikiran sehat dan akan berbuat kegila-gilaan."
"Mengenai sosialisme yang kalian sebut-sebut itu, hendaklah kalian percaya bahwa fitrah manusia tidak dapat di belokan oleh logika mazdak (filsafat sosialisme).Aku sama sekali tidak takut menghadapi orang buronan sosialis, kaum jembel yang tolol itu!"
"Yang sangat ku takuti justru suat umat yang masih menyimpan semangat hidup dan cita-cita luhur didalam jiwanya. Didalam umat tersebut masih terdapat orang-orang yang siang malam giat bersembah sujud kepada Allah, dan air matanya selalu membasahi pipi karena sangat takut kepada Allah. Bagi orang yang berpengalaman dan mempunyai kekuatan firasat pasti menyadari bahwa Islamlah bahaya hari esok dan bencana hari depan bukannya sosialisme."
"Aku tahu bahwa sekarang ini banyak umat islam yang meniggalkan Al-Quran dan sekarang sedang dirangsang oleh harta kekayaan. Mereka sedang rindu ingin menimbun dan menyimpan harta sebanyak banyaknya, sama seperti umat manusia lainnya. Aku tahu bahwa malam di timur amat gelap gulita, dan akupun tahu bahwa para Ulama Islam dan para pemimpinnya tidak mempunyai tangan putih yang memancarkan sinar cahaya yang dapat menembus kegelapan dan menerangi dunia."
"Akan tetapi aku khawatir sekali kalau-kalau cobaan dan ujian yang sedang dihadapi oleh umat islam dewasa ini akan dapat membangkitkan mereka dari tidur dan mengarahkan mereka kembali kepada syariat Muhammad SAW. Kalian kuperingatkan, bahwa agama Muhammad Saw, adalah agama tangguh melindungi pusakanya, pengawal kehormatan dan penjaga keselamatnya, agama keluhuran dan kemuliaan, agama kejujuran dan kesucian, agama kemanusiaan dan kepahlawanan, agama yang berjuang menghapuskan segala bentuk perbudakan, melenyapkan sisa-sisa penghambaan manusia oleh manusia, agama yang tidak membeda-bedakan antara si tuan dan si budak, agama yang tidak mengistimewakan orang yang berkuasa dari kaum yang sengsara, agama yang dengan zakat membersihkan harta dari noda dan kotoran hingga menjadi bersih dan murni, agama yang menjadikan para pemilik harta sebagai manusia-manusia yang memperoleh kepercayaan Allah dititipi kekayaan."
"Cobalah kalian renungkan, mana ada revolusi atau perubahan kekuasaan yang lebih besar bahayanya dari pada yang akan dicetuskan oleh agama itu pada saat sudah menguasai alam pikiran dan menjiwai alam pikiran manusia! yaitu pada saat manusia sudah mulai berteriak : Bumi ini adalah milik Allah, bukan milik raja-raja atau sultan-sultan!"
"Oleh karena itu kalian harus mencurahkan segala kekuatan untuk membuat agama itu tetap jauh dari pandangan mata manusia. kalian harus giat bekerja agar setiap orang muslim lemah kepercayaannya kepada Tuhan, dan tipis keyakinannya terhadap agama islam. Adalah lebih baik bagi kita bila setiap orang muslim terus-menerus sibuk dan tenggelam menekuni ilmu kalam dan ilmu-ilmu ketuhanan (teologia) lainnya. Biarlah mereka sibuk menta'wilkan kitab Allah dan ayat-ayat suci seenak sendiri."
"Tutuplah telinga setiap orang muslim rapat-rapat, karena dengan kumandang adzan dan gema takbir ia dapat menghancurkan jimat-jimat dan mantera-mantera di dunia serta sanggup menggagalkan sihir kita. Kalian harus bekerja keras agar setiap orang muslimin terus tertidur nyenyak lebih lama dan agar kesanggupannya selalu datang dengan terlambat."
"Hai teman-teman, buatlah supaya setiap orang muslimin tidak bekerja sungguh-sungguh dan bermalas-malas. agar ia tertinggal dalam perlombaan di dunia ini. Adalah sangat baik bagi kita bila setiap orang muslim menjadi budak orang lian, meninggalkan dan menjauhi kehidupan dunia ini serta menyerahkannya kepada orang lain.Alangkah celakanya kita kalau umat islam karena dorongan agamanya akan sanggup mengawasi dan menyelamatkan dunia ini dari kehancuran!" (dikutip dari buku yang berjudul "Kerugian apa yang diderita dunia akibat kemerosotan kaum MUSLIMIN", karangan 'ABDUL HASAN ALIY AL HASANIY AN NADWIY. Hal. 327-330.)
Era Penindasan Global terhadap Kaum Muslimin
Perang global terhadap terorisme yang dikumandangkan Amerika dan diikuti sekutu-sekutunya dari kelompok negri-negri Kristen dan Komunis serta negri-negri berpenduduk kaum muslimin yang telah tunduk kepada Amerika, pada hakekatnya adalah perang terhadap Islam dan kaum muslimin. Karena faktanya, semua yang disebut teroris atau organisasi teroris adalah kaum muslimin dan organisasi Islam yang tegas tidak mau berkompromi dengan kekufuran yang dikomandani oleh Amerika dan sekutunya.
Amerika dan sekutunya menjatuhkan ribuan ton bom di Iraq dan Afghanistan, membantai kaum muslimin dengan tidak memandang apakah mereka itu bersenjata atau tidak, membunuhi dan mempermalukan wanita muslimah bahkan anak-anak. Namun PBB tidak memasukkan Amerika dan sekutunya sebagai teroris, kenapa? Karena PBB, sebagaimana menurut Muhammad Iqbal, tidak lebih dari perwujudan parlemen Iblis yang memiliki visi pokok untuk mencegah kebangkitan kaum muslimin menuju kejayaan Islam.
PBB melegitimasi penjajahan gaya baru terhadap negri–negri kaum muslimin oleh Barat yang kufur. Dan kekufuran itu satu millah, maka jelas siapa dan Negara manapun selama tidak menjadikan Islam sebagai ideologinya pasti akan menargetkan Islam dan kaum muslimin sebagai musuh bersama. Kebolehan mereka dalam menghancurkan potensi dan kekuatan kaum muslimin adalah dengan terlebih dahulu melabelkan Terorisme.
Karena kata ini dipahami masyarakat luas sebagai extra ordinary crime (kejahatan luar biasa) yang bisa dipastikan apabila kata teroris disematkan kepada seseorang atau sebuah kelompok muslim maka praktis ia atau kelompok itu akan menjadi common enemy (musuh bersama). Sementara defenisi terorisme menjadi monopoli mereka, mengerikan sekali. Mereka dengan leluasa melibas dan membantai siapa saja yang dituduh teroris.
Titik Terang Kebangkitan Ummat Islam
Berdasarkan taujih nabawiyah dari Rasululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam dalam hadits-haditsnya, muncullah titik terang dan harapan bagi ummat Islam akan kembalinya kekhalifahan yang berpedoman dengan Manhaj Kenabian. Sebuah tatanan politik dunia Islam yang bersatu akan kembali untuk terakhir kalinya sebelum dunia dihancurkan Alloh Azza wa Jalla dengan huru–hara Kiamat yang dijanjikanNya.
Kelompok kaum muslimin yang akan menghasung ide luhur ini adalah mereka yang oleh Rasululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam dinamakan sebagai Thoifah Al Manshuroh sebagaimana sabda beliau dalam haditsnya : “Terus-menerus ada kelompok dari ummatku yang mereka tetap tegak di atas kebenaran, tidak membahayakan mereka orang mencerca mereka sampai datang ketentuan Allah ( Hari Kiamat ) dan mereka dalam keadaan seperti itu “. Dikeluarkan oleh Muslim dari hadits Tsauban rodhiyallohu ‘anhu dan semakna dengannya diriwayatkan oleh Bukhory dan Muslim dari hadits Mughiroh bin Syu’bah dan Mu’awiyah rodhiyallohu ‘anhuma dan diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir bin ‘Abdillah rodhiyallohu ‘anhu.
Sedangkan jalan yang ditempuh kelompok ini adalah Ad Dakwah wal Jihad dalam makna syar’i yang sebenar-benarnya. Dakwah disini bisa kita artikan sebagai upaya melakukan perubahan dari situasi kondisi yang terancam azab Alloh kepada situasi kondisi yang dijanjikan diturunkannya rahmat, maghfiroh dan ridhoNya. Sedangkan Jihad adalah upaya yang dapat menjamin berjalannya perubahan yang baik itu secara lurus dan berkelanjutan hingga keseluruh dunia. Kedua upaya ini tidak boleh dipisah-pisahkan hingga kemudian menjadi dikotomi yang antagonis.
Jadi, para Da’i yang dipimpin para Ulama yang lurus merupakan patner para Mujahidin yang ikhlash. Membuat jurang antara dua kelompok ini jelas perbuatan yang akan merusak karakter Thoifah al Manshuroh itu sendiri.
Jadi kalau ada kelompok yang mengaku penganut manhaj Salaf akan tetapi menihilkan Jihad dengan memberi syarat-syarat bid’ah pada pelaksanaan kewajiban Jihad sampai selalu mencela dan memusuhi kaum Mujahidin maka pastilah mereka bukanlah Salafi sejati. Sebaliknya, siapa saja yang mengaku berjihad tapi memusuhi Ulama secara serampangan dan menjauhi ilmu lantaran dianggap menyulitkan atau apapun alasannya, maka mereka sesungguhnya juga bukanlah Mujahid hakiki.
Thoifah al Manshuroh mestinya berisi dua kelompok istimewa dari ummat ini, yaitu Ulama yang mewarisi ilmu dan meniru karakter luhur kenabian dengan para Mujahidin yang ikhlash, cerdas, terampil dan berani. Dimana kedua ini bersinergi dalam kepatuhan kepada Alloh Jalla wa ‘Alaa. Insya Alloh, dengan begitu harmonisnya dua kelompok ini maka kaum Muslimin akan meraih kembali kejayaan sebagaimana yang pernah diperoleh para pendahulu ummat ini yang sholeh. Wallohu Ta’ala A’lam.
Disinilah, mungkin kita bisa menjadi lebih mudah dalam memahami maksud Imam Malik rohimahulloh dalam perkataannya:
لا يصلح آخر هذه الأمة إلا بما صلح به أولها
“Tidak akan bisa memperbaiki keadaan generasi akhir umat ini kecuali sesuatu yang telah berhasil memperbaiki generasi awalnya.”
Dimana hal itu berarti bahwa perbaikan ummat hanya bisa dtempuh dengan membangun kembali gerakan Ummat Islam yang berorientasi dan berjalan pada apa yang telah dibentangkan oleh para Salafus Sholeh.
Yakni gerakan yang mengikuti golongan salafus sholeh dalam tashawwur dan fikrahnya, dimana manhaj dan thariqahnya terbebas sama sekali dari warisan pemikiran yang menyimpang, yang terdapat pada pemikiran golongan Asy’ariyah dan golongan Maturidiyah, serta selamat sepenuhnya dari pengaruh-pengaruh thariqah golongan Sufi yang sesat.
Gerakan yang tidak menganut madzhab dan thariqah apapun selain thariqah Al Kitab dan As Sunnah dengan senantiasa mengetahui dengan persis keadaan manusia-manusia yang hidup di zamannya, sehingga langkah-langkah perjuangannya selalu berkiblat kepada perjuangan para Shahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in serta para ‘Ulama yang selalu setia mengikuti langkah-langkah mereka.
Adapun berbagai kelompok kaum muslimin yang mengklaim melakukan perubahan ataupun pembaharuan kondisi Ummat Islam namun jika setelah ditimbang dengan ‘ulumul syar’i yang lurus terbukti menyelisihi Salafus Sholeh dalam aqidah dan manhaj maupun thoriqohnya maka bisa dipastikan kesesatannya sebagaimana firman Alloh Azza wa Jalla:
“Dan Barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.”(QS. An NIsaa’: 115)
Keberadaan Thoifah Manshuroh di Bumi Syam
Wilayah Syam adalah sebuah daerah yang meliputi Suriah, Yordania, Libanon dan Palestina, sebagaimana yang diketahui generasi sekarang. 4 daerah yang dibelah oleh perjanjian Sykes Picot pada tahun 1916 oleh kekuatan Kafir dunia dalam rangka memperlemah Khilafah Turki Utsmani yang terseret dalam Perang Dunia I. Seperti dimaklumi, Perang Dunia I (PDI) adalah sebuah perang global terpusat di Eropa yang dimulai pada tanggal 28 Juli 1914 sampai 11 November 1918.
Bumi Syam juga memiliki keutamaan bahwa di sana akan muncul thaifah manshurah hingga terjadinya kiamat sebagaimana ditegaskan dalam hadits-hadits shahih yang diriwayatkan dari Muawiyah dan lain-lain:
لاَتَزَالُ طاَئِفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ ظَاهِرِيْنَ عَلَى الْحَقِّ لاَيَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ وَلاَ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى تَقُوْمَ السَّاعَةُ
"Akan senantiasa ada satu thaifah (kelompok) dari umatku yang menang di atas kebenaran, mereka tidak terkena dampak bahaya dari siapa yang menentang atau enggan menolong mereka sehingga hari kiamat terjadi.”
Dalam Shahihain juga diriwayatkan dari Muadz bin Jabal, ia berkata :
وَهُمْ بِالشَّامِ
“Mereka itu di Syam.”
Dalam Tarikh Bukhari disebutkan riwayat marfu‘, beliau bersabda:
وَهُمْ بِِدِمَشْقَ
“Mereka ada di Damaskus.”
Dalam Shahih Muslim terdapat dari Nabi sholallohu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:
لاَيَزَالُ أَهْلُ الْغَرْبِ ظَاهِرِيْنَ لاَيَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى تَقُوْمَ السَّاعَةُ
“Akan senantiasa ada ahlumaghrib (penduduk maghrib) yang menang, mereka tidak akan tertimpa bahaya dari siapa yang enggan menolong mereka hingga terjadinya hari kiamat.”
Ahmad bin Hanbal berkata: “Ahlumaghrib adalah penduduk Syam.” Pernyataan Imam Ahmad ini benar berdasarkan dua alasan:
Pertama, dalam seluruh hadits terdapat penjelasan bahwa mereka adalah penduduk Syam.
Kedua, bahwa istilah ahlumaghrib (penduduk kawasan Barat) dalam bahasa yang digunakan oleh Nabi sholallohu ‘alaihi wa sallam dan penduduk Madinah berarti penduduk Syam dan mereka yang berada di kawasan Barat mereka.
Sebagaimana istilah ahlumasyriq (penduduk kawasan Timur) dalam bahasa yang mereka gunakan berarti penduduk Najd dan Irak. Sebab, barat dan timur merupakan perkara yang relatif. Semua negeri punya barat yang bisa jadi merupakan timur bagi negeri lain dan mempunyai timur yang bisa jadi merupakan barat bagi negeri lain.
Jadi, yang menjadi patokan dalam memaknai timur dan barat adalah timur dan barat Madinah sesuai dengan makna bahasa yang digunakan oleh Nabi sholallohu ‘alaihi wa sallam ketika bersabda dengan hadits ini.
Barang siapa yang mengerti ilmu perhitungan geografi, meliputi panjang dan lebar bumi, niscaya mengetahui bahwa keadaan Haran, Riqah, dan Samsiyath mirip dengan Mekah, sedangkan keadaan Eufrat dan kawasan Birah yang berada di kanan-kirinya mirip dengan Madinah. Kawasan yang terletak di sebelah barat Eufrat mirip dengan kawasan sebelah barat Madinah, sedangkan kawasan sebelah timur Eufrat mirip dengan kawasan sebelah timur Madinah.
Nabi sholallohu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa penduduk Barat (ahlumaghrib) akan senantiasa menang, adapun penduduk Timur (ahlumasyriq) kadang-kadang menang dan kadang-kadang kalah. Demikianlah kenyataan yang terjadi. Pasukan Syam senantiasa meraih kemenangan. Para penduduk Madinah dahulu menyebut Auza‘i sebagai Imam Ahlumaghrib (Imam Penduduk Barat). Mereka juga menyebut Tsauri sebagai Imam Penduduk Timur. Wallohu Ta’ala A’lamu bis Showwab! . (Abu Fatih/Voa Islam)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!