Senin, 9 Jumadil Awwal 1446 H / 28 Oktober 2024 20:55 wib
10.045 views
Kekuatan Kata-kata, Bisakah Menentukan Takdirmu?
Oleh: Aily Natasya
Afirmasi adalah kata-kata positif yang digunakan untuk memberikan penegasan kepada diri sendiri soal siapa dan apa diri kita. Seperti, apakah kita bodoh atau pintar, cantik atau jelek, dan lain-lain. Afirmasi ini seringkali digunakan untuk menepis keraguan yang ada dalam diri kita. Teknik afirmasi kini menjadi teknik yang digaungkan oleh banyak sekali orang, khususnya para motivator untuk membantu para audiensnya lebih percaya diri untuk mencapai mimpi-mimpi mereka.
Di zaman ini ada banyak sekali orang yang memiliki permasalahan secara mental dan batin. Hal ini sangat mempengaruhi rasa percaya diri mereka dalam menghadapi masa depan. Sehingga, teknik afirmasi ini adalah salah satu teknik yang paling mudah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
Dari Abu Hurairah r.a. Nabi Muhammad bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba (bisa) mengucapkan sebuah kalimat yang diridhai Allah, ia tidak (terlalu) menghiraukannya, (namun) dengannya Allah mengangkat derajatnya (kemuliaannya). Dan sungguh seorang hamba (dapat) mengucapkan sebuah kalimat yang dimurkai Allah, ia tidak (terlalu) menghiraukannya, (namun) dengannya Allah mencampakkannya ke dalam neraka Jahannam.” (HR. Al-Bukhari, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Kekuatan ucapan dan kata-kata adalah nyata. Ada banyak sekali dalil soal bagaimana Allah dan Rasulullah mewanti-wanti kita untuk terus berhati-hati dalam berucap dan berkata. Karena kata-kata memiliki kekuatan doa. Walaupun kita tidak merasa sedang berdoa dengan kata-kata yang kita ucapkan, bukan berarti itu tidak dapat menjadi doa dan sewaktu-waktu bisa saja dikabulkan. Walaupun kita mengucapkan sesuatu tanpa memikirkan dampaknya atau bahkan tidak merasa bahwa perkataan kita tidak akan menghasilkan dampak apa-apa, bukan berarti tidak akan terjadi apa-apa.
Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya seseorang (bisa) mengucapkan satu patah kata yang menurutnya tidak ada (dampak) apa-apa, tapi dengan kalimat itu ia jatuh ke dalam nerala selama tujuh puluh tahun.” (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad).
Dari Ummu Habibah r.a., istri Nabi, Nabi bersabda, “Ucapan anak Adam itu akan kembali dengan membawa bencana untuknya, tidak membawa keberuntungan baginya, kecuali (ucapan) amar ma’ruf (ajakan kepada kebaikan), nahi mungkar (seruan meninggalkan keburukan), dan berzikir kepada Allah. (HR. Ibnu Majah dan dinilai dhaif oleh Albani)
Maka berhati-hatilah dengan perkataan kita karena “Mulutmu harimaumu”. Di zaman serba digital ini seringkali secara tidak sadar kita sudah sangat sering menuai banyak pertikaian dibandingkan di dunia nyata hanya karena satu komentar di sosial media. Satu komentar tersebut lalu memancing orang yang lebih banyak lagi untuk mengatakan hal-hal yang tercela. Terus saja begitu seperti tidak ada habisnya.
Sekali lagi ini membuktikan bagaimana kekuatan perkataan itu sendiri. Hanya karena satu kalimat, ribuan orang bisa terdampak. Alih-alih mengucapkan hal-hal yang negatif kepada orang lain atau bahkan diri kita, sebaiknya kita sekarang mulai untuk memilih dan memilih perkataan kita.
Perkataan kita yang ringan itu, bisa mempengaruhi kehidupan orang lain. Bisa menumbuhkan semangat, namun juga bisa menumbuhkan rasa tidak percaya diri. Bisa menumbuhkan keburuntungan, juga bisa menumbuhkan kegagalan. Perkataan bisa melukai, juga bisa menyembuhkan. Perkataan bisa menumbuhkan trauma, bisa juga merilis trauma.
Jadi, jika ada yang salah dengan diri kita, coba saja pikirkan. Apakah kita sering mengatakan hal negatif terhadap diri sehingga menimbulkan hal-hal yang buruk di kehidupan kita? Wallahua’lam. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!