Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
28.064 views

Pembuka Hidayah Jilid 2: Novel Uwa Ajengan (Resensi Buku, Bagian-2)

Saat terbit Peraturan Pemerintah tahu 1958, tanggal 14 Oktober 1958 yang isinya tentang penumpasan DI/TII salah satu isi peraturan tersebut rencana Kodim Siliwangi menerapkan taktik Pagar Betis yang melibatkan peran masyarakat luas. Kembali Fauz Noor membawakan narasi ini dengan apik dan penuh hati-hati, wajar karena merupakan sesuatu yang berat dan sensitif, namun mampu dibawakan oleh Fauz Noor dengan santai dan ringan. 

Terdapat banyak hal yang tidak mungkin terjadi pada masa itu, yakni karamah orang shalih. Fauz Noor mengangkat salah satu kejadian saat Choer Affandi bersama Oyoh Shofiah yang menggendong seorang bayi bersama 3 pengawal TII dikejar-kejar oleh Tentara Soekarno dan tidak ada pilihan lain harus bersembunyi ke salah satu gua yang dikenal dengan gua harimau. Fauz Noor mampu membawakan adegan tersebut dengan menegangkan, setelah Choer Affandi berdoa akhirnya harimau-harimau yang ada di dalam gua keluar sehingga ia bersama Istri, bayi dan 3 pengawalnya bisa bersembunyi di dalam gua. 

Di bagian akhir para anggota DI/TII akan turun gunung, Fauz Noor menggambarkan saat itu keadaan DI/TII sudah sangat lemah, keadaan semakin mencekam, perut keroncongan karena pasokan logistik dari warga terhambat saat diberlakukannya pagar betis. Ada perasaan dari para TII yang ingin kembali hidup normal, kumpul dengan keluarga dan bisa menjalankan aktivitas sebagaimana biasanya. Di sinilah Fauz Noor menggambarkan bagaimana Choer Affandi dalam menentukan segala keputusan selalu hati-hati dan selalu meminta pandangan dari gurunya.

Saat berkumpulnya Dewan Imam, Fauz Noor mampu membawakan suasana sakral saat itu dengan bijaksana dengan berbeda pandangan yang terjadi antara bertahan ataupun harus turun gunung. Tentu saat itu sikap SM Kartosuwiryo tetap bertahan sampai mati di gunung, tapi ia pun mempersilakan jika ada yang mau turun gunung. Namun dalam pembahasan Dewan Imam, ada diksi yang mesti diluruskan terkait waktu proklamirkannya DI/TII sebagaimana yang dikenal dalam buku-buku sejarah itu 7 Agustus 1949 namun dalam novel ini tertulis 17 Agustus 1949. Mungkin penulis ada pertimbangan lain.

Setelah ada kabar tertangkapnya pimpinan Darul Islam Indonesia, SM Kartosuwiryo dan beritanya dengan cepat menyebar. Para TII yang berada di hutan-hutan di daerah Bandung, Cianjur, Sumedang dan yang lainnya berbondong-bondong menyerahkan diri. Fauz Noor dengan apik menggambarkan bagaimana saat itu keputusan Choer Affandi untuk turun gunung. Penulis mampu menggambarkan sosok Choer Affandi dalam menentukan segala keputusan layaknya memang seorang ulama yang penuh dengan kehati-hatian.

Choer Affandi digambarkan melaksanakan shalat istikharah terlebih dahulu dan melakukan tirakat. Fauz Noor kembali menyampaikan peristiwa spiritual yang terjadi sebagaimana yang ia angkat di novel pembuka hidayah jilid 1 berhubungan dengan nama Affandi dan sebelum berbaiat kepada SM Kartosuwiryo. 

Dalam novel pembuka hidayah jilid 2. Fauz Noor menyampaikan bagaimana peristiwa spiritual itu terjadi yang tak jauh berbeda ketika Choer Affandi akan naik gunung dua belas tahun yang lalu. Satu tulisan membentuk nama dalam gelar bangsawan Kekhalifahan Turki Utrsmani yang akhirnya ia pakai sebagai nama pribadinya. 

Berkaitan dengan adanya cahaya yang kemudian membentuk rangkaian kata dalam huruf arab : alif, fa, fa, nun, dal dan ya (tanpa titik di bawah), yang jika dibaca menjadi Affandi. Choer Affandi tak mau menafsirkan sendiri, ia menyuruh anak buahnya untuk menyampaikan surat itu kepada guru suluknya yang dahulu dua belas tahun yang lalu menyuruhnya untuk shalat istikharah ketika hendak naik gunung dan bergabung dengan Darul Islam Indonesia. 

Gurunya tiada lain adalah Habib Ali Kwitang Al-Habsyi. Beberapa hari kemudian, anak buahnya kembali dan menyampaikan bahwa cahaya bulan adalah cahaya para ulama yang berasal dari cahaya matahari. Cahaya bulan adalah cahaya ulama yang akan terus menyinari kehidupan umat manusia. 

Ulama Warastul Anbiya

Kurir itu berkata “Choer Affandi adalah seorang UWA, Ulama Warasatul Anbiya.”

Terungkaplah sudah mengapa Choer Affandi disebut Uwa Ajengan, ternyata UWA adalah singkatan dari Ulama Warasatul Anbiya.

Ada hal menarik ketika Choer Affandi akan turun gunung, Fauz Noor menggambarkan Choer Affandi dengan beda penampilan. Choer Affandi digambarkan tidak dengan mengenakan pakaian kemeja dan celana panjang seperti sehari-hari pakaian yang dipakai, tetapi saat akan turun gunung ia mengenakan jubah putih yang biasa dipakai shalat dan memakai ighol (ikat kepala) berwarna putih, dan ia pun memaka tongkat. Ini merupakan isyarat bahwa ia akan menjadi pewaris nabi. Bersambung...

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Smart Teen lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X