Jum'at, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 26 November 2021 09:08 wib
26.341 views
Bila Terus Menentang Firman Allah, Apa Jadinya Kita?
Oleh: Khamsiyatil Fajriyah
Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Maka Kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Kami) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda. Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak dijalan yang masih tetap (dilalui manusia). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.
Ayat berkesan hari ini adalah surat al Hijr ayat 73-77. Maha benar Allah dengan segala firmanNya.
Sahabat, semuanya paham kan ya? Ayat di atas bercerita tentang kisah kaum nabi siapakah? Dan jenis dosa apa yang mereka lakukan? Di ayat sebelumnya diceritakan, begitulah maksiat yang mereka lakukan, begitu menjijikkan. Kaum pecinta lubang kotoran. Gambaran azab dalam ayat al Quran tersebut sangat jelas menunjukkan bahwa Allah benar-benar murka atas kekejian yang mereka lakukan dan belum pernah dilakukan oleh manusia pada masa sebelumnya.
Apa kabar kaum yang ngotot bahwa perbuatan keji itu tidak dilarang Allah, dengan alasan ini itu? Dan karena alam demokrasilah, penjiplak kaum nabi Luth ini bebas semau-maunya.
Saat ini mereka semakin menjadi, karena didukung oleh rezim di negeri ini. Permendikbud no 30 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual yang harus dilaksanakan oleh semua perguruan tinggi se Indonesia ditolak oleh berbagai kalangan karena salah satu alasannya akan melegalkan kaum menjijikkan itu hidup berkembang di kampus. Pasal 5 ayat 2a tentang penjelasan kekerasan seksual, salah satu bentuknya adalah menyampaikan ujaran yang mendiskriminasi atau melecehkan tampilan fisik, kondisi tubuh, dan/atau identitas gender korban mengindikasikan bahwa semua 'gender' akan dilindungi. Termasuk gender baru yang muncul karena disorientasi seksual, sebagai LGBT.
Dan selanjutnya, harapan-harapan munculnya SDM yang bermutu seperti menegakkan benang basah saja. Adakah lahir kepedulian kepada orang lain, lingkungannya, bahkan negaranya, dari orang-orang yang selalu membangkang Rabbnya? Yang ada, mereka akan terus berjibaku memuaskan hawa nafsunya. Kalau bukan pemuasan perut, ya pemuasan nafsu seksnya.
Islam tak pernah memberi peluang perbuatan keji itu lahir. Rasulullah jelas melaknat tingkah laku yang mengarah kepada perbuatan keji itu. Laki-laki dilarang menyerupai perempuan begitu pun sebaliknya. Hukuman untuk menutup kejahatan itu juga berjalan efektif dalam sistem Islam, sebagai pelengkap ketaqwaan yang sudah terbentuk dalam individu orang-orang beriman. Ini semua ada dalam sistem Islam Kaffah dengan peradabannya yang tak terbantahkan yang telah berhasil meninggikan martabat manusia. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!