Jum'at, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 12 Februari 2021 10:54 wib
11.899 views
Kenal Dakwah, Kok Hidup Makin Susah
Oleh:
Keni Rahayu || Influencer Dakwah Millenial
DEAR millenials, adakah di sini para aktivis dakwah? Meski masih usia sekolah, dakwah bukan perkara asing dalam hidupmu. Hari-hari dilalui dengan ngaji dan ngajak ngaji. Atau bahkan mengisi sendiri forum mengkaji? Harus kuakui, itu keren hyung.
Tapi, namanya hidup pasti ada dua sisi. Ada yang kenal dakwah lalu istiqomah, ada pula yang merasa berat dan berhenti di tengah-tengah. Nauzubillahi min zalik.
Pada golongan yang kedua, seolah muncul rasa: "aku kenal dakwah, hidupku kok makin susah ya? Katanya belajar Islam biar hidup tenang, tapi kenapa aku makin gak tenang?"
Istighfar ukhty! Hati-hati setan sedang membisiki dan menduduki relung hati. Buang jauh-jauh pikiran buruk yang datang menggentayangi. Jika kamu ingin mengakhiri, ingatlah lagi alasanmu dulu saat hendak memulai.
Kita cari jawabannya bersama ya. Kenapa seolah: menjadikan dakwah sebagai poros hidup kita kok malah memberatkan. Bukankah seharusnya dakwah itu memuliakan?
Baik. Begini, teman-teman. Iman itu yazid wa yanqus, naik dan turun. Bisa jadi, pola pikir itu lahir ketika kita sedang futur, iman kita lagi goyah. Kemudian setan membisiki kita dan mengamini semua suuzon kita kepada Allah dan para aktivis dakwah: "musyrifahku suka banget nyuruh-nyuruh. Aku lagi, aku lagi". Nauzubillahi min zalik. Itu kemungkinan pertama.
Di sisi lain, hidup memang susah. Tanpa jadi aktivis dakwah, hidup ini sudah sangat susah. Kita tau bagaimana ikan bergelepar ketika tak berada di air, habitatnya. Kembang kempis insangnya mencari air demi hidup tenang.
Begitulah kaum muslimin yang hidup dalam aturan kapitalisme. Engap rasanya. Susah hidup dalam habitat yang bukan miliknya. Hukum-hukum Allah yang harusnya tegak menjadi payung keadilan tak ada. Maka hidup susah itu sudah fitrah, sebab hukum Allah dimasukkan tong sampah.
Jadi, tanpa jadi pengemban dakwah, hidupmu tetap susah. Kalau sama-sama susah, kenapa gak sekalian pilih jalan yang sudah dijamin Allah berakhir indah? Ditambah, dengan berdakwah kamu harus mempelajari dulu pesan-pesan cintaNya, mengamalkannya, kemudian berusaha mendakwahkannya. Jika hidup dengan (berusaha) PDKT sama Allah saja hatimu tak tenang, apalagi saat kamu menjauhiNya (meninggalkan dakwah)?
Alasan yang terakhir, mengapa jalan dakwah ini "menyusahkan"? Hey, kuingatkan lagi. Jalan yang kau pilih ini adalah jalan para nabi dan rasul. Seumur hidup, mereka curahkan seluruhnya untuk menyampaikan Islam di tengah-tengah umat. Dilanjutkan oleh para ulama & orang-orang yang sadar. Mereka adalah orang-orang hebat, orang-orang pilihan. Dan, heyyy halloooooo orang itu adalah kamu. Iya, kamu.
Aktivitas dakwah bukanlah aktivitas menye-menye, rendah dan sembarangan. Kalau memang mudah, pasti mayoritas selebgram udah "endorse" ide-ide Islam daripada fashion dan liberal life style. Tapi faktanya kan enggak.
Dakwah itu fitrahnya ya susah, karena harus punya tujuan, berstrategi & terukur. Maka, jika dakwahmu penuh kesulitan insyaAllah kamu di jalan yang benar. Sebaliknya, kalau kamu ada di jamaah dakwah, tapi jalanmu lancar-lancar aja coba dicek: dakwahmu udah bener belum atau jangan-jangan kamu belum berdakwah?
Tulisan ini reminder untuk yang nulis dan api semangat buat yang baca. Untuk kamu yang lagi down, semangat guys! Hidup gak cuma satu hari. Hari ini susah, esok harus bangkit lagi. Take your time, tapi jangan lama-lama. Karena umat tak sabar menunggu karyamu terlalu lama.
Dekatilah kakak-kakak senior yang shalihah, jangan malah menjauhinya. Serap nasihat mereka, amalkan sarannya. Jangan jadi pengecut. Bertanggungjawablah atas pilihanmu sebelumnya, dan jangan melarikan diri. Semoga Allah memudahkan urusanmu, dan segera menyelesaikan ujian hidupmu. Se ma ngat! Wallahu a'lam bishowab.*
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!