Ahad, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 25 Desember 2016 09:40 wib
10.571 views
Persembahan Jubah Kemuliaan dari Anak Penghafal Qur'an
Oleh: Andre Rahmatullah*
Buah hati dalam sebuah pernikahan tentu dapat menambah keindahan dalam rumah tangga. Berjuta alasan kebahagiaan akan terpancar dari setiap pasangan suami istri yang telah memiliki anak.
Salah satu yang menjadi kebahagiaan bagi orang tua adalah memiliki anak yang mahir dalam menghafal ayat-ayat suci Al-Quran. Karena betapa banyak keutamaan para penghafal Al Quran itu. Di antara hadits yang menyatakan tentang ini adalah hadis dari nabi Muhammad SAW berikut ini:
Disampaikan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Salam yang diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim. Bacalah dengan hatimu “Siapa yang membaca Al-Quran, mempelajarinya, dan mengamalkannya, akan dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan) yang tidak didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, ‘Mengapa kami dipakaikan jubah ini?’ Dijawab, ‘Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al-Quran.”
Subhanallah, orang tua yang memiliki anak Hafizh Al-Quran akan mendapatkan jubah (kemuliaan) yang tidak didapatkan di dunia. Namun terkadang kita bingung bagaimana cara mendidik anak agar mudah dalam menghafal ayat-ayat suci Al-Quran.
Berikut kiat-kiat agar anak dapat menghafal Al-Qur’an:
1. Pilih pasangan yang sholeh dan sholehah (bagi yang belum berkeluarga), Penghafal Al-Qur’an lebih baik.
2. Perbanyak berinteraksi dengan Al-Qur’an. Mendengarkan, membaca, menghafal dan mempelajari ayat-ayat Al-Qur’an. Terutama pada saat awal hamil hingga menyusui. Janin ibarat kotak hitam pada pesawat, dia mampu merekam semua yang dilakukan Ibunya. Ketika menyusui, Ayat-ayat Al-Qur’an yang diperdengarkan akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI yang dikeluarkan.
3. Lingkungan yang mendukung. Biasakan dengan lingkungan yang baik, berada dilingkungan penghafal Al-Qur’an serta lingkungan keluarga yang sesuai dan mendukung.
4. Memilih guru yang tepat. Karena anak akan selalu melihat, merekam, dan meniru, perilaku guru mereka.
Guru harus memiliki kriteria sebagai berikut:
a. penyayang
b. penyabar
c. perduli
d. berakhlak
e. cerdas
Note: bukan hanya guru tetapi orang tua juga harus bisa memberi contoh yang baik, karena anak lebih mencontoh perilaku orang tua daripada lisan.
Agar tidak mudah lupa, Menghafal jangan terlalu banyak, sediki-sedikit misal 1 hari 5 ayat dan dibaca yg dihafal tersebut pada waktu shalat fardu/ sholat sunnah. dan jadikan 1 pekan sekali khusus mengulang yang sudah dihafal (muroja’ah)
5. Agar tidak mudah lupa, Menghafal jangan terlalu banyak, sediki-sedikit misal 1 hari 5 ayat dan dibaca yg dihafal tersebut pada waktu shalat fardu/ sholat sunnah. dan jadikan 1 pekan sekali khusus mengulang yang sudah dihafal (muroja’ah).
6. Gunakan metode Al Bagdady ( pengajaran huruf hijaiyah seperti Alif, ba’, ta’, tsa, jim, tanpa harokat) kepada anak, bukan a, ba, ta,tsa, ja.
7. Metode Talqin. Minta anak untuk mendengar kemudian menirukan langsung.
8. Orang tua juga harus memperbaiki bacaan sambil menghapal.
9. Peran GURU hanya 20%, sedang peran KELUARGA 80%.
10. Berikan anak kasih sayang. Berikan nama yang baik. Nama dan julukan/panggilan akan mempengaruhi alam bawah sadar anak, akan tertanam agar menjadi atau sesuai dengan panggilannya. Beri tau anak arti dari nama dan julukan yang biasa kita gunakan untuk memanggil mereka. Misalkan wahai hafidz/haafidzah dan lain-lain.
11. Pilih waktu khusus dan waktu yang paling tepat di setiap harinya untuk membaca Al-Qur’an dengan keluarga yang wajib dihadiri oleh semua anggota keluarga.
12. Berikan motivasi, berikan reward sesekali. Jangan menyebutkan apa rewardnya agar anak tidak kecewa apabila kita tidak bisa memberikan yang sudah dijanjikan. Sampaikan apabila semakin banyak yang dicapai atau yang dihafal maka semakin besar dan bagus reward yang akan diterima. Berikan reward sesuai dengan kemampuan kita.
13. Setelah semua usaha tersebut diatas, jangan lupa perbanyak doa untuk anak kita, sebut nama anak kita disetiap doa kita.
14. Jangan katakan sesuatu yang buruk kepada anak kita ketika kita marah, tapi sebaliknya.
15. Untuk menghindari kebosanan anak dalam menghafal, sebaiknya membuat variasi pada kegiatan menghafalnya, beri anak waktu untuk istirahat dan bermain. Misalkan dalam waktu 20 menit anak diperbolehkan untuk bermain, kemudiaan setelah itu mulai menghafal lagi.
16. Mutabaah.
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menjamin kemurnian Al-Qur`ân telah memudahkan umat ini untuk menghafal dan mempelajari kitab-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan para hamba-Nya agar membaca ayat-ayat-Nya, merenungi artinya, dan mengamalkan serta berpegang teguh dengan petunjuknya. Dia Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan hati para hamba yang shalih sebagai wadah untuk memelihara firman-Nya. Dada mereka seperti lembaran-lembaran yang menjaga ayat-ayat-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sebenarnya, Al-Qur`ân itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zhalim …”[al-Ankabût/29:49].
Dahulu, para sahabat Radhiyallahu ‘anhum yang mulia dan Salafush-Shalih, mereka berlomba-lomba menghafal Al-Qur`ân, generasi demi generasi. Bersungguh-sungguh mendidik anak-anak mereka dalam naungan Al-Qur`ân, baik belajar maupun menghafal disertai dengan pemantapan ilmu tajwid, dan juga mentadabburi yang tersirat dalam Al-Qur`ân, (yaitu) berupa janji dan ancaman. [syahid/voa-islam.com]
*Andre Rahmatullah, Anggota PENA Jawa Timur.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!