Rabu, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 21 September 2016 22:37 wib
15.614 views
Mualaf Tim Humble: Cercaan Misionaris terhadap Al Quran Membawaku pada Islam (Bagian 2 dari 2)
Guru mata pelajaran Pendidikan Agama secara tidak langsung mengenalkanku pada Islam. Meskipun ia mengajar dengan penuh nada kebencian terhadap Islam, tapi ajaran Islam yang benar-benar sesuai dengan akal dan fitrah manusia telah sampai kepadaku. Ibu guru ini menjelaskan tentang cara berdoa di dalam Islam, rukun Islam yang lima, dan sanksi-sanksi atau hudud.
Di dalam benak terlintas pikiran: oh...jadi ini agama yang orang-orangnya harus berdoa dengan cara tertentu lima kali sehari. Tak terbayangkan, rasanya. Pasti sulit. Setiap saat hidupnya diisi dengan berdoa, selalu berhubungan dengan Tuhannya, dan berbicara langsung tanpa perantara. Ini agama yang sekilas sulit tapi jauh masuk akal daripada yang lain.
Ketika masuk bahasan tentang zakat, aku langsung tahu bahwa konsep ini jauh lebih baik daripada pajak. Semua orang benci bayar pajak. Tapi zakat? Semua orang suka dengannya. Selain dalam rangka ibadah, nilai zakat yang harus dibayarkan juga relatif lebih kecil. Kita mengumpulkan uang selama satu tahun kemudian dikeluarkan zakatnya hanya senilai 2,5%. Andai saja 20 orang terkaya dunia mau mengeluarkan zakatnya, tentu hal ini bisa mengatasi kemiskinan dunia. Subhanallah, ini konsep yang luar biasa.
Bandingkan konsep zakat ini dengan konsep amal di negeri barat. Beda jauh. Negara diperbudak oleh dunia perbankan dan institusi ekonomi.
Guruku ini menjabarkan fakta-fakta ajaran Islam diselingin dengan suara sinis terhadap pemeluknya. Penjelasan demi penjelasan meskipun singkat tentang Islam, seolah mengajakku untuk berpikir. Semakin lama mendengar ajaran Islam, ada yang berubah di dalam hati ini. Ada dorongan yang kuat dalam diriku untuk mencari tahu tentang agama ini lebih jauh.
...Guruku ini menjabarkan fakta-fakta ajaran Islam diselingin dengan suara sinis terhadap pemeluknya. Penjelasan demi penjelasan meskipun singkat tentang Islam, seolah mengajakku untuk berpikir...
Sesampai di rumah, aku segera mencari tahu tentang Islam via internet. Dan seperti sudah diduga, banyak tulisan dan opini sampah tentang Islam. Sebagian dari tulisan tersebut ada yang benar tapi banyak juga yang salah. Lalu aku teringat kitab sucinya: Al Quran. Setahuku, kitab suci ini berbahasa Arab. Hal ini menjawab keingintahuanku tentang komunikasi Tuhan pada manusia. Bila Tuhan mengirimkan buku panduan pada umat manusia, kira-kira buku ini seperti apa ya bentuknya? Dan Al Quran adalah jawaban.
Taruhlah, ini memang buku atau kitab yang benar-benar berasal dari Tuhan. Itu artinya Tuhan menyampaikan firmanNya langsung dari diriNya sendiri. Mari kita buktikan bahwa Al Quran itu dari Tuhan langsung. Pertama, kitab ini pastilah sangat luar biasa dan suci. Tidak mungkin kitab ini isinya biasa-biasa saja. Isinya pastilah memuat apa yang dibutuhkan oleh semua orang baik di masa lalu, sekarang maupun masa depan. Kitab ini pasti sangat sesuai untuk siapa pun termasuk untuk kehidupanku.
Berikutnya adalah kesempurnaan kitab ini. Tak boleh ada kesalahan sedikit pun di dalamnya. Di dalam surat Al Baqarah tertulis: Kitab ini, tidak ada keraguan di dalamnya. Wow...kitab apa yang memulai halamannya dengan menyatakan sedemikian rupa? Itu artinya kitab ini benar sempurna. Jika ada orang yang berusaha mencari kesalahan di dalamnya, maka tak mungkin ia mendapatkannya. Jika kitab ini benar-benar berasal dari Tuhan, maka isinya pastilah sempurna dalam semua hal.
Pertimbangan berikutnya. Kitab ini sudah berusia sekian puluh abad. Itu artinya pastilah ada orang-orang yang berusaha mengkritisinya. Aku pun mencari tahu, apa kesalahan yang terkandung di dalam Al Quran. Ketika kuketik di mesin pencari internet, yang muncul adalah web misionaris. Mereka menuduh, meragukan dan menyesatkan isi Al Quran. Aku pun mencatatnya.
Sekarang ganti mencari apa jawaban umat Islam terhadap tuduhan tersebut. Ternyata mereka memunyai jawaban yang sungguh jernih, sederhana, dan masuk akal terhadap semua tuduhan para misionaris itu. Semua jawaban itu sungguh bisa dipercaya. Aku jadi tahu sosok pribadi Sang Nabi dan kesaksian tentang kejujurannya. Semua terasa sangat jelas, tak ada yang disembunyikan dalam agama ini.
...Aku pun mulai berpikir. Dengan keseluruhan pencarian ini, siapakah Sang Nabi terakhir ini? Apakah karena ia seorang Arab, dan bukan dari suku bangsa mereka sendiri sehingga kemudian pantas didustakan?...
Aku pun mulai berpikir. Dengan keseluruhan pencarian ini, siapakah Sang Nabi terakhir ini? Apakah karena ia seorang Arab, dan bukan dari suku bangsa mereka sendiri sehingga kemudian pantas didustakan? Apa yang dibawa oleh Sang Nabi terakhir ini? Dia membawa risalah untuk umatnya, tidak ada sedikit pun dia mengambil untung darinya. Itu berarti kemungkinannya tinggal dua: Sang Nabi ini adalah orang gila atau dia mengatakan kebenaran.
Semua orang yang yang pernah bertemu dengannya menjadi saksi akan kejujurannya. Itu artinya jika dia tidak gila, selalu berkata jujur, dan tidak mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri, berarti ajarannya...
Sempurna. Dari sinilah kemudian aku memutuskan untuk masuk Islam.
Setelah masuk Islam, aku tidak langsung bisa mempraktekkan ajaran Islam terutama ibadah sehari-hari. Itu karena tidak ada orang yang mengajariku. Sekitar 4-5 tahun aku dalam kondisi sepert ini, mengaku Muslim tapi tidak menjalankan syariat.
Aku sering mengkritisi kondisi ini. Betapa mudah kita mengislamkan orang. Yang sulit adalah menjaga mereka tetap bertahan di dalam Islam. Penting sekali kita mulai berpikir tentang pembinaan mualaf. Bagaimana kita memperlakukan mereka, mengetahui masalah-masalahnya dan memberi solusi atas semua masalah yang mereka hadapi. Karena hal seperti inilah yang aku hadapi saat awal masuk Islam.
Di tengah kegalauan menjadi Muslim tapi tidak menjalankan syariat, aku memutuskan untuk berangkat ke Madinah dan belajar Islam di sana. Aku pun melamar ke Universitas Madinah. Penolakan demi penolakan kuterima. Alhamdulillah berkat pertolongan Allah, akhirnya aku bisa diterima juga di universitas tersebut. (riafariana/voa-islam.com)
Sumber: imaancentral
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!