Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
10.894 views

Resensi Novel: Menaklukkan Kutukan, Mempertaruhkan Persahabatan

Oleh: Ria Fariana

Judul Buku : Sang Penakluk Kutukan

Penulis : Arul Chandrana

Penerbit : Republika

Tahun : 2016

Tebal : 289

“Yang paling menyakitkan bukanlah ketika kau menghadapi lawan dan mereka berhasil melukai tubuhmu. Tidak, bukan itu. Yang paling menyakitkan adalah ketika kau tahu, bahwa lawan berhasil melukai tubuhmu karena orang kepercayaanmu menjual kelemahanmu padanya; mengkhianatimu.” (hal. 227)

Dikhianati sahabat sendiri, alangkah sakitnya. Apalagi ketika sahabat itu adalah seseorang yang ayahnya pernah kau selamatkan nyawanya. Seseorang tempat kau menyimpan rahasia terpentingmu yang resikonya adalah keselamatan dirimu sendiri dan keluargamu. Dan itu semua hancur saat sahabat yang begitu kau percaya tidak lagi percaya padamu.

Adalah Ranti dan Hekma, bersahabat sejak lama baik di rumah maupun di sekolah. Ranti yang anak tabib selalu dituduh sebagai anak dukun oleh Bu Nasimah, salah satu guru di sekolahnya. Hekma sebagai sahabat yang baik, selalu memunyai cara untuk menghibur Ranti dan membuatnya tersenyum. Bahkan, di satu titik kritis Hekma pernah tampil ‘garang’ demi menyelamatkan Ranti dari ejekan genk usil di sekolah.

Siapa nyana bila di kemudian hari, Hekma mengambil bagian menjadi orang yang ikut mengucilkan Ranti dan keluarga. Berawal dari rasa percaya Ranti untuk menceritakan hal tentang Akdong dan Aknang, dua nama yang dianggap menjadi penyebab kutukan desa Kumalasa tempat Ranti dan orang tuanya tinggal.

Sekian tahun lalu, Akdong diusir dari desa karena diyakini membawa kutukan. Tubuhnya penuh dengan luka, borok tumbuh di sekujur kulitnya bahkan wajahnya tak berbentuk lagi (hal. 71). Tidak itu saja, istrinya yang meninggal tidak lama setelah melahirkan juga diyakini penduduk desa sebagai kelanjutan dari kutukan tersebut. Si anak yang bernama Aknang juga dianggap bagian dari kutukan.

...Novel  bersetting Bawean ini seolah hidup. Tak jarang terbersit  tanya, benarkah kisah ini pernah ada di sana? Sebegitu meyakinkannya pengarang menyajikan alur cerita, sederhana tapi membawa pesan kuat bahwa tidak semua yang diceritakan orang banyak adalah kebenaran...

Bukannya takut, Ranti malah berteman dengan Aknang di hutan. Bersamanya, Ranti menemukan makna lain dari persahabatan. Betapa persahabatan sesungguhnya hanya membutuhkan ketulusan perasaan dan bukan manisnya perkataan (hal. 136). Itu karena Aknang tak bisa berbicara selayaknya manusia. Tumbuh besar di hutan, bahasa yang dipahami Aknang tak ubahnya dengan bahasa monyet yaitu gerak tubuh dan suara tak bermakna menurut manusia biasa.

Hingga satu hari, persahabatan mereka harus berakhir paksa. Akdong datang dan memisahkan mereka berdua. Pada saat yang sama, tiga orang pencari gadung di hutan melihat kejadian tersebut. Ranti mengatakan rahasia besar itu pada Hekma. Dan inilah petaka yang hampir saja membuat Ranti dan keluarganya bernasib sama seperti Akdong dan Aknang, terusir dari desa dan harus melarikan diri ke dalam hutan demi menyelamatkan nyawa.

Dengan lihai, pengarang mengemas konflik persahabatan di tengah keberadaan takhayul yang berkembang di masyarakat dengan apik. Sebegitu kentalnya takhayul ini menjadikan kebenaran terlalu membingungkan sehingga kebohongan tampak lebih nyata dan bisa diterima (hal. 75). Ending novel ini pun terjalin dengan manis. Bagaimana Ranti dan Hekma menyelesaikan konflik yang mendera, akhir nasib Akdong dan Aknang serta bagaimana masyarakat desa menyikapinya, serta sikap keluarga Ranti usai fitnah keji itu melanda.

Novel  bersetting Bawean ini seolah hidup. Tak jarang terbersit  tanya, benarkah kisah ini pernah ada di sana? Sebegitu meyakinkannya pengarang menyajikan alur cerita, sederhana tapi membawa pesan kuat bahwa tidak semua yang diceritakan orang banyak adalah kebenaran (hal. 122). Kita pun diajak bercermin tentang kondisi masyarakat secara umum, bahwa takhayul dan khurafat seolah menjadi kebenaran dibandingkan dengan kebenaran itu sendiri. Tokoh Ranti kecil tampil berusaha mematahkan semua mitos itu yang bersembunyi di balik kata kutukan.

Ada satu lagi kutipan yang cukup menyentil hati saat Ranti ingin agar ada kata maaf dari masyarakat untuk apa yang mereka sebut sebagai kutukan.

“...mengakui kesalahan adalah salah satu masalah terbesar yang hamipir tidak bisa diatasi oleh semua orang. Lalu mereka akan pura-pura lupa sebagai cara untuk memaafkan diri sendiri...”

Kalimat ini benar-benar cermin yang disodorkan oleh pengarang tentang diri dan masyarakat kita sendiri. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: arulchandrana.wordpress.com

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Smart Teen lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Sahabat, Ulurtangan mari kirimkan dukungan terbaikmu untuk warga Palestina di Gaza demi menguatkan mereka menghadapi situasi mencekam ini. Mari dukung mereka dengan berdonasi dengan cara:...

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Saat ini, Ulurtangan bersama Yayasan An Najjahtul Islam Jonggol sedang merintis pembangunan Rumah Qur’an dan Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) An Najjah dan Gedung Majelis Taklim di Jonggol,...

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Mari bergabung dalam memperkuat jaringan kebaikan di pelosok negeri dengan Wakaf Al-Qur'an. Jangan ragu untuk menjadi bagian dari kebaikan ini. Abadikan harta dengan wakaf Al-Qur'an dan saksikan...

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Hidup Naura Salsabila dipenuhi dengan rintangan yang sangat berat. Meskipun baru berusia sepuluh bulan, bayi yang imut ini harus menghadapi penyakit yang dahsyat, yaitu tumor pembuluh darah berukuran...

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah yang ditinggali keluarga yatim Ibu Turyati (34) ludes terbakar saat ditinggal berbuka puasa bersama dan sholat Tarawih. Kebakaran pada Kamis malam (23/3/2023) itu tak menyisakan barang...

Latest News
Usep Mohamad Ishaq:  Harus Ada Muslim yang Paham Filsafat

Usep Mohamad Ishaq: Harus Ada Muslim yang Paham Filsafat

Sabtu, 18 Jan 2025 22:09

ARI BP Rayakan Gencatan Senjata di Gaza

ARI BP Rayakan Gencatan Senjata di Gaza

Sabtu, 18 Jan 2025 09:04

D A M A I

D A M A I

Kamis, 16 Jan 2025 07:56


MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X

Kamis, 16/01/2025 07:56

D A M A I