Selasa, 7 Jumadil Awwal 1446 H / 23 Juni 2015 07:10 wib
11.662 views
Sahur On The Road Dapat Mengasah Hati Remaja? Ini Penjelasan Fahira Idris
JAKARTA (voa-islam.com) - Fahira Idris yang sejak remaja adalah penggiat Sahur On The Road (SOTR), ia berbagi pengalaman agar SOTR tidak bertindak anarkis, ugal-ugalan dan vandalisme seperti yang diungkapkan Walikota Bogor Bima Arya, Pemimpin daerah Kota Bogor ini menegur para peserta Sahur on The Road agar tidak melakukan kegiatan ini karena kerap dijadikan ajang keributan, vandalisme dan mengganggu ketertiban umum.
Fahira Idris, anggota DPD RI ini menjelaskan kepada voa-islam.com, ia mengatakan Sahur On The Road itu adalah tradisi yang sudah berlangsung puluhan tahun, "Sudah puluhan tahun SOTR jadi kebiasan masyarakat selama Ramadhan baik di Jakarta dan daerah lain. Mulai dari siswa, mahasiwa, perorangan, komunitas, perusahaan, hingga instansi pemerintah kerap melakukan"
"Mari bersama-sama kita kampanyekan SOTR yang tertib dan bermanfaat. Kembali lagi menurut saya sangat bagus jika kepala daerah mulai dari gubernur, bupati, walikota sesekali ikutlah SOTR bersama masyarakat." pesannya kepada kepala daerah.
Agar SOTR tidak anarkis dan vandalisme, seperti yang ditudingkan, maka Fahira Idris menyarankan agar kepala daerah memimpin kegiatan SOTR, "Pimpin remaja dan generasi muda kita melakukan kegiatan SOTR . Jadikan kegiatan SOTR sebagai ajang pembentukan karakter generasi muda, asah hati mereka agar lebih baik. Ajak mereka melihat kondisi orang-orang yang kurang beruntung di lingkungannya." jelasnya lagi.
Selain memimpin SOTR, kepala daerah juga hendaknya mengarahkan agar SOTR akan bermanfaat jika diberikan kepada anak yatim, orang tua di panti jompo atau panti sosial, "Selain memberi sahur kepada saudara-saudara kita yang berada dijalanan, SOTR juga bisa dilakukan dengan makan sahur bersama anak-anak yatim, orang tua di panti jompo atau panti sosial. Dengan begini saya yakin, anak-anak akan terasah hatinya."
Ingat, pembinaan generasi muda juga tugas pemerintah daerah. Kalau begini saya rasa ekses-ekses negatif SOTR bisa hilang. Namun, tetap jika ada iring-iringan pada waktu sahur dan mereka menggaggu ketertiban umum itu pasti bukan niat untuk SOTR . Mereka Harus ditindak!
Ia pun menitipkan harapan kepada kepala daerah, "Anak-anak muda kita hanya tinggal diarahkan saja jangan dilepas. Saya harap ada kepala daerah yang mau menjadikan SOTR sebagai salah satu ajang pembentukan karakter generasi muda kita. Pihak sekolah juga bisa dilibatkan. Guru-guru juga bisa memanfaatkan momen SOTR untuk membentuk karakter anak didiknya. Saya dulu selalu ajak para guru dan sekolah untuk juga terlibat." kisahnya kepada voa-islam.com.
"Dengan begini saya rasa, tidak perlu lagi ada daerah yang melarang SOTR
Yang begajulan di jalan di cek dulu.. mereka ke jalan untuk bagikan makanan terus kebut-kebutan atau mereka memang sengaja kebut-kebutan tanpa ada kegiatan sosial #SOTR." tutupnya. [adivammar/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!