Ahad, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 17 Februari 2019 05:01 wib
3.466 views
Dianggap Menuding, BPN Tantang TKN sebut Nama
JAKARTA (voa-islam.com)- Anggota TKN, Taufik Basari adu argumentasi dengan Anggota BPN, Faldo Maldini. Dalam adu ergumen itu, hal yang dibahas adalah bagaimana pandangan ke depan pasangan kedua Capres melihat isu lingkungan dan atau sejenisnya.
Diawali dengan Taufik atau sapaan akrabnya Tobas seperti menyindir Capres Prabowo yang memiliki kepentingan terhadap bidang perkebunan.
"Tapi kalau misalnya Calonnya sendiri punya konflik kepentingan terkait dengan bisnis-bisnis di bidang perkebunan, bagaimana kita bisa memberikan kepercayaan pada orang yang berbicara nanti akan melakukan satu kebijakan yang mungkin tidak pro terhadap bisnis-bisnis perkebunan, sementara yang bersangkutan punya konflik kepentingan, nah itu sih menurut saya agak sulit diterima akal sehat," demikian ia menggulirkan keraguan, belum lama ini di Jakarta.
Lantas ucapan Tobas tersebut disambut oleh Faldo yang menantang membukanya ke publik. "Sekarang kita gini aja, kita kembalikan kepada publik. Jika seandainya publik melihat ada konflik kepentingan, tinggal laporkan saja kepada publik.
Oya, si X ini punya bisnis X, bisnis Y dan telah merugikan negara sekian T, misal. Ya, dibuka saja, disampaikan saja ke publik. Hari ini kan publik kan cerdas nih. Sampaikan saja sekarang. Mumpung lagi banyak nih," timpalnya. Jadi, kata Faldo, masyarakat bisa mengecek segala statment dan tuduhan yang memang sering dituduhkan kepada Prabowo-Sandi. Sesimpel itu.
Tobas pun kembali menjawab Faldo, bahwa sesimpel itu juga kita kemudian mengakaitkan antara keinginan-keinginan untuk satu perubahan. Sementara, lanjut Tobas, perubahan-perubahan itu bisa dilakukan dimulai oleh dirinya sendiri, oleh bisnisnya sendiri.
Tapi kalau misalnya, ini akan kalau memerintah. "Sekarang kan belum memerintah. Tadi kan misalkan yang dinginkan adalah membuat (menjaga) lingkungan hidup dengan mungkin izin-izin perkebunan. Pro terhadap kepentingan masyarakat dan sebagainya," pungkasnya.
Kembali ke seorang pengambil kebijakan punya konflik kebijakan itu, kata dia, bicara soal komitmennya, punya kepentingan menjadi sulit. Tapi kalau mau menunjukkan bahwa apa yang mau disampaikan dalam program-program itu pasti orang akan percaya jika dilakukan, bisa dimulai sebelum menjabat. Ketika memang saat ini punya bisnis di bidang itu.
Danamudian bisa melakukan hal-hal yang cukup untuk bisa dipercayai," tambahnya.
Faldo kemudian meminta Tobas untuk menyampaikannya ke publik. "Contoh aja bisnisnya apa, bang. Silahkan disampaikan saja," kembali tantangnya.
Seakan tak ingin mengacuhkan tantangan Faldo, Tobas pun berucapa demikian, "Kalau Pak Jokowi, kita mulai dari kita dulu, ya. Ya, yang tadi saya sampaikan, bahwa Pak Jokowi kan tidak memiliki beban. Bukan seorang pengusaha perkebunan atau apa.
Maka dari itu saya bertanya: Apakah Pak Prabowo punya bisnis di bidang perkebunan dan apakah Pak Sandi memilik hal sama? Jika ada, apa lantas itu apakah akan menimbulkan konflik kepentingan?" katanya lagi.
Namun Faldo kembali menanggapinya dengan rasa menantang. "Gini aja, bang Tobas. Ketika kita sudah di level ini, kita kan sudah ngomongin publik, kita udah ngomongin Negara, kita udah ngomonginnya seseorang yang telah menghibahkan dirinya dan kepentingannya untuk publik.
Jadi kalau sekarang dan sekali lagi tidak ada kepercayaan dari oleh TKN terkait background, terkait A, B, C, D, E itu, saya sih tetap sarankan sampaikan ke publik," kata dia lagi.
Dan kata dia, setelah itu biarlah publik yang menilai, apakah itu sesuatu yang menganggu atau tidak. Tapi yang jelas dari Prabowo-Sandi, adalah mudah-mudahan dengan kontestasinya dan transparansi seperti sekarang publik bisa menilai.
"Sebab jika tuduhan-tuduhan yang disampaikan ke kami, kita sudaj sering nih mengalami tuduhan, mulai dari macam-macam, sekali lagi kami menyarankan jika punya data pernah menipu petani maka sampaikan. Biar publik yang menilai," terangnya.
Dan kami, katanya, tidak ingin menjadi orang yang menihilkan fakta. Yang jelas dari Prabowo-Sandi akan menyampaikan kita punya ide begini dan koreksi pada Jokowi begini. Dan mudah-mudahan diterima oleh publik.
(Robi/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!