Selasa, 14 Jumadil Awwal 1446 H / 25 Desember 2018 22:25 wib
3.299 views
Kereta Api Cepat dan Nasionalisme Cina
JAKARTA (voa-islam.com)- Bagaimana kabar kelanjutan janji Jokowi terkait kereta api cepat Jakarta-Bandung? Sudah sampai mana pembangunannya? Berlanjut atau mangkrak?
Simak cerita menarik dari ekonom Ichsanuddin Noorsy soal perkeretaapian:
Ketika kereta api cepat itu akan dimenangkan oleh siapa, NHK datang kepada saya. NHK minta kajian saya. Kebetulan pada tahun 94, saya melakukan kajian kereta api Jakarta-Bandung double track. Gua ambil teknologi Skoda. Dari segi perkeretaapian dunia, hanya ada lima model. Dan yang paling aman adalah Skoda dan Perancis. Hanya dua. Jerman sebetulnya ikut Skoda.
Anda bisa lihat di sini (menunjukkan tayangan [slide]). Yang paling tua di perkeretaapian adalah Perancis. Ini adalah kajian di seluruh dunia. Dimulai pada Perancis tahun 81. Dilanjut tahun 89-91. Poinnya adalah ketika kita melakukan kajian perkeretaapian cepat seluruh dunia, TIDAK ADA SATU NEGARA YANG BERITAKAN PERKERETAAPIAN CEPAT TANPA NASIONALISME. Itu kata kunci. Perancis, Ams.... Jerman, Siemens.
Cina, sistem dia yang ditiru dari Siemens. Tapi dia bangun sendiri. Jadi gak ada posisi hubungannya, wah, ini ekonomi. Gak ada. Dia melindungi sistem dengan sikap nasionalismenya. Kelihatan kan dari sini relasinya. Negaranya mana—teknologinya (manufakturnya) siapa. Keliatan di situ. Pertanyaannya: siapa yang paling muda jika Perancis yang paling tua? Amerika, California—Los Angles.
Obama, terakhir dikritik habis-habisan, “Eh, lu udah berkuasa dua kali. Kenapa lu gak ngerjain kereta api cepat, padahal sudah ada perintah sejak tahun 2006-2007. Lu tuh mesti bangun kereta api cepat California-Los Angles. Dibangunlah. Dibangun 350 kilometer. Teknologi siapa dipakai? Ya, teknologi mereka.
(Robi/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!