Rabu, 17 Jumadil Awwal 1446 H / 3 Oktober 2018 11:37 wib
7.513 views
Kominfo atau FPI yang Hoax?
JAKARTA (voa-islam.com)- Politisi Demokrat Andi Arief meminta agar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meminta maaf kepada Front Pembela Islam (FPI) karena dianggap telah menuding ormas tersebut tidak berada di lapangan membantu korban bencana di Palu.
KOMINFO harus minta maaf terhadap FPI. Minta maaf atas nama kemanusiaan,” demikian cuitannya.
Justru menurut Andi, FPI-lah yang cepat ketika membantu para korban bencana di Palu. “Suami keponakan saya menjadi korban gempa di Palu. Dia bilang tim FPI termasuk yang paling cepat datang membantu. Nama suami ponakan saya Afdol, alumni UMY yogyakarta.”
Bahkan, saking ingin menguatkan data FPI telah berada di lapangan membantu korban bencana, Andi meritwit salah satu akun yang nampaknya dimiliki oleh jurnalis asing (Guardian). Jurnalis itu, dalam akunnya menyebut-nyebut ormas FPI yang tengah berada di lapangan.
Sebelumnya, salah satu media memberitakan terkait FPI tidak berada di lapangan dengan judul “Kominfo Sebut Foto Gerak Cepat FPI Bantu Gempa Palu Hoaks”. Selain Andi, akun pendukung FPI pun merespon berita ini. Berikut isi dari judul di atas:
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan banyak berita palsu alias hoaks yang menyebar pascagempa dan tsunami di Palu, Jumat (28/9). Salah satunya adalah kabar soal aksi Front Pembela Islam (FPI) yang turut membantu ke lapangan.
"Hoaks Gerak cepat relawan FPI evakuasi korban gempa Palu 7,7," kata Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas Kemkominfo Ferdinandus Setu dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (2/10).
“Faktanya dalam gambar adalah relawan FPI membantu korban longsor di desa Tegal Panjang, Sukabumi," lanjut dia.
Selain hoaks soal FPI, Ferdinandus mengungkapkan ada sejumlah berita lainnya yang dinyatakan bohong. Pertama, soal Bendungan Bili-Bili di Kabupaten Gowa Retak.
"Faktanya bendungan Bili-bili masih dalam keadaan aman dan terkendali setelah dilakukan pengecekan oleh pihak Polsek Mamuju Gowa," kata Ferdinandus.
Kedua, sejumlah foto gempa tsunami Aceh 26 Desember 2004 yang kembali disebarluaskan sebagai dokumentasi korban gempa tsunami di Palu. Ketiga, kabar Wali Kota Palu Hidayat meninggal dunia.
"Faktanya Wali Kota Palu Hidayat tidak meninggal dan kini turut melakukan tanggap darurat gempa bumi di Palu, Sulawesi Tengah," ujar Ferdinandus.
Keempat, soal prediksi gempa susulan tanggal 2 Oktober. "Faktanya tidak ada satu pun negara di dunia ini dan iptek yang mampu memprediksi gempa secara pasti," imbuhnya.
Kelima, berita penerbangan gratis dari Makassar menuju Palu bagi keluarga korban.
"Faktanya Pesawat Hercules TNI AU menuju ke Palu diutamakan membawa bantuan logistik, paramedis, obat-obatan, makanan siap saji, dan alat berat," ujar dia.
"Pemberangkatan dari Palu prioritas untuk mengangkut pengungsi diutamakan lansia, wanita dan anak-anak, serta pasien ke Makasar," lanjutnya.
Kominfo, kata Ferdinandus, mengimbau agar seluruh masyarakat tidak mudah mempercayai informasi yang tersebar. Dia juga meminta agar masyarakat tidak menyebarluaskan informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya dan sumbernya.
Dihubungi terpisah, Juru Bicara FPI Slamet Ma'arif membantah bahwa gerak cepat FPI membantu korban gempa adalah hoax. Slamet menegaskan pihaknya sudah sampai di lokasi bencana sejak hari pertama bencana, Jumat (28/9). Selanjutnya, masih ada tim dari FPI yang masih dalam perjalanan ke Palu.
"Tim yang dari pusat sebagian sudah masuk. Sebagian lagi masih di perbatasan untuk masuk, FPI Makassar juga sedang berusaha masuk," kata Ma'arif saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Selasa (2/10).
Ma'rif mengungkapkan setidaknya sudah ada 50 anggota FPI Palu yang bergerak di lokasi bencana. Kemudian ada sekitar 200 anggota lagi yang masih berada di perbatasan.
"Ada 500 orang juga yang kita siapkan dari beberapa wilayah untuk turun ke lapangan," jelas dia.
Beredar di media sosial akun Twitter Lembaga Informasi Front, @LembagaF dan Intelijen FPI, @Intel_FPI membagikan informasi bahwa FPI turut membantu korban di Palu.
Kemudian media ini dengan link https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181002120756-20-334935/kominfo-sebut-foto-gerak-cepat-fpi-bantu-gempa-palu-hoaks langsung mengubah judul, dengan alasan agar tidak terjadi kesalahpahaman.
“Catatan redaksi: Judul berita diubah dari semula "Kominfo Sebut Gerak Cepat FPI Bantu Gempa Palu Cuma Hoaks" pada pukul 12.43 WIB untuk menghindari kesalahpahaman.”
Apa yang diberitakan media itupun, sebelum mengubah akhirnya dibantah oleh akun @Informasi_FPI dengan mencuitkan: “Pertama, tidak ada satupun akun yg berbasis dgn FPI menyebarkan Hoax. Foto & video yg kami bagikan adalah asli dari Lokasi kejadian.
Kedua, gak usah risau dgn kerja kami, tak perlu liput yg kami lakukan, dan gak usah panik dgn keberadaan kami. Yg kami cari hanya Ridho Allah.” (Robi/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!