Suramnya Demokrasi Indonesia

JAKARTA (voa-islam.com)- Alangkah suramnya demokrasi yang kerap digaungkan akan menjadi jalan kebaikkan bagi peradaban penduduk di bumi malah memperlakukan pelarangan terhadap hal yang tidak “diharamkan” oleh sistem tersebut.

Demokrasi suram ketika kebebasan berserikat berkumpul, menyampaikan aspirasi, diskusi, dilarang #2019GantiPresiden,” demikian keluh Mardani Ali Sera, di akun Twitter pribadi miliknya, baru-baru ini ketika mengetahui Nena Warisman dihadang oleh sekelompok massa di Riau.

Aparat yang hadir di sana pun menurut Mardani terlihat tidak kuasa dengan massa, yang disebutnya sebagai preman untuk menghentikan penghadangan tersebut.

“Aparat kita gagah-gagah, namun kemarin membuat suasana aman dan tertib di Bandara melawan 20-an preman, tidak kuasa.”

Tentunya, sebagai negara yang menjunjung demokrasi, Negara ketika insiden demikian menurut dia otomatis terlihat lemah dalam menghadapi para preman. 

“Negara harusnya kuat, berpijak pada konstitusi dan UU. Penghadangan dan persekusi terhadap WNI jangan dibiarkan. Negara tak boleh tunduk oleh preman. #2019GantiPresiden.” (Robi/voa-islam.com)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Politik Indonesia lainnya:

• Ketika Preman Dianggap Lebih Kuat daripada Polisi
• Penghadangan ke Aktivis Gerakan #2019GantiPresiden dan Pelanggaran HAM
• Aktivis Gerakan #2019GantiPresiden kerap Dihadang, Apa Sikap Jokowi?
• Aktivis #2019GantiPresiden Dihadang, Kinerja Polisi Dipertanyakan
• Aktivis #2019GantiPresiden Dihadang, Fadli: Berangus Demokrasi, Copot Kapolda Riau
• Menghalangi Nyatakan Pendapat Bisa Timbulkan Isu Internasional
• Analisa Tajam Pegiat Medsos atas Penghadangan Aktivis Gerakan #2019GantiPresiden di Riau
• KPU dan Bawaslu Nilai #2019GantiPresiden Bukan Kampanye, Fadli Zon: Tidak Boleh Ada yang Melarang