Rabu, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 11 Juli 2018 22:31 wib
5.678 views
Isu Dugaan Indikasi Masjid Radikal, Fahri: Sisa Pengadaan Mangkrak, Proyek Mubazir
JAKARTA (voa-islam.com)- Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menyatakan bahwa isu indikasi masjid radikal di Jakarta sebagai bagian dari proyek dari sekelompok orang yang anti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Masjid radikal itu sisa-sisa pengadaan yang mangkrak. Proyek mubazir dibiayai kelompok anti Indonesia.
Memakai para pengkhianat yang senang menjelek-jelekan bangsa sendiri,” katanya, ketika mengomentari akun @Kedah_Tawakal_ yang mencuit: “Percayalah bahwa framing masjid radikal mrpk tipu daya rejim TIRANI. #2019GantiPresiden
Din Syamsuddin Minta Umat Jangan Percaya Masjid Radikal [https://twitter.com/kedah_tawakal_/status/1016664607144833024?s=21], Rabu (11/7/2018), di akun Twitter pribadi miliknya (https://twitter.com/fahrihamzah/status/1016847176176037888?s=21).
Di samping itu, Fahri mempertanyakan lembaga survei yang mendapati indikasi ada 40-an masjid radikal. “Saya dengar pimpro proyek membuat produk bernama #MasjidRadikal itu sebuah LSM bernama Rumah Kebangsaan apakah benar? Soalnya saya dapat foto-foto orangnya tendensius... (https://twitter.com/fahrihamzah/status/1016887249248477186?s=21)
Diketahui akun tersebut telah mencuitkan atau meng-share berita di salah satu media, di mana utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban Din Syamsuddin meragukan hasil survei yang mengungkapkan 41 masjid pemerintah di Jakarta terindikasi radikal. Justru, seperti dikutip dari republika, survei tersebut hanya akan menimbulkan kecemasan dan memecah kerukunan di kalangan umat Islam.
“Jangan melempar isu secara verbal karena bisa menimbulkan keresahan masyarakat,” ujarnya saat konferensi pers Para Pemuka Agama Kebangsaan di Kantor Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC), Selasa (10/7).
Ia meminta masyarakat tidak cepat mempercayai penilaian yang dapat menimbulkan perpecahan bangsa. Sebab, penelitian tersebut bisa dilakukan dengan paradigma yang salah terhadap pemahaman radikalisme.
“Hati-hati memberikan penilaian sering kali terjebak parameter. Diungkapkan saja, masjid mana yang terkena radikalisme, dan jangan melempar isu secara verbal,” ucapnya.
Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) melakukan survei terhadap 100 masjid pemerintahan di Jakarta. Survei terhadap 100 masjid tersebut terdiri dari 35 masjid di Kementerian, 28 masjid di Lembaga Negara dan 37 masjid di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Ketua Dewan Pengawas Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) Agus Muhammad mengatakan, survei itu dilakukan setiap shalat Jumat dari 29 September hingga 21 Oktober 2017. Kemudian, tim survei menganalisis materi khutbah Jumat yang disampaikan, dan hasilnya ada 41 masjid yang terindikasi radikal.
"Dari 100 masjid itu 41 kategorinya radikal. Radikal rendah itu tujuh masjid, radikal sedang 17 masjid, dan radikal tinggi itu 17 masjid," ujar Agus. (Robi/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!