Ahad, 15 Jumadil Akhir 1446 H / 1 Juli 2018 06:14 wib
8.225 views
Guru di Bekasi Dipecat karena Pilih Rindu, di Bali Pecalang Dipecat karena Tolak Dukung Koster-Ace
BEKASI (voa-islam.com)—Media sosial dan media massa ramai membicarakan kasus seorang guru bernama Robiatul Adawiyah yang dipecat dari SDIT Darul Maza Bekasi karena memilih Ridwan Kamil pada Pilgub Jawa Barat.
Kasus Rabiatul ini terungkap lewat screenshot grup Whatsapp Darul Maza yang beredar luas di media sosial. Dalam percakapan di grup itu, Rabiatul dipertanyakan karena memilih Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) di Pilgub Jabar. Seseorang bernama Fahrudin menyebut pilihan itu lain dengan arahan yayasan.
Fahrudin kemudian mengatakan hanya ingin bekerja sama dengan staf yang satu visi dan misi dengan yayasan. Rabiatul lalu meminta kepastian tentang posisinya di sekolah dan dijawab Fahrudin yang akan memberi surat keterangan.
Kasus ini pun disesalkan dan dikecam banyak pihak. Memilih paslon tertentu adalah hak setiap orang. Tidak boleh ada satu pihak pun yang melakukan paksaan.
Belum lama ini kasus serupa juga pernah terjadi di Bali. Seperti dikutip dari MediaIndonesia.com, 11 Maret 2018, seorang pecalang bernama Made Sutama asal Banjar Angas Sari, Desa Ungasan Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung dipecat karena tidak mendukung pasangan calon I Wayan Koster-Tjokorda Oka Arta Ardhana Sukawai (Koster-Ace).
Koster-Ace seperti diketahui didukung oleh partai PDIP, Hanura, PKB, PPP, PAN, serta PKPI.
Dalam pilihan politik pada pilkada kali ini, Sutama sesuai dengan keyakinannya lebih memilih pasangan calon (paslon) Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta).
Sutama dipecat dari keanggotaan pecalang karena dianggap memilih Mantra-Kerta. Alasannya, Banjar Angasari Desa Ungasan sudah memiliki kontrak politik dengan pasangan tertentu terkait bansos dan hibah.
Selain itu, Sutama masih bekerja sebagai sopir pribadi dari anggota DPRD Bali Wayan Disel Astawa yang saat ini sudah dipecat dari PDIP dan memilih untuk memenangkan Mantra-Kerta.
Sutama dinilai telah mengikuti majikannya dengan memilih Mantra-Kerta dan hal ini dinilai akan menghambat bansos dan hibah yang sudah dijanjikan oleh Pemkab Badung.
Untuk diketahui, masyarakat dijanjikan bansos dan hibah akan cair bila mampu memenangkan Koster-Ace di banjarnya masing-masing. Sebaliknya, bila kalah maka hibah dan bansos seperti rehap pura, perbaikan wantilan, bale banjar dan sebagai tidak akan terlaksana. * [Syaf/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!