Ustadz Yusuf Mansur: Kalau Allah Suruh Maju ya Maju, Kalau Allah Suruh Mundur ya Mundur

SOLO (voa-islam.com)--Suhu politik DKI Jakarta makin memanas. Namun, Ustadz Yusuf Mansur yang disebut-sebut bakal dicalonkan dalam pilkada DKI Jakarta sangat tawadhu menyikapinya.

Dijumpai usai menghadiri Parade Tauhid dan Tabligh Akbar 1436 Hijiriah di Stadion Kota Barat Solo, Jawa Tengah, pendiri Pondok Pesantren Darul Qur’an itu mengaku masih menunggu petujuk Allah untuk melanggkah.

Bagi Ustadz Yusuf Mansur, petunjuk Allah menjadi dasar untuk melangkahkan kaki suksesi Pilkada DKI Jakarta.

“Masih istikharah, tuggu hasilnya nanti. Kalau Allah suruh maju ya maju, kalau Allah suruh mundur ya mundur aja,” kata Ustadz Yusuf Mansur, Sabtu (7/4/2016).

Diakuinya rapat-rapat sejumlah tokoh muslim terus dilakukan untuk memilih dua nama bakal calon berpasangan dalam pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang.

Ustadz Yusuf Mansur mengatakan telah ada beberapa nama bakal calon. Namun ia mengajak umat muslim untuk bersabar dan menantikan hasil rapat.

“Masih musyawarah, sudah ada beberapa nama, ditunggu aja,” imbuh dia.

Melihat kondisi DKI Jakarta, menurut ustadz Yusuf Mansur, gubernur mendatang harus pro rakyat. Oleh karena itu perlu gerakan yang masif untuk melahirkan gubernur yang pro rakyat.

“Perubahan Jakarta memang sudah terasa, tapi gubernurnya kedepan harus pro rakyat kecil,” tandas Ustadz Yusuf Mansur.* [Arief/Syaf/voa-islam.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Politik Indonesia lainnya:

• Saut Kaitkan HMI dengan Korupsi, Mahfud MD: Saut Ceroboh Berikan Contoh
• Mantan Panglima Himbau Pimpinan KPK Segera Minta Maaf kepada HMI
• Jangan Ngawur! Ahok dengan Khan Itu Jauh Berbeda, Ahok Itu Buruk Kinerjanya
• Jelas dan Nyata PKI Menghianati NKRI, Membunuh Santri juga Kiai, untuk Apa Minta Maaf?
• Apapun Alasannya, Pemerintah Dihimbau Tidak Meminta Maaf kepada PKI
• Pintar Adaptasi, Cara Brilian Agama Menghadapi Sebuah Fenomena dalam Negara
• Ada Hukum di Al-Quran Bagaimana Cara Mengurus Sebuah Negara, Ikutilah
• Pancasila Tidak lagi Hidup karena Dijadikan Bancakan Golongan Kapitalis