Ahad, 28 Rabiul Akhir 1446 H / 9 Agutus 2015 18:45 wib
11.002 views
Rupiah Sekarat Mendekati Rp 14.000/US Dolar, Rakyat Dihibur Dengan Drama Gatot dan Rian
JAKARTA (voa-islam.com) - Rupiah terus mlorot dan teler menghadapi dollar. Sudah mendekati Rp 14.000/US dollar. Ini membuat pemerintahan Jokowi semakin kehilangan legitimasinya. Tak dipercaya oleh pasar.
Bahkan, berbagai pihak minta agar LPS memberikan jaminan kepada bank-bank yang ada, sewaktu-waktu kalau terkena 'rush' (pengambilan besar-besaran) oleh para nasabah, dan bank-bank bisa bangkrut. Ini bisa terjadi seperti di tahun l998. Kekawatiran ini terus berkembang di masyarakat.
Sementara itu, inflasi terus membubung, melebihi dua digit, pertumbuhan ekonomi hanya 4 persen, pengggunguran berjibun, dan daya beli masyarakat terus melemah, sehinggga skenario "Yunani" membayangi Indonesia.
Dibgian lain, cadangan devisa Indonesia akhir Juli 2015 tercatat sebesar US$ 107,6 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir Juni 2015 sebesar US$ 108 miliar. Dengan rupiah yang teler itu, mengakibatkan cadangan devisa terus terkuras menghadapi dollar. Ini berdampak negatif terhadap cadangan devisa, dan kalau negatif, maka pemerintahan tidak bisa bejalan.
Selanjutnya, dengan kondisisi seperti itu, perkembangan tersebut didorong oleh peningkatan pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri Pemerintah serta penggunaan devisa dalam rangka stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya guna mendukung terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa per akhir Juli 2015 hanya mampu membiayai beberapa bulan impor atau 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Kondisi ekonomi yang semakin hancur itu, dan rakyat semakin sengsara dan mlarat, media-media yang menjadi pendukung pemerntahan Jokowi, terutama media mainstream, tak mau mengungkapkan kondisi yang ada, justru media yang sudah menjadi tulang punggung Jokowi, terus menyuguhi rakyat dengan hiburan 'Gatot' dan Rian', sekadar agar rakyat melupakan penderitaan mereka, dan Jokowi tidak menjadi sasaran amukan rakyat yang semakin sengsara.
Sebaliknya, kasus-kasus korupsi yang menimpa para dedengkot PDIP, seperti Bupati Bantul, akhirnya di deponir. Sehingga, hilang ditelan bumi. Kabar, seorang anggota DPR yang diduga 'meras', dan digunakan untuk kongres PDIP di Bali, juga sama tak kedengaran lagi.
Para pendukung Jokowi juga sekarang mengalihkan isu lainnya, yaitu dengan isu perlu atau tidaknya undang-undang tentang penghinaan presiden. Gini hari masih mikirin undang-undang penghinaan presiden? Kalau presiden Jokowi 'smart'' dan bagus 'performennya', dan mengurus rakyat baik, nggak bakal ada bibir rakyat yang usil. (dita/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!