Sabtu, 19 Jumadil Awwal 1446 H / 26 Maret 2016 15:43 wib
15.745 views
Maret, Bulan Berduka bagi Umat Islam Sedunia
Oleh: Ismi Tri Wahyuni
SETIAP manusia memiliki momen bersejarah dalam hidupnya. Kelahiran, kematian, kelulusan, kebangkitan, penjajahan, dan sebagainya, yang kemudian ditandai untuk dikenang, diperingati, bahkan dijadikan perenungan.
Momen bersejarah boleh berlalu, namun tidak untuk dilupakan. Tak ayal, sebagian momen-momen itu diabadikan dalam sejarah, kitab, maupun ditandai dalam kalender penanggalan, baik hijriyah maupun masehi.
Maret. Tahukah momen apa yang berkesan dan bersejarah bagi umat Islam dan seluruh umat manusia pada 3 Maret? Tepat pada 3 Maret 1924 adalah momen berduka bagi umat Islam dan umat manusia sejatinya, hari runtuhnya institusi Khilafah, dimana Khilafah merupakan perisai (pelindung) bagi umat manusia yang hidup dalam naungannya, mercusuar dunia, super power dan peradaban agung yang diakui oleh kalangan muslim dan non muslim.
Will James Durant, seorang penulis Amerika, sejarawan dan filosof menuliskan dalam bukunya “The Story of Civilization” bahwa “sepanjang masa Kekhilafahan Islam, para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya; menyediakan berbagai peluang bagi siapapun yang memerlukannya; memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam keluasan wilayah yang belum pernah tercatat lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka; menjadikan pendidikan menyebar luas hingga berbagai ilmu, sastra, falsafah dan seni mengalami kejayaan luar biasa yang membuat Asia Barat sebagai bagian dunia yang paling maju peradabannya selama lima abad."
Lantas, tidakkah ini menjadi duka yang lara dan bencana terbesar bagi umat manusia atas ketiadaan Khilafah? Tidakkah cukup mendorong kita untuk lebih mengenal Islam dan Khilafah serta mewujudkannya dalam aspek kehidupan kita?
Hapus dukamu, wujudkan bahagiamu dunia dan akhirat menuju pada keridhaan Allah SWT, Yang Maha Pencipta dan Pengatur hidup manusia seluruhnya tanpa terkecuali. Bahkan, sejarah telah mencatat dan membuktikan diutusnya Muhammad SAW dengan membawa Islam adalah sebagai rahmat bagi semesta alam. “Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Terjemahan QS. Al Anbiyaa’: 107). Wallahu ‘alam bi ash-shawwab.* Aktivis MHTI Link Kampus Jember dan Mahasiswi S1 Sastra Inggris Universitas Jember
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!