Kaum Kafir Pasti Akan Kalah!

Oleh: AsySyaikh Al-Hassan al-Khathib hafizhahullah (Majalah Ansharun Nabi)

Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman:

قُل لِّلَّذِينَ كَفَرُوا سَتُغْلَبُونَ وَتُحْشَرُونَ إِلَىٰ جَهَنَّمَ ۚ وَبِئْسَ الْمِهَادُ

“Katakanlah kepada orang-orang yang kafir, ‘Kalian akan dikalahkan dan akan dikumpulkan ke dalam Jahannam, dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal.’” (Ali Imran: 12)

Pertempuran Badai Al-Aqsa telah mengubah semua standar, tolok ukur kemanusiaan, dan konsep militer; pertempuran yang telah menyingkap yang tersembunyi dan membeberkan musuh yang menyamar dengan kekuatan penangkal palsu dan tali umat manusia yang kini hampir putus. Dan sebentar lagi, tali Allah akan terputus dari mereka atas perintah Allah, kemudian melalui tangan manusia yang Allah sifatkan:

رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُم مَّن قَضَىٰ نَحْبَهُ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا

“Orang-orang yang jujur kepada janji yang telah mereka ikrarkan kepada Allah; di antara mereka ada yang telah gugur, dan di antara mereka ada yang masih menunggu, dan mereka sama sekali tidak mengubah (janji mereka).” (Al-Ahzab:23)

Badai besar ini dilancarkan oleh para pejuang Al-Quran, hamba-hamba pilihan Allah, meskipun jumlah mereka sedikit dan perlengkapan serta persenjataan mereka terbatas, kecuali Al-Quran yang terpatri di dada mereka, tangan-tangan suci yang menjaga wudhu, dan keyakinan besar kepada Allah. Dengan itu, mereka mampu menghancurkan Divisi Gaza sepenuhnya dalam waktu yang sangat singkat, serta menembus garis pertahanan musuh yang rapuh dan bobrok.

Mereka adalah orang-orang yang menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup, mengambil Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam sebagai teladan, serta mengikuti sunnah dan perjalanan hidupnya yang harum sebagai petunjuk dan jalan.

Sebuah kelompok pejuang; sekelompok kecil yang teguh pada kebenaran, tampil menonjol, sebuah kelompok yang menaklukkan musuhnya, tidak terpengaruh oleh pengkhianatan, penolakan, atau cercaan dari orang-orang yang iri dan penuh kebencian, meskipun jumlah mereka banyak dan mata mereka selal dengki, memata-matai, mengawasi, lagi mengintai.

Mereka melaksanakan operasi yang sempurna dan sukses ini dengan pertolongan Allah, meskipun ada koordinasi keamanan tingkat tinggi dari semua negara tetangga yang mendukung musuh dengan segala bentuk bantuan militer, serta adanya otoritas yang dibentuk untuk misi kotor ini. Banyak negara, kelompok, partai, dan individu telah meninggalkan perjuangan bersenjata dan pembebasan, mencoba memaksakan konsep hidup berdampingan secara damai dengan musuh Allah, Rasul-Nya, dan kaum mukminin. Mereka memulai perjalanan normalisasi dengan penjajah yang dibenci, membangun pemukiman, dan meningkatkan serangan terhadap seluruh anak-anak umat kita, terutama rakyat Al-Quds dan para wanita mulia Al-Quds.

Meskipun terjadi serangan berulang terhadap Masjid Al-Aqsa, para pejuang kebebasan umat kita dan para lelaki setia merasa wajib untuk mempersiapkan dan melancarkan serangan yang terencana dengan baik ini. Mereka melancarkan Pertempuran Badai Besar sebagai respons terhadap perintah Allah untuk melawan penjajah dan penyerang yang zalim, serta untuk membalas agresi mereka.

Allah berfirman:

فَمَنِ اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ

“Barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah dia seimbang dengan serangannya terhadap kamu.” (Al-Baqarah:194)

Bagaimana tidak, sementara tanah yang diduduki adalah tanah suci Palestina yang diberkahi? Mengapa kita tidak melawan mereka yang telah menjajah tanah kita dan menodai Masjid Al-Aqsa, tempat Isra Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam? Kehormatan membebaskan Al-Aqsha hanya akan diraih oleh mereka yang diberi rahmat dan keutamaan oleh Allah dengan cinta-Nya.

Allah Ta'ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Wahai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Dia mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin, dan keras terhadap orang-orang kafir. Mereka berjihad di jalan Allah dan tidak takut kepada celaan orang yang mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (AlMaidah:54)

Berperang dan berjihad melawan manusia yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman adalah salah satu tanda terbesar cinta Allah kepada hamba-hamba-Nya yang berjuang, serta bukti dari Allah atas cinta mereka kepada-Nya. Jika bukan karena cinta Allah kepada mereka, Dia tidak akan memilih mereka untuk tugas mulia ini. Karunia ilahi dan keistimewaan ini, cinta Allah kepada mereka dan cinta mereka kepada-Nya, adalah salah satu kemuliaan terbesar.

Jika bukan karena dukungan Amerika dan Barat, nasibnya sudah tamat selamanya. Demikian pula, jika bukan karena keheningan dunia dan pengkhianatan bangsa Arab, agresi dan balas dendamnya tidak akan berlanjut.

Konspirasi global, keheningan bangsa Arab, dan ketidakberdayaan umat Islam; agresi brutal terhadap kita terus berlangsung dengan segala alat pembunuh buatan Amerika tanpa hambatan atau nurani. Saudara-saudara kita dari bangsa dan umat kita mahir dalam seni memutus hubungan dan berkhianat, saat mereka meninggalkan lebih dari dua juta jiwa Muslim di bawah bombardir, pembunuhan, dan kehancuran, mengerang kesakitan akibat kematian, kekurangan, dan kemiskinan yang mencengkeram mereka.

Mereka menyerahkan kunci perbatasan Rafah di selatan Gaza kepada musuh yang keji dan berdosa, yang mengendalikan segala sesuatu yang masuk ke Gaza, mengizinkan apa yang dia inginkan dan mencegah apa yang dia kehendaki. Dengan demikian, pengkhianatan itu sempurna, dan pengepungan semakin ketat. Kita menjalani ujian dengan segala dimensi, bentuk, warna, dan caranya, sehingga terpenuhilah firman Allah:

وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٍ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٍ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

“Dan sungguh, Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (AlBaqarah:155)

Wallahu A'lam Bish Shawab

(Ikhsanul Faruqi - Diterjemahkan dengan penyesuaian)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Opini Zone lainnya:

• Gencatan Senjata Gaza: Antara Deklarasi Politik dan Realitas di Lapangan
• Menyambut Israel di Kejuaraan Dunia Senam Artistik Mengkhianati Sikap Indonesia terhadap Pelestina
• Hati-Hati Komunikasi Kapuspen TNI
• Mas Menteri Nadiem yang Tak Menyangka Jadi Tersangka
• Mas Prabowo, Ikutilah Jejak Rasul dalam Memimpin Umat
• Presiden Prabowo Sebut Ada Makar dan Terorisme di Tragedi Kerusuhan dan Penjarahan, Bisikan Siapa?
• Rusuh yang Didesain: Sampai Kapan Geng Solo Dibiarkan Mengacau Negeri?
• 80 Tahun Merdeka, Semua Lini Belum Mencapai Harapan