Rajab, Momentum Mewujudkan Kembali Kemuliaan Umat Islam

Oleh : Emil Apriani, S.Kom

(Pemerhati Sosial dan Generasi)

Bulan Rajab adalah bulan istimewa, memiliki keutamaan yang luar biasa dan dikenal sebagai salah satu bulan dari empat bulan yang Allah SWT muliakan dalam penanggalan hijrsiyah. Hal ini berdasarkan firman-Nya dalam surah at-Taubah (9) ayat 36,
"Sungguh bilangan bulan menurut Allah ada dua belas bulan, dalam ketetapan Allah, saat Dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya terdapat empat bulan haram [suci]. Itulah agama yang lurus. Karena itu janganlah kalian menzalimi diri kalian sendiri pada bulan-bulan itu".

Keempat bulan haram itu dijelaskan dalam hadis Nabi saw.:
"Setahun ada dua belas bulan. Di antaranya empat bulan haram (mulia): tiga bulan berturut-turut, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram; serta Rajab Mudhar yang berada di antara Jumada dan Sya’ban". (HR al-Bukhari dan Muslim).

Karena Rajab termasuk salah satu di antara empat bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya, umat Islam diperintahkan untuk melakukan banyak amal shalih dalam bulan ini. Juga harus dijauhi ragam perbuatan dosa atau maksiat. Beragam amal shalih pada bulan-bulan haram termasuk bulan Rajab saat ini, akan dilipatgandakan pahalanya. Sebaliknya, ragam kemaksiatan pada bulan-bulan haram, termasuk bulan Rajab saat ini, juga akan dilipatgandakan dosa dan hukumannya.

Bulan Rajab diibaratkan sebagai gerbang pembuka yang mengantarkan seseorang menuju Ramadan. Kaum Muslim pada setiap bulan Rajab berlomba-lomba mengerjakan berbagai amal kebaikan, baik yang wajib maupun yang sunnah. Hanya saja, banyak amal kebaikan itu baru berupa amal-amal pribadi, belum berupa amal yang berdampak pada kepentingan umat.

Kemuliaan Umat Islam
Sesungguhnya umat Islam adalah umat terbaik (khayru ummah). Demikian sebagaimana dinyatakan oleh Allah SWT, "Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, melakukan amar makruf nahi mungkar dan mengimani Allah". (TQS Ali ‘Imran [3]: 110).

Namun, hari ini potret umat Islam sebagai umat terbaik belum terwujud. Justru umat Islam hari ini banyak menghadapi krisis multidimensi, dalam kondisi terpuruk. Bahkan menjadi bulan-bulanan negara-negara kafir. Di bulan Rajab yang mulia ini, kita masih menyaksikan umat Muslim di Gaza masih terancam oleh tindakan keji genosida (pembersihan etnis) oleh zionis Yahudi. Pembantaian kaum Muslim di Palestina yang terus berlangsung hingga saat ini hanyalah salah satu bukti tragis atas kondisi umat Islam hari ini. Umat terbaik yang dimuliakan Allah hidup dalam kegentingan, ketakutan, kelaparan, serta kekurangan berbagai kebutuhan dasar.

Kemunduran umat Islam bermula sejak keruntuhan Khilafah (kepemimpinan Islam). Umat mulia yang berada dalam satu naungan kepemimpinan Islam, kini menjadi terpecah-belah tak berdaya di bawah kekuatan negara-negara kafir. Sejak keruntuhan Khilafah pula, Baitul Maqdis di Palestina kembali jatuh di bawah kekuasaan kaum kafir, yakni zionis Yahudi. Ironisnya, kekuatan negara-negara Muslim saat ini tak berdaya untuk sekadar melawan institusi Yahudi yang terus menjajah, hingga hari ini. Umat Islam seolah tak punya kekuatan yang bisa melindungi dan membebaskan saudara sesama Muslim, dari penindasan, diskriminasi bahkan aksi genosida seperti yang tengah menimpa saudara muslim di jalur Gaza dan juga wilayah lainnya.

Maka, hendaknya di bulan Rajab yang mulia ini bisa dijadikan momen bagi umat Islam untuk semakin meningkatkan ketakwaan dengan memperbanyak amal shaleh termasuk melakukan amar ma’ruf nahi mungkar yang akan menghilangkan kemaksiatan dan kezaliman. Mengokohkan tekad, menggelorakan semangat dan berpartisipasi semaksimal mungkin untuk mewujudkan tegaknya syariat Islam yang diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan. Karena, kemuliaan umat Islam hanya akan terwujud ketika syariat Islam diterapkan, dan penerapan syariat secara kaffah hanya mungkin terwujud ketika berada dalam satu kepemimpinan Islam, yaitu Khilafah Islamiyyah. Wallahua'lam bishshowab. (rf/voa-islam.com)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Opini Zone lainnya:

• Sindikat Jual Beli Bayi, Matinya Nurani
• Air Bersih; Antara Monopoli Industri dan Hak Dasar Masyarakat
• Penjual Es Teh Diolok Goblok
• Bencana, Apakah Alam Mulai Bosan?
• Keutamaan Membaca Al-Qur'an
• Bolehkah Muslim Bertaqlid?
• Susu Berton-ton Terbuang, Pemerintah Masih Abaikan Peternak Lokal
• Eksploitasi Peserta Didik dalam Sistem Kapitalisme