Rabu, 2 Rabiul Akhir 1446 H / 8 Mei 2024 16:48 wib
5.188 views
Menjadi Wanita Mandiri Tidak Harus Selalu Sendiri
Oleh: Ameena N
Independent woman itu apa, sih? Wanita mandiri yang semuanya harus sendiri? Atau wanita yang memiliki karir yang bagus aja? Uhm, definisi wanita yang mandiri itu memang berbeda bagi perspektif orang. Namun yang jelas, nggak harus kaya raya dan nggak nikah kok, demi disebut sebagai ‘independent woman’. Karena sebenarnya, independent woman itu keadaan, bukan gelar.
Banyak sekali wanita zaman sekarang yang merasa dirinya independent woman, dan bercita-cita untuk menjadi independent woman. Maka dari itu mereka bekerja keras, belajar dengan keras, dan tidak mengharapkan laki-laki mana pun untuk datang ke kehidupan mereka. Padahal, menjadi independent itu bukan berarti kita menghempas semua orang yang membantu kita. Itu namanya menyiksa diri. Sedangkan independent woman itu harus mencintai diri sendiri.
Siapa, sih, manusia di dunia ini yang nggak dituntut untuk mandiri? Mau itu laki-laki atau perempuan, semuanya harus punya kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri. Karena kita tidak pernah tahu ke depannya itu akan bagaimana. Orang-orang di sekitar kita, yang sedang di samping kita, membantu kita, bisa pergi kapan pun. Dan di saat itulah kemandirian kita diuji.
Ada dua tipe independent woman. Satu, yang ingin menjadi independent woman, padahal keadaannya tidak mengharuskan dia untuk melakukannya sendiri. Yang kedua, orang yang tidak pernah punya niatan untuk menjadi independent woman, namun karena keadaan, dia harus menjadi independent woman.
Makanya nggak jarang kita melihat ada wanita yang harus menafkahi anak-anaknya lantaran suaminya tiba-tiba meninggal. Ada juga anak perempuan dari suatu keluarga yang harus menghidupi dirinya sendiri tanpa bantuan orang tua di perantauan. Bahkan ada yang harus menjadi tulang punggung keluarga. Mereka, tidak pernah bercita-cita menjadi independent, namun dituntut untuk mandiri.
Kita ambil salah satu contoh figur wanita mandiri yang sangat luar biasa, yakni Siti Khadijah. Siti Khadijah adalah sosok wanita yang mandiri secara finansial di zaman Nabi Muhammad. Bisinisnya besar, kaya raya, namun tetap rendah hati. Lantas, apakah beliau tidak butuh sosok laki-laki di sampingnya? Mungkin iya mungkin tidak. Namun saat ia menginginkan laki-laki maka pilihan tersebut jatuh pada Rasulullah. Baginya, keberadaan Rasulullah di hidupnya adalah suatu anugerah yang Allah beri. Itulah mengapa ia bersedia menghabiskan hartanya demi dakwahnya Rasulullah.
Jadi intinya, apa sih? Menjadi mandiri itu untuk membuat kita bahagia. Apa pun keadaannya, kita harus memperjuangkan kebahagiaan kita dengan mandiri. Itu prosesnya. Jadi, mau bagaimana pun bentuk kemandiriannya, kita harus memprioritaskan kebahagiaan kita ketika kita sendiri. Nanti, jika ada orang yang datang di kehidupan kita, siapa pun, dan dalam bentuk apa pun, kita harus memastikan bahwa kehadirannya adalah pelengkap kebahagiaan kita. Karena tagline wanita mandiri tidak butuh laki-laki itu maksudnya bukan nggak butuh beneran. Tapi nggak butuh laki-laki yang menyusahkan kehidupannya. Makanya salah satu visi seorang wanita mandiri adalah tidak menggantungkan kebahagiaan hidupnya kepada orang lain, apalagi laki-laki. Jika ada laki-laki atau siapa pun yang ia putuskan untuk ada di sampingnya, maka orang-orang itu adalah pelengkap kebahagiaannya.
Mau menjadi independent tipe mana pun, jangan lupa untuk menyayangi diri sendiri. Jangan lupa bahwa semandiri-mandirinya kita, kita punya Allah. Setekad apa pun kita ingin menjadi seorang wanita yang mandiri, jangan pernah menolak bantuan dari orang lain. Selagi orang tersebut tidak menyusahkanmu, mengacaukan hidupmu, maka terimalah. Jangan menyendiri seumur hidup hanya karena gelar tersebut. Ingat bahwa kebahagiaan adalah tujuan utama kamu menjadi mandiri. Wallahua’lam. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!