Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
4.965 views

Curahan Hati Maimon tentang Haters hingga Masa Depan Anak-Anak

BANDUNG (voa-islam.com) – Kala berbincang dengan tim INA News Agency, layar ponsel Maimon Herawati yang tergeletak di meja sering kali menyala. Nomor-nomor tak jelas terus muncul, meninggalkan jejak missed call di WhatsApp miliknya. Lalu, ini diikuti dengan pesan-pesan kasar, bahkan kalimat tak senonoh yang tak ada habisnya.

“Banyak yang menelepon, kemudian kirim pesan aneh-aneh. Ada juga yang langsung mau video call. Yang pesannya tak senonoh biasanya langsung saya block and report. Belum lagi ada ancaman haters in your area. Dari sore hingga malam, ramai terus,” katanya, seraya menunjukan layar ponsel.

Tak hanya itu, ia juga dimasukkan ke dalam grup-grup aneh. Seperti grup yang berisi konten telanjang dan pornografi. Cepat-cepat ia pun keluar dari grup itu. Maimon menegaskan, ia memiliki buah hati yang harus aman dari konten demikian.

Pasca petisi penghentian iklan seronok yang dibintangi artis-artis korea mencuat, memang bukan main banyaknya orang-orang yang meneror Maimon. Dalam waktu singkat, dosen jurnalistik Universitas Padjajaran (Unpad) ini menjadi sasaran serangan haters. Pun di media sosial, akunnya dipenuhi ribuan komentar hujatan.

Padahal, petisi tersebut adalah bentuk kegelisahan seiring dengan anak-anak zaman sekarang yang terekspos konten-konten tak pantas. Ia sendiri terheran, bagaimana iklan dengan baju minim dan goyangan itu bisa luput dari pengawasan, bahkan sampai bisa diselipkan di antara tayangan kartun.

“Kan klaimnya, ‘sudah lolos sensor’. Iya betul, tapi untuk siapa dulu konten iklannya? Ini untuk 13 tahun keatas. Jadi bukan untuk balita,” katanya.

Maimon merasa perlu melakukan sesuatu, apalagi ketika tahu bahwa banyak pula warganet yang resah dengan iklan ini. Rupanya, banyak di antara mereka adalah orangtua yang satu visi dengan Maimon: ingin menjaga anak-anak dari tontonan yang tak baik. Sebab itulah petisi ini muncul. Ini pun tak lantas dipublikasikan, sebab ia terlebih dahulu mengkaji UU Penyiaran.

 

Resiko Perjuangan

Lalu ketika akhirnya petisi ini viral, dan ia dibanjiri serangan para haters, ia mengaku terpengaruh.

“Bohong kalau saya katakan tidak terpengaruh. Terganggu? Iya. Kalau takut, ada Allah Yang Maha Kuat, saya kembalikan kepada Allah,” katanya.

Namun menurut Maimon, yang justru lebih banyak tertekan adalah orang-orang di sekelilingnya. Saat berita mencuat, mahasiswa-mahasiswa didikannya pun memeluk Maimon untuk menguatkan. Begitu pun dengan anak-anaknya. Melihat hujatan yang begitu ramai, mereka meminta Maimon mematikan kolom komentar di Instagram.

“Anak pertama saya, saat beritanya meledak, menatap saya dengan sayang sekali. Mereka meminta komentar dimatikan semua. Tapi besoknya setelah di-off, Instagramnya hilang, ada yang menghapus,” tuturnya.

Dalam menghadapi masalah ini, Maimon justru tak patah arang karena cacian. Sebab ia tahu persis, yang ia hadapi adalah anak-anak kecil.

“Kalau saya melihat kalimat-kalimat mereka, saya jadi menyadari segininya ‘penyakit’ yang harus kita obati,” kata Maimon.

Kalau semakin aneh, saya makin berpikir, orangtuanya siapa ya? Kehidupannya seperti apa ya? Kalau dia sudah jadi ibu, anak-anaknya bagaimana? Kalau dia adalah ibu, kalau dia adalah ayah, apakah dia tega melihat anak perempuannya dilihat laki-laki lain? Jika dia tega, dan kemudian merasa petisi ini salah, apakah segitunya masyarakat kita saat ini?

Maimon pun berpikir keras bentuk dakwah seperti apa yang bisa membuat orang-orang merasakan bersama nikmatnya hidup dalam Islam.

 

Palestina

Sering seraya berdzikir memohon petunjuk-Nya, ia meneteskan air mata. Ternyata begini perjuangan yang harus ia lalui. Facebook di-suspend, Instagram hilang, hingga ribuan komentar tak pantas masuk.

“Terutama Facebook, karena dari sanalah biasanya saya melakukan aktivitas ke-Palestina-an,” katanya.

Maimon pun termenung, barangkali ini salah satu cara Allah untuk membuat ia sadar bahwa dalam sebuah perjuangan pasti ada kehilangan-kehilangan. Ketika kehilangan itu kemudian mengurangi kontribusi terhadap perjuangan, Maimon seakan dibuat memaknai hikmah perjuangan ini.

“Karena kan melakukannya karena Allah, kalau Allah mengambil sesuatu dari kita, kemudian bagaimana kita memaknainya? Yang saya sesalkan, terhambatnya program-program kampanye ke-Palestinaan,” katanya.

Baginya, kehilangan akun Facebook barangkali tidak bisa disamakan dengan kehilangan kaki para pejuang pembela Al Aqsha. Terlalu jauh jika disamakan. Namun, ketika Facebook yang menjadi senjata utama Maimon dalam pergerakan ke-Palestinaan sampai saat ini belum bisa diakses, ia merasa ada persamaan.

“Layaknya kehilangan itulah kira-kira, seperti dipotong ‘kakinya’,” katanya. Kendati demikian, ia menegaskan bahwa ia akan terus berjuang meski melalui cara yang tak disukai sebagian orang. [aghniya/syahid/voa-islam.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Muslimah lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X