Ahad, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 30 September 2018 09:18 wib
4.472 views
Kiprah Perempuan dalam Bingkai Peradaban Islam
Oleh: Azrina Fauziah (Aktivis Dakwah, Tim Penulis “Pena Langit”)
Membicarakan perempuan maka tak akan ada habisnya kita menilai mereka dengan kata bahkan kalimat. Perempuan merupakan makhluk Allah Swt yang memiliki banyak potensi dalam segala bidang. Tak ayal segala hal kekinian tak bisa jika tak dikaitkan dengan perempuan.
Baru-baru ini International Coucil of Women (ICW) telah menyelenggarakan sidang umum dan Temu Nasional Kongres Wanita Indonesia ke 90. Agenda ini dilaksanakan guna memperkuat komitmen bersama bagi perempuan dari 18 negara dalam meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di dunia, khususnya di Indonesia.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlidungan Anak (kemen PPPA) yakni mentri yohana yang menjadi pembicara dalam acara tersebut menyampaikan bahwa perempuan masa kini masih sangat memperhatikan dalam hal pendidikan, ekonomi serta sosial. Mereka adalah golongan yang selalu dimarjinalisasi oleh kalangan laki-laki, padahal perempuan sendiri memiliki potensi besar dalam membangun bangsa serta pengontrolan pembangunan segala bidang.
Maka solusi yang diberikan kepada peserta dalam acara tersebut ialah adanya ide kesetaraan gender yakni derajat laki-laki dan perempuan haruslah disama ratakan demi mewujudkan kesejahteraan bersama.
Kiprah Perempuan yang Sesungguhnya
Dalam islam, perempuan memiliki kedudukan yang begitu mulia. Sama halnya apa yang disampaikan oleh mentri kemen PPPA bahwa perempuan memiliki potensi yang luar biasa dalam pembangunan bangsa. Kiprahnya dalam peradaban dapat kita lihat dari beberapa sejarah bahwa seorang perempuan muslim dapat menjadi individu yang memiliki peran banyak seperti intelektual peradaban, penggerak opini serta ibu teladan.
Pendidikan dalam islam tentu bukan hanya hak bagi laki-laki namun juga perempuan. Kewajiban menuntut ilmu merupakan kewajiban kedua makhluk tersebut. Sehingga tak ada alasan bagi perempuan untuk bermalas-malasan serta tidak menuntut ilmu umum serta agama. Kondisi ini tentu menjadikan perempuan muslim tidak menjadi perempuan yang bodoh seperti zaman sekarang. Kepintarannya tadi bukanlah ekspresi untuk mencari keuntungan semata namun ditunjukan bagi peran perempuan yang selanjutnya.
Sebagai intelektual peradaban, perempuan yang cerdas tidak akan dengan mudah membiarkan kemunkaran ada di depan matannya. Maka begitu mulia perempuan selain ia sebagai intelektual peradaban dengan keyakinan keilmuan serta dibarengi oleh keimanan yang tinggi kepada Allah dengan lantang ia akan menyampaikan aspirasinya sesuai dengan islam.
Selain itu Islam dengan jelas memuliakan perempuan sebab ia telah diberi tugas utama sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Peran ini tentu tidak bisa kita anggap remeh karna tugas ini merupakan tugas yang strategis yang Allah Swt berikan kepada perempuan, sebab ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya, sehingga sosok ibu tentu berpengaruh pada tumbuh kembang pemahaman serta tingkah laku sang anak.
Namun sungguh ironi, framing jahat yang dibuat oleh peradaban barat membuat peran ibu dalam islam seakan menjadi hal yang rendah. Padahal begitu mulia peran ibu dalam membangun bangsa melalui anak-anak mereka yang telah ditanamkan pemahaman islam serta pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari.
Sungguh ironi, jika perempuan muslim sekarang melepaskan kiprah dan peran mereka yang telah Allah berikan hanya karena silau dunia dan propaganda negara-negara barat yang membenci islam.
Kini saatnya perempuan muslim menyadari dan menghindari jebakan pada arus liberal yang diciptakan musuh-musuh islam dengan kembali kepada peran-peran mereka dalam kiprah peradaban yakni islam. [syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!