Senin, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 9 November 2015 19:45 wib
20.078 views
Wanita Hebat, Sosok Pahlawan di Setiap Kegemilangan Anak Manusia
Oleh: Anna Mujahidah Mumtazah*
Wanita, konon dalam istilah Jawa “wani ditata” versi Indonesianya “berani diatur”. Begitulah wanita. Sosoknya lembut namun dapat meluluhkan hati lelaki di sampingnya. Menjadi seorang wanita bukan sekadar menemani suami, anak dan keluarga dalam perjuangan. Namun harus mampu menjadi Tenzing Norgay bagi suami, anak, dan orang di sekitarnya.
Tenzing Norgay adalah seorang pemandu pendaki gunung asal Nepal yang mengantarkan Edmund Hillary menaklukkan Puncak Everest (gunung tertinggi di dunia). Saat ia ditanya mengapa bukan dirinya yang menapakkan kaki pertama kali di puncak tersebut? Namun mempersilakan Edmund Hillary terlebih dahulu? Maka ia menjawab “Karena itu impian Edmund Hillary, bukan impian saya. Impian saya membantu dan mengantarkan dia meraih impiannya.”
Kebanyakan orang tua menginginkan pendidikan anaknya jauh lebih tinggi dibanding pendidikannya. Coba kita tengok nenek kita, pasti mengupayakan pendidikan orang tua kita melebihi pendidikannya. Orang tua kita mengupayakan dengan sekuat tenaga agar pendidikan kita melebihi pendidikannya. Begitu pula wanita (ibu) tentu menginginkan anak-anaknya melebihi dirinya.
Tak pandang seberapa besar energi yang dikeluarkan asalkan itu baik untuk buah hatinya. Tidak pula memandang materi yang dimiliki asal buah hati bahagia. Biarpun terkadang orang tua memeras keringat namun terasa nikmat.
...Sebagai wanita yang punya visi tentunya senantiasa mengoptimalkan diri. Ikut andil dalam pelopor perubahan menjadi pilihannya. Dengan visi menggapai ridha Ilahi, mengharuskan wanita menyusun mimpi-mimpi...
Seorang wanita punya peran yang strategis. Wanita adalah tiang negara. Cara mudah para musuh menyerang sebuah negeri adalah menyerang peran strategis yang dimiliki kaum wanita. Saat kaum wanita tersandera oleh ide feminis, di saat itu pula kekuatan terbesarnya hancur lebur layaknya bubur.
Meski banyak tantangan dan ujian di masa kini, seorang wanita cerdas tentu tak mau begitu saja menanggalkan idealismenya. Wanita salihah senantiasa berpegang teguh pada Al Quran dan sunah. Baginya keridaan Allah menjadi hal yang utama. Kapan pun dimanapun senantiasa terikat dengan aturan Allah.
Menjadi wanita dengan segala fitrahnya menjadikan dirinya harus cerdas. Tak hanya menjadi wanita yang biasa namun menjadi wanita yang bervisi. Visi dunia dan akhirat.
Mencoba menengok kaum Adam yang hebat, di sana kita jumpai wanita yang setia berada di sampingnya. Tak hanya menjadi teman setia namun juga menjadi pembakar semangat kaum Adam dan anak-anaknya. Kehebatan Imam Syafii tak lepas dari upaya ibunya. Hebatnya Bapak Habibie tak lepas dari tangan ibunya. Begitulah wanita, meski tak naik di panggung namun kehadirannya begitu luar biasa.
Menjadi wanita yang biasa ataukah luar biasa itu pilihan. Saat memilih menjadi yang bukan biasa maka konsekuensi akan selalu ada. Makan siang saja tak ada yang gratis. Apalagi menjadi yang di luar kebiasaan manusia. Fitrahnya wanita menjadi umm wa rabbatul bait.Menjadi ibu dan pengatur urusan rumah tangga. Sebagai wanita yang punya visi tentunya senantiasa mengoptimalkan diri. Ikut andil dalam pelopor perubahan menjadi pilihannya. Dengan visi menggapai ridha Ilahi, mengharuskan wanita menyusun mimpi-mimpi. Mimpi yang akan mengubah dunia. Bukan sekedar mimpi pribadi. Impian yang seharusnya dimiliki kaum wanita diantaranya adalah:
- Mengantarkan orang terdekat menjadi yang terhebat
Tak harus menguasai semua ilmu pengetahuan dan ketrampilan, karena itu bagaikan menegakkan benang basah (mustahil). Jadikan orang terdekat menjadi hamba Allah yang expert sesuai passionnya. Pesan Rasulullah “Sebaik-baik manusia adalah yang banyak memberi manfaat”. Dengan menjadikan sekitar orang yang expert tentu akan banyak memberi manfaat bagi sekitar. Terutama bagi agama yang mulia ini.
- Mengantarkan terdekat menjadi mujtahid dan ilmuwan muslim.
Karena dari merekalah dunia ini terwarnai. Seorang mujtahid yang kelak menjadi simpul umat. Para ilmuwan yang akan mewarnai dunia dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat sesuai syariat.
- Ikut andil dalam pelopor perubahan
Seorang wanita tak hanya sekedar melaksanakan ini dan itu hanya untuk menggugurkan kewajiban. Namun melakukan aktivitas dengan terencana dan optimal. Berfikir jauh ke depan tuk mempersiapkan orang di sekitarnya guna perjuangan Islam.
- Tak terlena dengan kemewahan dunia
Kapitalisme yang kian bercokol di negeri ini menjadikan wanita terkadang gundah gulana. Kesulitan ekonomi kian mendera. Terkadang dunia menjadi fokus utamanya. Wanita luar biasa mengambil dunia secukupnya dan tak lena dengan kemewahan tetangga. Baginya akhirat hal yang utama. Menggapainya butuh perjuangan hebat. Tak perlu bermewah di dunia karena itu akan menguras tenaga. Menanggalkan kemewahan dunia menjadi jalannya demi kemuliaan umat semata.
- Mengoptimalkan potensi pemikiran
Selain mendukung gerak dan langkah sekitar (suami, anak, keluarga dan lingkungan sekitar) seorang wanita juga harus mampu berjuang secara pemikiran. Tabir sejarah kian tersingkap, saatnya suarakan kebenaran dengan getol karena itu bagian dari perjuangan.
Kemenangan Islam kian dekat. Akankah kita menjadi bagian ataukah penonton, itu pilihan. Sebaik-baik pilihan adalah yang mengantarkan pada jalan keridaan. Semangat berjuang wahai wanita. Dari tangan, keringat dan pemikiran kita kelak akan dihasilkan generasi pejuang layaknya Umar bin Khattab dan Salahuddin Al Ayyubi sang penakluk Al Quds. (riafariana/voa-islam.com)
*Guru di SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro
Ilustrasi: Google
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!