Survei: 37 Persen remaja Yahudi AS Bersimpati Pada HamasSabtu, 23 Nov 2024 20:25 |
Oleh: Desti Ritdamaya
Awal tahun ini pemerintah umbar narasi terorisme dan radikalisme lagi. Mereka semakin menyasar dan mengerucut pada ajaran Islam dan umatnya. Sebelumnya BNPT telah memetakan pondok pesantren dan melaporkan hasilnya. Terdapat 198 pesantren yang dianggap terafiliasi dengan sejumlah organisasi teror dalam negeri. Upaya pencegahan penyebaran terorisme radikalisme pun akan dilanjutkan dengan rencana memetakan masjid di seluruh wilayah. Kebijakan ini patut dikritisi.
Pertama, pemetaan radikalisme terorisme hanya dilakukan pada tempat ibadah dan lembaga pendidikan Islam. Sedangkan tempat ibadah dan lembaga pendidikan agama lain nihil. Ini tentu saja tak adil. Kita tahu sendiri bahwa masjid adalah tempat suci. Pesantren merupakan majelis ilmu yang menjadi kawah candradimuka peradaban Islam. Orang yang masuk ke dalamnya dan memakmurkannya hanyalah mereka yang beriman pada Allah dan hari akhir dan yang menganggap perbuatan munkar dan keji adalah aib dan kemaksiatan pada Allah. Mereka tak mungkin menumpahkan darah tanpa alasan syar’i.
Tak pantas tuduhan teroris radikalis ditujukan pada masjid dan pesantren. Ini adalah kezaliman dan menyakiti umat Islam. Secara tersirat ada framing negatif bahwa ajaran Islam adalah sumber terorisme radikalisme. Tendesiusisasi dan pendiskreditan terhadap umat Islam memang tak pernah sepi, bahkan terus diidentikkan dengan pelaku terorisme radikalisme.
Kedua, dalam waktu bersamaan teror KKB di Papua terus menghantui dan mengancam nyawa anak bangsa dan integrasi bangsa. Sepanjang tiga tahun belakang, terdapat puluhan korban meninggal baik dari prajurit TNI/Polri maupun warga sipil. Korban luka pun tak terhitung. Namun kebutralan KKB yang sudah termasuk extraordinary terror, tak disebut sebagai gerakan radikal/teroris oleh pemerintah.
Ketiga, biasnya indikator terorisme dan radikalisme, akan menimbulkan kecurigaan dan saling memata-matai antar anak bangsa. Ironinya dilakukan di tempat ibadah. Kepercayaan dan saling menjaga silah ukhuwah antar sesama muslim pun akan luntur. Tak pelak lagi hal ini berpotensi menimbulkan konflik horizontal.
Kerja Keras, Tapi Teroris Radikalis Tak Pernah Mati
Ramainya pembahasan terorisme radikalisme oleh publik maupun media massa sudah berjalan dua dasawarsa. Sejak tragedi bom Bali tahun 2002 yang memakan korban ratusan jiwa dari berbagai negara. Berbagai upaya pun telah dilakukan pemerintah dalam mengatasi dan menanggulanginya.
Dibentuknya lembaga atau badan khusus seperti BNPT atau densus 88. Dikuatkan dengan kerjasama beberapa kementerian hingga melibatkan TNI. Diterbitkannya UU, peraturan pemerintrah, keputusan menteri dan sebagainya sebagai payung hukum. Bahkan melakukan kerja sama internasional di bawah kerangka PBB, seperti Counter Terorism Implementation Task Force (CTITF), Counter Terrorism Financing (CTF), International Meeting on Counter-Terrorism (IMCT) dan sebagainya.
Hasilnya dikucurkan dana segar ratusan miliyar per tahunnya khusus untuk penanganan terorisme radikalisme. Tambahan lagi dana bantuan dari asing. Setiap tahun terjadi puluhan hingga ratusan penangkapan atau penembakan mati ‘terduga’ teroris. Baik yang terafiliasi jaringan Jamaaah Islamiyah, Al Qaeda, ISIS, Jamaah Ansharuut Daulah dan sebagainya. Tahun 2021 lalu dari data yang diekspos oleh BNPT sendiri, terdapat 364 orang yang ditangkap dan ditindak densus 88. Termasuk eksekusi hukuman baik penjara maupun mati bagi narapidana terorisme.
Yang menarik, walaupun perjalanan panjang nan melelahkan sudah dilakukan, pemerintah masih mengklaim tindakan teroris radikalis semakin hari semakin subur. Seakan tak pernah mati. Hal ini tentu saja menjadi tanda tanya publik. Sebenarnya ada atau tidak terorisme radikalisme tersebut atau hanya ‘proyek’ politik dan kepentingan?
Islamophobia, Upaya Redam Ideologi Islam
Dalam tiga dasawarsa terakhir nampak geliat kebangkitan Islam di negeri-negeri muslim. Ditandai dengan tumbuhnya kesadaran kaum muslim bahwa Islam adalah ideologi sahih dari Allah dan RasulNya. Ideologi Islam tak hanya mampu memberikan keselamatan dunia akhirat, tapi mengatasi kemunduran dan keterpurukan negeri-negeri muslim. Sehingga penyuaraan syari’at Islam kaffah dalam institusi politik semakin menggema.
Barat membaca dan melihat hal ini, sebagai ancaman terhadap eksistensi dan hegemoni peradaban mereka. Karena tak dipungkiri, peradaban Barat tegak berdiri karena kolonialisasi dan imperialisasi di dunia Islam. Baik dengan penguasaan sumber daya alam (SDA) secara langsung atau melalui para komprador mereka. Maupun dengan bercokolnya tsaqafah sekulerisme kapitalisme dalam benak kaum muslim yang dijadikan kiblat dan arah pandangan dalam mengatur kehidupan.
Harga mati bagi Barat untuk mempertahankan sekulerisme kapitalisme dalam aliran darah dan nafas kehidupan mereka dan negara ‘jajahan’. Untuk tidak membiarkan kebangkitan Islam terjadi. Maka berbagai upaya dilakukan untuk meredam kebangkitan Islam ini. Tak ada cara lain kecuali menstigmatisasi ideologi Islam dan mengeliminasi ruang gerak politik ideologi Islam.
Genderang palu pertarungan ideologi mulai ditabuh. Dipelopori dan dikumandangkan oleh Amerika Serikat (AS), sejak peristiwa 9/11/2001. Dari track record, AS dengan permainan politiknya telah mendesain Islamophobia, serta narasi terorisme radikalisme. Lantas diikuti negara Barat lainnya. Teroris dan radikalis dalam kacamata Barat adalah ideologi Islam dan kaum muslim yang memperjuangkan tegaknya institusi Islam kaffah. Semuanya diekspor ke berbagai belahan dunia dengan kekuatan opini media massa dan kucuran dana. Alhasil Islamophobia menjadi massif. Framing dan tafsirnya copy paste dari Barat. Tak hanya masyarakat Barat yang alergi akut terhadap simbol, syi’ar dan syari’at Islam. Tapi kaum muslim sendiri di negeri yang mayoritas muslim. Miris.
Belajar dari Dakwah Rasulullah SAW
Menghadapi itu semua, penting kiranya muslim belajar dari dakwah Rasulullah SAW. Tak hanya ta’dzib (penyiksaan) yang dilakukan oleh kafir Quraisy dalam menentang dakwah. Tapi juga da’aawah (propaganda) di dalam dan luar Mekkah. Mereka sengaja melemparkan berbagai isu dan tuduhan keji pada Rasululullah, shahabat dan ajaran Islam. Mereka menuduh Rasulullah SAW sebagai dukun, orang gila, dan tukang sihir. Menuduh Islam bukan berasal dari Allah tapi Rasulullah SAW menyadurnya dari pemuda Nasrani. Menuduh Islam ajaran pemecah belah tradisi, adat istiadat dan keyakinan nenek moyang. Tujuannya tak lain untuk menyimpangkan kebenaran, menghalangi laju dakwah serta mematikan dakwah dan pengembannya.
Berhasilkah? Tidak, bahkan keimanan semakin membuncah dalam dada para shahabat. Yang masuk Islam semakin bertambah. Dakwah semakin bersinar. Karena kebenaran dakwah Rasululullah tak bisa dinafikkan oleh rang-orang yang haus pada fitrahnya. Mereka mencari dan menemukan mata air iman itu pada wahyu Allah, yang nampak pada lisan dan perbuatan Rasulullah dan para shahabat.
Jadi narasi teroris radikalis adalah usaha orang kafir dan munafik untuk memadamkan cahaya agama Allah melalui lisan-lisan mereka. Tapi Allah Maha Kuasa menolaknya dan menyempurnakan cahaya diinNya. Kaum muslim yang beriman serta mencintai Allah dan RasulNya, tak perlu ragu pada yang haq. Tetap berpegang teguh pada syari’atNya walaupun harus memegang bara api. Serta meniti jalan mulia dengan mendakwahkannya Islam sebagai ideologi. Karena kemenangan dan tegaknya Islam kaffah adalah janji Allah. Wallahu a’lam bish-shawab. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google
FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id
Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com
Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com
Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%.
Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com