Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
11.508 views

Dua Wajah Freedom of Expression ala Demokrasi

 

Oleh: Iranti Mantasari, BA.IR, M.Si
Alumni Pascasarjana Kajian Timur Tengah dan Islam UI

 

“Kami tidak takut suara ambulans, kami lebih takut suara perut yang lapar”.

Begitulah kalimat yang dituliskan oleh anak bangsa untuk menunjukkan kondisi rakyat kecil di bawah sana. Pandemi Covid-19 yang belum tampak titik akhirnya dan keadaan masyarakat kelas bawah yang kian tercekik melahirkan satu kegelisahan sosial yang seharusnya menjadi pertimbangan besar bagi para pemangku kuasa dalam menetapkan kebijakan atas rakyat.

Carut-marut kondisi ini juga diekspresikan oleh warga melalui kritik-kritik yang dibalut dengan seni, berupa mural dan grafiti (CNN Indonesia, 15/8/2021). Beberapa mural yang disoroti adalah: “404: Not Found” (berlatar wajah dengan mata tertutup mirip Jokowi); “Tuhan, Aku Lapar”; “Dipaksa Sehat di Negeri yang Sakit”; “Kita hidup di kota dimana mural dan grafiti dianggap kriminal sedangkan korupsi dianggap budaya”.

Beberapa mural yang viral tersebut akhirnya dihapus oleh aparat karena dianggap menghina lambang negara. Padahal bila ditelaah, sama sekali tidak ada yang menunjukkan lambang negara yang disepakati, yakni Garuda Pancasila, hanya disinyalir mirip dengan presiden saja. Adapun bila dianggap menyinggung pemerintah, maka seharusnya hal itu menjadi refleksi pemangku kuasa, karena itulah yang dirasakan dan dipersepsikan oleh masyarakat, bukan malah ditanggapi dengan sikap yang represif.

Kejadian kriminalisasi kritik melalui medium seni ini tentu menjadi hal yang menarik di tengah negeri yang konon menerapkan demokrasi dan menjunjung tinggi HAM. Salah satu prinsip yang ada dalam sistem demokrasi adalah dijaminnya freedom of expression atau kebebasan berekspresi yang juga merupakan aspek penting yang disebutkan oleh DUHAM (Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia). Di Pasal 19 DUHAM yang juga diadopsi nilai-nilai dalam konstitusi Indonesia, dikatakan bahwa “Setiap orang berhak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi, dalam hal ini mencakup kebebasan untuk berpegang teguh pada pendapat tertentu tanpa mendapatkan gangguan…”

Terbenturnya prinsip freedom of expression dengan berbagai realita yang pantas untuk diekspresikan memang sudah lama menjadi bahan kritik, baik dari para intelektual hingga pengamat politik-sosial masyarakat. Standar ganda kebebasan adalah hal yang niscaya di dalam demokrasi, mengingat sistem ini mengedepankan asas manfaat. Bila ekspresi dan kritik dianggap tidak bermanfaat atau justru menyinggung dan mengancam penguasa, maka balasan yang diberikan kepada mereka yang bersuara pun bisa berujung pada bui.

Bila memang Indonesia mengadopsi nilai-nilai DUHAM, maka fenomena ini justru menunjukkan inkonsistensi implementasinya. Selain itu, fakta ironisnya juga tentu menunjukkan beberapa hal:

pertama, betapa lemah dan terbatasnya akal manusia dalam memproduksi aturan yang diterapkan, karena bisa dilanggar sendiri dan tidak terkena konsekuensi hukum;

kedua, demokrasi hanya memberi ruang kebebasan berekspresi dan mengritik bila hal tersebut tidak mengancam kenyamanan tahta penguasa dan tidak mengancam eksistensi ideologi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kritik atau bahkan opini yang dilancarkan oleh kubu yang dekat dengan penguasa seperti para buzzer, namun tidak dikriminalisasi oleh penegak hukum;

ketiga, standar kebenaran di iklim demokrasi ini sangat nisbi dan relatif, sehingga berpotensi membingungkan manusia, karena apa yang benar menurut seseorang, belum tentu benar di mata orang yang lain.

Kondisi status quo yang demikian, patutnya menjadi sorotan bahwa sistem hari ini, lengkap dengan pemikiran yang membangunnya bukanlah sistem yang ideal untuk diterapkan atas umat manusia, karena memungkinkan berbagai perpecahan, perbedaan dan perselisihan terjadi. Lantas sebagai muslim, selayaknya kita memandang setiap problematika dalam kehidupan dengan sudut pandang Islam, yang didasarkan pada penjelasan-penjelasan syar’i.

Standar kebenaran di sisi seorang muslim hanyalah apa yang dianggap benar oleh kitabullah, Sunnah, ijma’ para sahabat radhiyallahu ‘anhum, dan qiyas. Adapun sesuatu yang salah bagi seorang muslim adalah apa-apa yang ditetapkan salah oleh sumber syar’i tersebut. Bila rasio manusia yang dijadikan sebagai standar, maka sama saja dengan mengizinkan benih-benih kekacauan dan ketimpangan terjadi dimana-mana. Hal ini pun sudah terbukti oleh mata kepala rakyat hari ini.

Penguasa yang menempatkan Islam sebagai landasan pemikirannya akan tidak bersifat anti terhadap kritik yang ditujukan kepadanya, bila memang kritik tersebut merupakan cerminan keluhan yang dirasakan rakyatnya. Begitupun dengan rakyat, ia tidak akan takut untuk memuhasabah atau mengevaluasi penguasanya karena memandang itu sebagai tanggungjawabnya sebagai rakyat. Sikap yang terpancar dari pola pikir Islam ini akan melahirkan harmoni antara penguasa dengan rakyatnya. Wallahu a’lam bisshawwab. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google

 

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Liberalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X