Rabu, 26 Jumadil Akhir 1446 H / 25 Desember 2013 18:41 wib
52.693 views
Sudah Dua Kali Kicau Fahri Hamzah Ucapkan Selamat Natal. Ada Apa PKS?
JAKARTA (voa-islam.com) - Bagai melawan seluruh umat Islam yang gusar dengan perayaan hoax natalan ini berbanding terbalik dengan sikap Fahri Hamzah politikus dan anggota DPR RI PKS dalam mengucapkan 'Selamat Natal' yang tidak hanya kali ini saja di kicaukan.
Tercatat tahun 2012 lalu pun PKS dan para anasirnya telah melakukan ucapan yang dalam Islam dicatat sebagai penghinaan kepada Allah karena peraayaan Natal dimaksudkan untuk memperingati kelahiran 'Tuhan' hoax Yesus Kristus yang di memang konspirasi dan konsensus kaum yahudi.
Fatwa MUI 1981 saat masih diketuai Buya Hamka telah gamblang menyatakan umat Islam tak boleh mengucapkan selamat Natal.
Namun tak berlaku bagi Fahri Hamzah politikus PKS ini. Kenapa?
Berikut ini Tweet lengkap dari Fahri Hamzah tahun 24 Desember 2012 lalu :
1. Pernah saya mengatakan bahwa dengan menyuruh mengatakan "bagimu agamamu, bagiku agamaku" Tuhan seperti kalah atau tak berdaya.
2. Urusan agama atau tepatnya urusan Iman, Tuhan menyerahkan kepada kita, urusan manusia masing-masing.
3. Pasti ada masalah dengan Iman dan keyakinan dan yang kita temui adalah bahwa Allah tdk sudi memaksa siapapun.
4. Padahal apa yang tidak mungkin bagi Allah? Siapa yg bisa menghalangi kehendaknya? Tidak ada!
5. Dalam satu ayat disebutkan, "kalau kau mau beriman, berimanlah, kalau mau ingkar, ingkarlah".(Kahfi:29)
6. Maka, intinya adalah bahwa tak ada paksaan dalam iman (la ikraha fiddin, 2:256). Karena kebenaran itu nyata.
7. Dan pasti ada hikmah Tuhan menurunkan banyak nabi/rasul, lalu muncul banyak agama.
8. Tuhan menguji kita dengan keberagaman sebab Dia telah menciptakan keindahan dalam keberagaman itu.
9. Lalu apakah mungkin kita menghindari kenyataan ini? Sesuatu yg mustahil dan tak pernah ada preseden sejarahnya.
10. Karena itu, agama apapun tak boleh membuat kita melupakan sunnatullah tentang keberagaman.
11. Sebab di sebalik perbedaan dalam iman, yg Tuhan "menyerah" lakum dinukum waliyadien. Ada banyak persamaan.
12. Iman tak bisa diperdebatkan karena kayakinan iman tak sepenuhnya perkara akal.
13. Dan kelak kita mempertanggungjawabkannya sendiri-sendiri. Iman itu personal bahkan melampaui negara atau lembaga agama.
14. Maka, dengan itu agama tak membuat kita saling mengganggu.kita harus merintis hidup saling menjaga.
15. Seperti nabi SAW mengatakan "siapa yg mengganggu ahludzimmah (non muslim yg hidup damai berdampingan) maka ia telah mengganguku".
16. Itulah yang harus kita lakukan di malam natal, kita harus menjaga kemanan misa dan gereja, meski itu tugas negara.
17. Misa itu sakral bagi ummat nasrani dan kita tak boleh mencampur. Ini adalah peribadatan.
18. Tetapi natal sebagai hari besar adalah sumber kegembiraan nasional kita, seperti hari raya agama lainnya.
19. Mari kita ucapkan Selamat kepada yang merayakan. Tanpa harus ikut peribadatannya.
20. Seperti agama apapun mengucapkan selamat Hari Raya Ied kepada kita tanpa harus ikut sholat, sebab itu juga merepotkan.
21. Agama adalah kasih sayang Tuhan kepada manusia. Padahal Tuhan telah memberikan akal. Diberikan lagi agama.
22. Agama pasti adalah sumber kebaikan sebab ajaran Tuhan tak mungkin merusak.
23. Agama pasti adalah sumber ketenangan dan kebahagiaan kita semua manusia. Marilah mencarinya dalam kehidupan kita.
24. Ummat beragama di Indonesia memerlukan refleksi yang mendalam untuk membangun kebersamaan. Dan ummat Islam dapat beban terberat.
25. Selamat Natal 2012 dan tahun Baru 2013, semoga kedamaian dan persaudaraan menghampiri hati kita yang terdalam. (Sekian)
Tahun 2013 ini ia tak kapok mengulangi ucapan selamat natal dengan mengatakan "Selamat merayakan Hari Raya Natal 2013... dan Tahun Baru 2013. Semoga kebaikan menyertai kita semua." demikian kicaunya
Sikap Fahri Hamzah tahun 2012 pun telah di mentahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang kembali menegaskan agar umat Islam tidak mengikuti ritual Natal dan melarang ucapan selamat Natal.
"Ya kalau soal Natal, MUI mengimbau agar umat Islam tidak mengikuti ritual Natal. Tetapi harus menjaga kerukunan dan toleransi," kata Ketua MUI Pusat Bidang Fatwa Ma'ruf Amin di Kantor LPPOM MUI, Jalan Proklamasi No 51 Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/12/2012).
Larangan umat Islam tidak boleh mengikuti ritual Natal, jelas dia, telah tercantum dalam fatwa MUI. Begitu pula dengan ucapan selamat Natal yang difatwakan haram oleh MUI.
Tak Mempan Fatwa MUI, Fahri Hamzah kembali ucapkan selamat natal pada tanggal 24 Desember 2013 ini?
sumber: http://www.pkspiyungan.org/2013/12/selamat-merayakan-hari-raya-natal-2013.html
1) Kenapa kita tidak berhenti meyakinkan orang bahwa agama kita benar dan agama orang lain salah?
2) Bukankah Tuhan menganjurkan sikap terbaik: Bagimu keyakinanmu dan Bagiku keyakinanku?
3) Adakah yang lebih baik dari sikap itu? Coba tunjukkan kepadaku...bukankah sejarah berlumur darah krn melupakannya?
4) Jadilah kita ummat yang terbaik justru karena kita mencontohkan kedewasaan sikap..saat kita selalu saling jabat tangan.
5) Malam ini, saudara kita yang beragama nasrani. ..menyiapkan diri untuk perayaan keyakinannya..
6) Bisakah kita ikut menjaga? Paling tidak perasaannya...jagalah kata2 kita yg baik...
7) Satu sisi saya juga tahu bahwa ada kalangan yg selalu mencitrakan malam natal adalah malam tak aman...
8) Pencipta suasana seperti ini adalah penganggu yang memperkeruh suasana hati kita...kita semua warga bangsa jadi gundah.
9) Lalu ada juga sebagian kawan kita berespon berlebihan...seolah mereka tak dikehendaki dan seolah mereka dibenci...
10) Bahkan ada juga yang tega mengkampanyekan bahwa mayoritas di negeri ini jahat...semuanya salah.
11) Padahal kitalah sebagai bangsa yang harus melawan keraguan yang diciptakan oleh orang lain...kita bisa.
12) Ayolah...mari kita saling terima...yang tak boleh di antara kita hanya mencampur iman..karenanya ibadat adalah urusan masing2.
13) Kita pasti tersiksa jika meyakini 2 hal yang bertentangan lalu keduanya dianggap benar..
14) Maka di depan pintu keyakinan dan peribadatan kita berhenti dan saling mengucap salam...
15) Di situ kita berpisah untuk saling menjaga...bagimu agamamu bagiku agamaku...
16) Selamat merayakan Hari Raya Natal 2013...dan Tahun Baru 2014. Semoga kebaikan menyertai kita semua.
*sumber: https://twitter.com/Fahrihamzah
Anomali Polah PKS dan NU bagai Bagai Ucapan Kemunafikan.
NU pun membolehkan selamat natal selama tidak dimaksudkan pada perayaan kelahiran seorang tuhan yesus. Logika yang sulit diterima. Tegaslah, Bagimu Agamamu dan Bagiku Agamaku..
Sikap memanipulasi bisa jadi seperti Snouck Hungronje yang pura-pura masuk agama Islam demi merusak kepercayaan Islam itu sendiri, ia pandai memisahkan antara ucapan lisan yang pura-pura menjadi dengan kenyataan ucapan hati yang tak lebih sebagai seorang kafir demi sebuah sikap lip-service semata. Sedangkan ia sebaliknya.
Mungkin Snouck Hungronje yang bisa memisahkan antara ucapan lisan dengan kenyataan ucapan hati
Fatwa MUI pada 7 Maret 1981 dinyatakan, mengikuti upacara Natal bersama bagi umat Islam hukumnya haram. MUI menyatakan, perayaan Natal bersama kerap disalahartikan sebagian umat Islam dan dianggap sama dengan perayaan maulud Nabi Muhammad.
Ketua MUI Yunahar Ilyas juga menyatakan, umat Islam tak boleh mengucapkan selamat Natal. Sebab, Natal bagi Nasrani merupakan perayaan kelahiran Yesus Kristus. Ia juga mengacu pada fatwa MUI 1981 saat masih diketuai Buya Hamka.
Islam mempunyai keyakinan berbeda dengan Nasrani dalam melihat sosok Isa. Bagi umat Kristiani, Isa adalah Tuhan yang lahir ke dunia. Sedangkan, bagi umat Islam, Isa adalah manusia biasa yang lahir ke dunia. Isa kemudian menjadi nabi. Dalam bahasa Yunani.
Perayaan 25 Desember oleh umat Kristen berkaitan dengan perayaan kelahiran ‘Tuhan Yesus’ bagi mereka, sekalipun pada faktanya merupakan kesalahan yang nyata bila kelahiran Yesus ditetapkan pada 25 Desember. Namun, karena umat Kristiani telah menetapkannya sebagai perayaan ritual agama mereka, maka jelas ini adalah permasalahan aqidah.
Perayaan Natal ini berarti perayaan atas kesyirikan menyekutukan Allah. Telah kita ketahui bersama bahwa ucapan selamat adalah ucapan kebaikan yang mengandung doa dan harapan, juga menjadi ungkapan kegembiraan bahkan penghargaan untuk orang yang diberi selamat.
Artinya, umat Islam yang mengucapkan selamat kepada mereka, sama saja dengan memberikan penghargaan atau mengagungkan sekutu Allah. Padahal jelas, Allah sendiri telah menyatakan mereka adalah orang kafir, yang di akhirat kelak akan diberikan sikas teramat pedih.
“...Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (TQS. Al Maidah: 72).
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/citizens-jurnalism/2013/12/24/28312/toleransi-islami-bagimu-agamamu-bagiku-agamaku/#sthash.HkWoIeEv.dpuf
Ucapan Selamat Natal Membuat Allah Murka
Kenapa??
Karena masih banyak yang tidak menyadari akan makan ucapan Selamat Hari Natal dan sebagai simbol lahirnya anak Tuhan...
Simaklah aya Al Quran ini, hampir-hampir langit runtuh karena ucapan kelahiran Tuhan...
"...hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwahkan Allah yang maha pemurah mempunyai anak" (Quran Surat Maryam: 88 - 92)
Selamat Natal = Selamat atas kelahiran Yesus yang dituhankan
Apakah 'tuhan' bisa dilahirkan?
kemana 'tuhan' sebelum dia lahir? (jika begitu)
siapa yang mengatur alam semesta sebelum 'tuhan' lahir?
BAGIMU AGAMAMU
BAGIKU AGAMAKU...
Bagi para follower Fahri Hamzah dan anasir PKS perlu waspada, ucapan tersebut jika salah dan melanggar aturan syariat maka kembalikan kepada Al Quran dan As Sunnah. Karena Islam adalah agama seluruh nabi dan rasul 'alaihimus Shalatu wassalam. Mereka semua datang mendakwahkan Islam. Karena Islam dalah satu-satunya agama yang Allah ridhai bagi hamba-hamba-Nya. Dia tidak akan menerima satu agama dari seseorang, kecuali agama Islam. Siapa yang beragama dengan selainnya ia pasti merugi.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran: 19)
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran: 85)
“Janganlah kalian termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (Ar-Rum: 31-32)
Lantas bagaimana jika terjadi perselisihan? Langkah apakah yang semestinya dilakukan?
“Jika kalian berselisih tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah danRasul-Nya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” [An-Nisa’ : 59]
Di sinilah Islam mengatur dan memberikan petunjuk pada umatnya, yakni apabila kita berselisih maka segera kembalikan kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul-Nya (Sunnah).
Imam as-Suyuthi berkata:
“Kemudian al-Baihaqi mengeluarkan suatu riwayat dengan sanadnya dari Maimun bin Marhan tentang firman Allah (diatas). Maksud “mengembalikan kepada Allah” dalam ayat ini adalah mengembalikan kepada kitab-Nya yaitu Al-Qur’an, sedangkan mengembalikan kepada Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam, jika beliau telah wafat “adalah kembali kepada Sunnah beliau” [Miftahul Jannah fii-Ihtijaj bi As-Sunnah(edisi Indonesia); hal. 36-46]
Kata “sesuatu” di ayat ini bentuk nakirah dalam konteks syarth (syarat), sehingga meliputi seluruh perselisihan kontradiktif baik dalam ushul (urusan pokok) ataupun furu’ (urusan cabang). Tafsir ini sebagaimana diungkapkan oleh Al-‘Allamah Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithy dalam Adhwa’ul Bayan (1/ 333).
Hafizh Ibnu Katsir berkata, “Ini adalah perintah dari Allah Azza wa Jalla, bahwa segala perkara yang diperselisihkan oleh manusia, yang berkaitan dengan ushuldan furu’ agama wajib dikembalikan kepada al-Qur`an dan sunnah. Sebagaimana firman Allah, “Tentang sesuatu apa pun kamu berselisih maka putusannya terserah kepada Allah.” (Asy-Syura: 10).
Maka apa yang ditetapkan oleh kitabullah dan sunnah rasulNya dan diakui keabsahannya oleh keduanya maka itulah kebenaran dan tidak ada sesudah kebenaran melainkan kesesatan.
Karena, Allah dan para malaikat tak bisa dimanipulasi ucapan Lip Service!
Wallahu'alam bishowab [abdullah/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!