Survei: 37 Persen remaja Yahudi AS Bersimpati Pada HamasSabtu, 23 Nov 2024 20:25 |
JAKARTA (voa-islam.com) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) panik dan dapat dimaknai berbohong dalam program deradikalikasi sesungguhnya adalah gerakan agar umat Islam tak boleh membela saudaranya yang tertindas dan diserang Yahudi Zionis dan para sekutunya di Amerika dan Eropa.
Sedangkan tokoh radikal kristen dan syiah tak pernah di kenai program deradikalisasi. BNPT yang di bentuk atas dilatarbelakangi dengan terjadinya bom Bali pada tanggal 12 Oktober 2002, Pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2002 xalam rangka menanggulangi tindakan terorisme.
BNPT patut dikritisi, karena bukanlah melakukan deradikalisasi, karena lebih tepat disebut sebagai de-jihadisasi.
Tak puas dengan beragam program yang telah dijalankannya, baik seminar ke pada guru, dosen dan siswa sekolah maupun kampus dengan menggandeng situs lazuardibirru.org sebagai corong medianya. Tak selesai, diduga ada konspirasi juga dengan mendanai aktivis 'sumbu pendek' dan didoktrin hingga di jebak dengan penangkapan dengan liputan bak tayangan entertaiment reality show yang melambungkan TV One, Karni Ilyas dan Encep S Yasa sebagai reporter pandangan mata penangkapan dan penggerebekan terduga teroris.
Tak juga lelah dengan makarnya padahal umat Islam 'bertepuk sebelah tangan' pada BNPT, kini tak tanggung-tanggung, BNPT mendatangkan tokoh salafi dari Arab Saudi yang kental dengan pemahaman murji'ah Syaikh Ali Hasan Al-Halabi. Seperti diketahui secara umum bahwa Arab Saudi yang kental sebagai sekutu dekat Amerika Serikat.
Aneh bin ajaib, kesesatan paham dan radikal syiah Jalaludin Rakhmat tak dikenai sedikitpun, lalu kenapa yang di jerat hanya yang mempunyai pemahaman jihad yang di labelkan Ansyad Mbai sebagai gerakan teroris yang dimaknai sebagai gerakan separatis dengan meradikalisasi agama sebagai bentuk perjuangannya?
Di sisi lain, organisasi kelompok separatis kristen di Maluku seperti Republik Maluku Selatan (RMS) dan kelompok bersenjata radikal di Papua dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) juga tak juga diterapkan hal serupa?
Kalau Ansyaad Mbai menyatakan terorisme sebagai gerakan yang menggunakan doktrin agama sebagai tujuan politiknya. Namun Ansyad Mbai tak berkutik ketika pertanyaan tersebut di tanyakan padanya, sebagaimana penuturan Ustadz Fuad Al Hazimi dalam diskusi dengan Ansyaad Mbai di Jakarta bulan Mei 2013 silam.
"Kalo Teroris dikatakan sebagai gerakan radikal yang menggunakan doktrin agama, lalu bagaimana dengan OPM dan RMS? tanya Ustadz Fuad Al Hazimi?Ansyad Mbai malah berkilah "karena kalau OPM dan RMS ditangkap maka dunia internasional akan menekan Indonesia..."
Nah lho... Absurd kan?
Berdasarkan pengakuan Ansyad Sendiri bahwa kasus terorisme memang untuk mengalihkan isu yang membelit pemerintah atau penguasa.
Sebelumnya, Ansyad juga mengakui penggerebekan teroris merupakan pengalihan isu. "Perbandingan 80 persen dan 20 persen. 20 Persennya yang pengalihan isu, tetapi kalau di era Soeharto dulu persentasenya sangat tinggi," ujar Ansyad saat ditemui di ruangannya, Jumat (10/5/2013) malam.
Noam Chomsky, ahli linguistik terkemuka dari Massachussetts Institute of Technology(MIT) AS telah menyebutkan kebijakan AS dan sekutunya, negara-negara Barat, terhadap Dunia Islam dengan isu terorisme. Invasi militer AS di Timur Tengah misalnya, bisa kita definisikan sebagai aksi terorisme AS dan sekutu terhadap masyarakat muslim Timur Tengah, karena mereka menciptakan ketakutan di kalangan masyarakatnya dengan melancarkan serangan rudal udara, dan juga penembakan terhadap warga sipil.
Dalam tulisannya yang dimuat The Jakarta Post (3 Agustus 1993) dengan terjemahan judul ‘AS Memanfaatkan Terrorisme Sebagai Instrumen Kebijakan’, Noam Chomsky menyatakan bahwa “AS memanfaatkan istilah terorisme sebagai instrumen kebijakan standarnya untuk memukul lawan-lawannya dari kalangan Islam”
R. Mangindaan menulis tentang hubungan Radikal dan Terorisme secara panjang lebar, akan tetapi kondisi obyektif memperlihatkan bahwa langkah kemajuan yang dicapai, tidak menjanjikan seperti yang di harapkan oleh karena ada beberapa hal, yaitu
(1) Batasan mengenai international terrorism belum ada kesepakatan yang baku,
(2) Ada kepentingan negara barat untuk membentuk satu sistem global, tentunya dalam bingkai kepentingan nasional mereka (zionist protocol dan penciptaan Israel Raya)
(3) Ada kecendrungan negara maju mem-politisasi isu teror untuk menekan negara berkembang,
(4) Kerjasama yang terjalin antara negara maju dan berkembang cenderung menguntungkan negara maju.
Para tokoh yang diundang BNPT itu ialah Syekh Ali Hasan Al- Halaby dari Yordania, DR. Najih Ibrahim dan Syekh Hisyam Al-Najjar, keduanya dari Mesir.
Dr. Najih Ibrahim yang sudah melemah 'ghirohnya' dari dunia jihad pun didatangkan BNPT bersama tokoh dari Jihad Mesir lain Al-Najjar yang dahulu dikagumi karena berjuang melalui jaringan Jamaah Islamiyah dekade 1970 dan 1980. DR. Najih Ibrahim adalah penulis buku 'Tausyiah Bagi aktivis Islam' dan menjadi panduan para aktivis Islam, ia tulis saat ia masih aktif di harakah jihadi sebelum mengalami pergeseran pemikiran seperti saat ini.
Mereka bertiga dijadwalkan akan berada di Indonesia hingga 14 Desember 2013 dan salah satu agendanya adalah diskusi dengan beberapa tokoh dan ulama jihadis di LP Nusakambangan dan LP di Jakarta.
Di Nusakambangan Ali Hasan Al Halabi 'Murjiah' ini di agendakan debat ilmiah, namun Ustadz menolak berdebat kalau dalam debat tertutup, Ustadz Abu Bakar Baa'syir menghendak debat disiarkan oleh media dan terbuka. Akibatnya yang rencananya debat menjadi ceramah satu arah dan hanya di hadiri Ustadz Aman Abdurrahman, Rois Abu Syaukat, Arif Budiman, Ali Umar, Zaenal Muttaqin, Subur Sugiarto, Priatmo, Ahmad Hasan, Arifin, Syaiful Anam alias Brekele dan Toni Togar.
Namun gagal total usaha di Lapas Kembang Kuning, syaikh murjiah Ali Hasan Al Halabi tak bisa merayu Ustadz Aman Abdurrahman dan mujahidin lain di Nusakambangan dan berakhir akibat sergahan Ustadz Aman Abdurrahman pada penjelasan Ali hasan Al-Halabi tentang meniadakan hukum 'pengkafirkan' kepada penguasa yang berhukum hukum thoghut.
Menurut pengamat Murjiah yang kami kutip dari kiblat.net, Ustadz Anung Al-Hamat, Lc., M.Pd.I, menyatakan bahwa sosok Ali Hasan Al-Halabi adalah penganut paham murji’ah yang menyimpang dalam hal iman.
“Ia sudah di stempel sebagai penganut murji’ah yang bid’ah dan bathil oleh Lajnah Daimah (Komisi Fatwa Saudi, red),” ujar Ustadz Anung saat ditemui Kiblanet di kediamannya di kawasan timur Jakarta, Selasa, 10 Desember 2013.
Kekeliruan yang paling fatal yang dilakukan oleh penganut Murji’ah seperti Ali Hasan Al-Halabi adalah menganggap iman seseorang itu sah meskipun dia sama sekali tidak beramal. Padahal, dalam Islam komponen keimanan itu terdiri dari hati, lisan dan amal.
Ustadz Anung pernah menulis sebuah buku yang menjelaskan tentang kesesatan paham murji’ah. Buku itu berjudul “Mewaspadai Penyimpangan Neo Murji’ah”, diterbitkan oleh Forum Studi Sekte-Sekte Islam tahun 2012. Di dalamnya juga terdapat penjelasan secara lengkap para tokoh murji’ah, termasuk Ali Hasan Al-Halabi.
“Para tokoh murji’ah ini juga dikenal sebagai orang-orang yang sering berdusta atas nama ulama seperti Ibn Katsir, Syaikh Muhammad Ibrahim Alu Syaikh, Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin, dan lainnya,” ujarnya.
Menurut Ustadz Anung Al-Hamat, Direktur Forum Studi Sekte-Sekte Islam, Syaikh Ali Hasan Al-Halabi adalah seorang plagiator, pembohong dan gembong aliran sesat Murji’ah.
“Sebenarnya, Ali Hasan Al-Halabi dikenal sebagai orang yang mengklaim bahwa dirinya adalah murid Syaikh Albani, ia juga dikenal sebagai plagiator. Seperti yang ditulis Syaikh Abdul Aziz bin Faishal Ar-Rajihi dalam artikelnya berjudul Al-fariq bainal Muhaqqiq was Sariq, disitu dijelaskan Ali Hasan melakukan plagiat atas karya ulama pendahulunya, Az-Zawi dan At-Thonahi,” ujar Ustadz Anung kepada Kiblatnet di kediamannya, Selasa, 10 Desember 2013.
Beliau juga menjelaskan bahwa Lajnah Daimah, “Komisi Tetap untuk Riset Ilmiah dan Fatwa Saudi’ pernah mengeluarkan Fatwa No 21517 tertanggal 14-06-1421 Hijriah bahwasanya Ali Hasan Al-halabi adalah bermazhab Murji’ah yang menyimpang dan bathil.
Sumber berita: disini
Abu Rusydan menjawab kegelisahan umat Islam atas kendornya semangat Dr. Najih Ibrahim, Abu Rusydan menyatakan inkhiraful ushuur yang tidak akan sanggup ditolak oleh manusia.
Sehingga kadang seorang Mujahid tidak sadar kalau ia sedang berhadapan dengan “musuh” ini. Dua hal itu adalah: Inhiraaful Ushur ( إنخراف العصور ). Bahasa paling mudahnya, silih-bergantinya zaman (wolak-walik ing zaman: Jawa) dan tamkhis (penyaringan).
Rasulullah SAW bersabda:
بادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا
“Segeralah beramal, sebelum datangnya fitnah seperti potongan malam yang gelap. Di mana seseorang pada pagi hari dalam keadaan iman, lalu sore harinya menjadi kafir. Atau sore hari dalam keadaan mukmin, dan malam hari menjadi kafir. Ia menjual agamanya dengan iming-iming duniawi.” (HR. Muslim).
Oleh sebab itu, inkhiraful ushuur ini patut kita waspadai. Sebagaimana kewaspadaan sekaligus kekhawatiran Abu Hurairah tentang penghuni neraka bergeraham sebesar Uhud di atas.
Bukti kewaspadaan kita terhadap fitnah inkhiraaful ushuur ini berbanding lurus dengan kualitas taqarrub kita kepada Allah. Semakin kita waspada, seharusnya semakin giat kita berusaha mendekat kepada-Nya.
Tamhish. Kalau berkaitan dengan zaman ada inkhiraaful ushuur, maka terkait personal, dalam menghadapi kondisi zaman yang berubah-ubah itu ada proses tamhish (seleksi).
Selama ini istilah tamhish lebih lekat dengan seleksi yang dilakukan oleh organisasi atau struktur sebuah gerakan terhadap anggota-anggotanya. Padahal, selain tamhish structural tersebut, adapula tamhish rabbani.
Ketika sistem seleksi / tamhish struktural itu kurang baik sehingga masih meloloskan orang-orang yang semestinya tidak layak sensor, ketahuilah, orang-orang seperti itu tidak akan lolos dari tamhish rabbani.
Kisah Thalut dan pasukannya ketika menyebrang sebuah sungai, memberikan pelajaran berharga tentang tamhish structural dan rabbani tersebut.
Orang-orang yang meminum air sungai itu dengan sendirinya rontok ter-tamhish ketika berhadapan langsung dengan pasukan lawan.
“Sungguh, kita tidak akan mampu menghadapi Jalut dan pasukannya,” kilah mereka. Dan dengan sendirinya, mereka pun terseleksi dari pasukan yang setia bersama Thalut !
Ali Hasan Al Halabi Terkenal 'Manipulatif' dan Murjiah
Murjiah diambil dari kata Irja’, yang memiliki dua pengertian. Pertama, dalam arti pengunduran, dan kedua memberi harapan. Pengertian pertama merujuk pada surat Al-A’raf ayat 111: “arjih wa-akhohu”, tahanlah dia dan saudaraya - menunjukan bahwa perbuatan bersifat sekunder dibandingkan dengan niat. Demikian pula dalam pengertian yang kedua untuk menunjukan bahwa ketidakpatuhan atas keyakinan bukan suatu dosa, sebagaimana ketaatan atas suatu keyakinan lain tidak berguna.
Perkataan ‘al-irja” pun mengandung arti penundaan pengadilan terhadap seseorang yang melakukan dosa sampai hari kiamat. Dengan demikian, di dunia ini tidak ada perhitungan untuk ahli syurga maupun ahli neraka.Berdasarkan pengertian di atas, yang mengambarkan pula prinsip pahamnya, maka paham Murjiah bertolak belakang dengan Khawarij.
Hal ini dapat kita lihat pada persoalan dosa besar, misalya kalau Khawarij menghukumkan “kafir” atau “musyrik”, maka Murjiah tetap menghukumkan mu’min.Golongan ini muncul di tengah-tengah memuncaknya perdebatan mengenai pelaku dosa besar. Apakah pelaku dosa besar masih tetap beriman atau tidak?
Menurut Khawarij orang itu menjadi kafir, sedangkan menurut Mu’tazilah orang itu bukan mukmin, melainkan hanya muslim. Hasan Al-basri dan sebagian Tabi’in mengatakan bahwa orang itu munafik. Alasan mereka, perbuatan merupakan cermin dari hati, sedangkan ucapan tidak dapat dijadikan indikator bahwa seseorang telah beriman.
Adapun mayoritas umat islam memandang pelaku dosa besar sebagai orang Mu’min yang durhaka, yang persoalannya diserahkan kepada Allah, jika menghendaki, ia akan menyiksanya sesuai dengan dosanya dan jika menghendaki pula, ia dapat saja mengampuni kesalahannya .Ditengah-tengah pertentangan pendapat seperti itulah Murji’ah muncul dengan pendapatnya bahwa dosa tidak merusak keimanan, sebagaimana ketaatan tidak memberi manfaat bagi orang yang kafir.
Pada awal mulanya Irja’ muncul untuk mengcounter paham Khawarij yang mengkafirkan Hakamain [dua orang yang memutuskan perkara dalam masalah Ali dan Muawiyah], juga untuk mengcounter Ali bin Abi Thalib. Irja’ semacam ini bukanlah Irja’ yang bersangkutan dengan Iman, akan tetapi mereka hanya membicarakan tentang perkara dua kelompok yang berperang di antara para sahabat saja.
Dalam sejarah kemunculannya didapatkan bahwa orang yang pertama kali membicarakan masalah Irja’ adalah Al Hasan bin Muhammad bin Hanafiyah, beliau meninggal pada tahun 99 H.[2] Dan setiap orang yang mengisahkan riwayat hidupnya akan menyebutkan tentang permasalahan Irja’ beliau.
Ibnu Sa’ad berkata: “Al Hasan adalah orang yang pertama kali mengatakan tentang irja’. Dikisahkan bahwa Zadzan dan Maisarah datang kepadanya dan langsung mencelanya, lantaran sebuah buku yang ia tulis tentang irja’, maka Al Hasan berkata pada Zadzan: “Wahai Abu Umar, sungguh aku lebih suka mati dan aku dalam keadaan tidak menulis buku tersebut.”
Buku yang ditulis oleh Al Hasan ini hanyalah Irja’ tentang sahabat yang ikut serta dalam fitnah (red : perselisihan) yang terjadi setelah wafatnya Syaikhani (Abu Bakar dan Umar).
Al Hafidz Ibnu Hajar di dalam buku yang telah diterbitkan menegaskan bahwa yang dimaksud dengan Irja’ yang dibawa oleh Al Hasan adalah Irja’ yang tidak dicela oleh Ahlus Sunnah, yaitu Irja’ yang berkaitan dengan iman, hal tersebut saya (Ibnu Hajar) tegaskan berdasarkan pada kitab yang dikarang oleh Al Hasan bin Muhammmad. Di akhir kitab “Al Iman”, karangan Ibnu Abi Umar dikatakan: “Telah diceritakan oleh Ibrahim bin Uyainah dari Abdul Wahid bin Ayman bahwa Al Hasan bin Muhammad menyuruhku untuk membacakan kitabnya kepada khalayak, yang bunyinya sebagai berikut:
“Amma ba’du. Kami wasiatkan kepada Anda sekalian agar bertakwa pada Allah, kemudian dia berwasiat tentang kitabullah dan agar mengikutinya serta menyebutkan keyakinannya lalu dia berkata pada akhir-akhir wasiatnya: “Kami telah mengangkat Abu Bakar dan Umar sebagai khalifah dan kami berjihad di masa mereka berdua, karena keduanya belum pernah dibunuh oleh ummatnya bahkan ummatnya tidak merasa ragu terhadap urusan-urusan mereka. Sedangkan orang–orang setelahnya yang berselisih maka kami akhirkan (posisi) mereka dan kami serahkan urusannya kepada Allah ……. .”
Inilah Irja’ yang telah dikatakan oleh Al Hasan bin Muhammad, dan permasalahan tersebut telah dikuatkan oleh Ibnu Hajar.
WASPADA TIPU MUSLIHAT MUSUH-MUSUH ALLAH!
Waspada, segala macam cara dilakukan BNPT untuk membuat umat Islam benci dan meninggalkan Jihad, tak peduli saudaranya, ibunya, bapaknya, kakeknya di bunuhi Yahudi dan Amerika Serikat. Jangan coba-coba membantu saudara kita atau orang tua kita, atau siap-siap di penjarakan dengan predikat baru 'KHAWARIJ TERORIS".
Persis dengan apa yang terjadi di Arab Saudi, ketika Raja bermesraan dengan sekutu dengan yahudi Israel, Amerika Serikat. Baik dengan George Bush maupun dengan Obama.. Miris..
Tak heran sikap ulama Saudi seperti Syaikh Murjiah Ali Halabi dan semisalnya akan sangat membela kepentingan Rajanya dan para sekutunya, baik Amerika beserta para begundalnya.
Kalo sudah begini, para salafy maz'um murjiah di Indonesia pun ikutan mengharamkan bicara membela saudara kita dari serangan Zionist-Yahudi-Israel dan sekutunya di Palestina, Mesir, Somalia, Sudan, Afghanistan, Suriah, Iran, Iraq bahkan Indonesia.
Ironi, umat Islam dilarang bela saudara Islam, kalo Kristen di bela mereka akan tepuk tangan dan memberika penghargaan setinggi-tingginya seperti gelar yang diterima oleh mending Gus Dur adalah penghargaan dari Simon Wiesenthal Center lembaga Israel 4 Mei 2008. Simon Wiesenthal Center adalah LSM internasional yang didirikan untuk melindungi umat dan kepentingan Yahudi di seluruh dunia.
Sedangkan Susilo Bambang Yudhoyono dari Kerajaan Inggris yaitu ’Knight Grand Cross in the Order of the Bath’ pada Oktober 2012 silam.
Waspadalah umat Islam, jihad itu membela agama Allah, bukan membela agama salib dan yahudi.
Sebagaimana Allah telah berfirman:
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
Bagaimana? Masih mau membela ulama Murjiah Saudi yang Pro AS dan dikenal haram membicarakan jihad kecuali dengan menuntut ilmu saja??? Naudzubillah... [rojul/voa-islam.com]
FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id
Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com
Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com
Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%.
Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com