Rabu, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 13 Agutus 2014 14:10 wib
52.851 views
Islamophobia (2): Siapa Agen CSIS (Musuh Islam) Penerus Pater Beek?
Sahabat Voa-Islam,
Kita patut berterima kasih pada akun-akun whistle blower di dunia maya yang kerap mengungkap fakta-fakta yang membuat kita tersadar, betapa banyak skenario dan konspirasi yang merusak nama dan keagungan Islam di Indonesia pada khususnya.
Islamophobia atau sentimen negatif pada Islam yang jika kita tulis dalam selembar kertas, maka tentu tidak akan cukup. Setiap minggu dan bahkan setiap hari ada saja isu-isu negatif yang dihembuskan untuk mendeskreditkan Islam secara pelan-pelan, bergerombol, terstruktur dan terkadang menggunakan unsur fitnah yang jauh dari kebenaran karena pembunuhan pun dibenarkan untuk menjadikan skenario sutradara seakan dramatis dan nyata bak adegan film perang. Mari umat Islam sama-sama mencatat satu demi satu labeling negatif kepada umat Islam, kalau sudah tercatat selama setahun bisa kirimkan kepada kami, redaksi@voa-islam.com.
Alhamdulillah, kehadiran voa-islam ditengah masyarakat Indonesia semoga tak hanya membantu mangawal ibadah ritual umat Islam semata - yang diam-diam sengaja di ninabobokan kepentingan KG alias Konspirasi Global bukan Kompas Gramedia, lho - namun juga mengawal serta mengungkap isme-isme setan dan aliran yang hendak merusak keagungan Islam secara buas dan keji.
Voa-Islam tidak sendiri, banyak kawan-kawan jurnalis, mantan pejabat, LSM, pengacara, aktivis yang jujur ingin membela bangsa dan umat Islam.
Ada pula agen-agen intelijen yang peduli dengan Indonesia, jiwa mereka memberontak dan tak rela Indonesia dijadikan bancakan KG dan dipermainkan antek aseng dan asing.
Karena sejatinya Islam itu memang damai, namun dimanfaatkan dan dijebak agar terjatuh dalam 'kubangan nista' skenario KG dan kemudian dapat dipastikan menjadi kambing hitam dan pembenaran bahwa Islam itu keras, padahal tak lebih menjadi korban permainan semata. Tak Percaya?
Ini buktinya, akun fenomenal @TM2000back atau lebih dikenal dengan Triomacan2000 mengungkapkan faktanya.
Eng ing eeng .. Konspirasi kelompok tertentu yg berupaya memarginalkan umat Islam Indonesia, sudah kita bahas sebagian kemarin, kami angkat topik ini bukan bermaksud SARA, melainkan sebaliknya. Menghalangi pihak tertentu berbuat SARA. Menghilangkan diskriminasi.
kami angkat topik ini bukan bermaksud SARA, melainkan sebaliknya. Menghalangi pihak tertentu berbuat SARA. Menghilangkan diskriminasi.
Sejarah mencatat, diskriminasi terhadap mayoritas oleh kelompok minoritas, memang terjadi di negara-negara tertentu seperti Irak, Brazil, Argentina, Filipina, Thailand, Republik Indonesia.
Di Irak, pada masa Presiden Partai Baats Saddam Husain berkuasa, syiah yang mayoritas di diskriminasi oleh sunni yang minoritas. Sunni menjadi penguasa Irak saat itu.
Di Brazil dan Argentina, penduduk keturunan Eropa menjadi kelompok elit dan menguasai pemerintahan dan ekonomi.
Di Thailand dan Filipina, etnis cina jadi penguasa sektor politik dan ekonomi. Singapore, sudah menjadi total negara cina. Malaysia nyaris. Di Thailand, Cina berkuasa melalui partai berhaluan komunis Thai Rak Thai. Calon Perdana Menter Partai komunis terpilih jadi PM Thailand. Lalu dikudeta oleh Militer Thailand. Thaksin Shinawatra buron ke LN. Beberapa tahun kemudian, adiknya Yingluck Shinawatra terpilih jadi PM. Berkuasa beberapa tahun, eh dikudeta militer lagi. Partai Komunis di Thailand yang mayoritas elit partainya adalah etnis cina, sukses buat jaringan politik, yang umumnya didukung rakyat miskin. Di mana ada rakyat miskin disana pasti subur komunisme. Dibuai mimpi-mimpi oleh elit partai. Ditipu.
Di Malaysia, Partai Komunis Cina nyaris berkuasa pada tahun 1969 setelah menang pemilu. Timbul kerusuhan. Raja batalkan pemilu. Gagal. Sejak 1969, Malaysia sadar bahwa komunitas etnis cina di Tanah Melayu harus diperlakukan khusus, sebagaimana diterapkan hampir di seluruh negara di dunia. Pribumi di Malaysia diberi hak istimewa sesuai dengan statusnya sebagai pemilik Tanah Melayu. 45 tahun sudah negara Malaysia terapkan UU Khusus tersebut.
Di Indonesia, malah sebaliknya. Pemerintah Orde Baru (Orba) yang berkuasa selama 32 tahun, mulai dari 1966 sampai dengan 1998. Setidaknya sepanjang kurun waktu 1966-1990, malah memberi konsesi ekonomi luar biasa pada etnis cina. Disisi lain, Umat Islam yang mayoritas malah dibatasi hak dan kesempatannya untuk maju dan sejahtera dengan cara sistematis dan kontinyu. Puluhan tahun. Sepanjang Orba 1966-1990, elit pribumi yang menguasai ekonomi, politik, militer dan pemerintahan adalah non muslim. Mereka berkolusi dengan etnis cina, memarginalkan, memiskinkan umat islam RI. Akses ke modal, tanah, kredit, izin usaha, SDA dibatasi.
Tahukan anda, siapa Think Thank atau Otak dari rencana memiskinkan, memarginalkan umat Islam RI? Catat dan kenanglah sepanjang hayat. Adalah CSIS / Centre for Strategic and International Studies. Otak atau think tank Orde Baru.
Setelah bahaya komunisme dibasmi oleh TNI bersama-sama umat Islam, oknum-oknum TNI AD mengkhianati umat Islam. TNI menjalin kerjasama dengan Katolik bukan suatu kebetulan, memang sengaja diciptakan CSIS. Hasilnya, perlahan namun pasti, hubungan Islam dan Pemerintah Orba semakin renggang. Pemerintah Orba menempatkan Islam sebagai "musuh" atas saran CSIS.
CSIS lembaga pemikir kebijakan strategis, berbasis di Washington, AS. Di Indonesia, CSIS didirikan 1 September 1971, di Tanah Abang, Jakarta. Artinya sudah lebih dari 30 tahun Islam Indonesia ditindas konspirasi-konsporasi CSIS, media katolik seperti Kompas dan liberal seperti Tempo yang juga bisa diduga dibantu oleh CIA melalui Ivan Kats sejak 1960an silam.
"CSIS memiliki 3 misi utama, yakni badan pemikir, badan analis yang berorientasi pada kebijakan, yang diterapkan pemerintah Orba sampai dengan dekade 1990an, CSIS lah yang mengarahkan Pemerintah ORBA untuk memarginalkan umat Islam RI. CSIS adalah MUSUH BESAR UMAT ISLAM RI. Pengkhianat RI." kicau akun @Triomacan2000.
Selengkapnya disini:
1. Munarman: Kompas & Tempo Itu Media Ideologis, Bisa Kita Duga CIA Terlibat Sejak 1960
2. Melawan Lupa (14): Ivan Kats, CIA, Goenawan Mohamad & Kekerasan Budaya Pasca 1965
3. Melawan Lupa (15): Pater Beek, Kasbul dan Jokowi
Siapa Otak & Aktor Intelektual CSIS di Indonesia?
Ternyata seorang pastur katholik, katolik bersembunyi dibalik jargon 'kasih' dan 'humanis', tak tahunya pastur mereka aktor intelektual marjinalisasi Islam di Indonesia, otak CSIS atau pencipta skenario agar Islam dipojokan menjadi musuh negara adalah Pater Beek. Seorang pastur katolik yang dekat dengan CIA dan agen Freemason zionis Yahudi, menjadi benang merah ada hubungan zionis yahudi dengan katolik dan akarnya di Indonesia.
Setelah Komunis berhasil dihancurkan oleh TNI dan umat Islam, Pastur Pater Beek (diduga keras connected to CIA) sasarannya pindah ke Islam, Pater Beek tidak ingin Islam menjadi maju dan besar di Indonesia. Dia bikin teori tentang Islam sebagai ancaman.
Peter Beek adalah 'penasihat' tdk resmi Ali Moertopo, tangan kanan Suharto. Dia bikin teori “Lesser Evil Theory (Teori Setan Kecil). Dalam teori itu dijelaskan bhw setelah PKI/komunis berhasil dihancurkan TNI, maka akan muncul ancaman baru : Hijau (Islam).
Sebenarnya, Peter Beek menipu Ali Moetopo. Lesser Evil Theory yang sebenarnya : setelah komunis hancur, ada dua Ancaman bagi Katolik RI, Kedua ancaman itu adalah TNI dan Islam. Double Green. Hijau-Hijau. Peter Beek berhasil memanipulasi Ali Moetopo dan Suharto
ada dua Ancaman bagi Katolik RI, Kedua ancaman itu adalah TNI dan Islam. Double Green. Hijau-Hijau. Peter Beek berhasil memanipulasi Ali Moetopo dan Suharto
Mengenai dua ancaman ini GJ. Aditjondro mengatakan, “Setelah PKI dihancurkan TNI, (Pater) Beek melihat dua ancaman yang dihadapi katolik RI, Kedua ancaman sama-sama berwarna hijau: Islam & TNI. Tapi Beek yakin, tentara adalah ancaman yang lebih kecil (lesser evil) dibanding Islam".
Islam di mata Peter Beek adalah "setan besar". Berdasarkan itu Beek gerakkan kader-kadernya merangkul TNI dan gunakannya untuk menindas Islam, secara licik, Beek melalui proxy atau bonekanya menggunakan Ali Moertopo dan CSIS, mempengaruhi Suharto untuk izinkan TNI dan Pemerintah menindas umat Islam Indonesia.
CSIS yang mengadudomba antara Islam dan Negara/Pemerintah. Islam ditindas, dimarginalkan, dimiskinkan, dibantai TNI, karena CSIS.
Siapa Agen CSIS?
Triomacan2000 mengungkap, "CSIS adalah SETAN BESAR bagi umat Islam RI. Penyebab penderitaan Islam di Indonesia. LB Moerdani, Luhut, Hendro Priyono, cs adalah kader-kade CSIS"
Semua nama-nama tersebut dikenal dengan ABRI Merah. Pelanggar HAM pada kasus Tanjung Priok 1984, Talangsari 1989, Kerusuhan 1998 dan aktor teroristainment Densus 88. Pembunuhan atau license to kill pada umat Islam dengan dalih terorisme, namun nyatanya jebakan batman.
Mantan Presiden Suharto baru menyadari kesalahannya memberi ruang bagi CSIS untuk mengarahkan kebijakan negara plus menindas Islam, setelah hadir Prabowo Subianto, mantan ajudan Leonardus Benny Moerdani.
"Ya, Kapten Prabowo Subianto Djojohadikusumo, staf khusus Menhankam/Pangab Moerdani yang juga adalah menantu Suharto, menyadarkan Suharto. Sebagai Staf Khusus Moerdani, Prabowo hadir dalam rapat-rapat strategis yang dilakukan LB Moerdani (LBM). Prabowo menilai langkah LBM BERBAHAYA!" ungkap Triomacan2000 lagi.
LBM tidak sekedar menerapkan kebijakan-kebijakan yang dilahirkan dan direkomendasikan CSIS untuk memiskinkan dan membantai umat Islam RI, tetapi juga secara langsung menempatkan Islam sebagai musuh negara sekaligus musuh Suharto, mertuanya sendiri.
Prabowo lapor Pak. Namun karena Pak Harto mengerti posisi militer & politik LBM begitu kuat saat itu, Suharto tidak mau head to head buka konfrontasi. Pakai jurus sunyi sang Presiden.
LBM yang menindas umat Islam dengan memberikan label separatis, teroris (woyla, warsidi, dll) "dibiarkan" Suharto, tetapi diam-diam Suharto rangkul Islam. Pembantaian berdarah dan genosida umat Islam di Tanjung Priok, Jamaah Warsidi di Lampung oleh Danrem Garuda Hitam Kolonel Hendropriyono atas perintah LBM yang menembak mati hampir 300 umat Islam yang sedang shalat subuh di Talang Sari, Lampung 1989 silam.
Hal inilah menjadi puncak kemarahan Suharto. Pak Harto mulai berubah 180 derajat, beliau lalu masuk Islam, setelah didahului Ibu Tien Suharto sebagai mualaf. CSIS meredup, CIDES dibentuk. Baru pada tahun 1991, peran cina dan pribumi katolik dikurangi bertahap, dialihkan sedikit ke umat islam. CSIS diabaikan, CIDES diterapkan.
Pemiskinan umat Islam dan penguasaan/pengendalian ekonomi, SDA, TNI dan Birokrasi RI, yang semula total dikuasai non muslim, dikurangi. Sejak 1991 Suharto secara bertahap kurangi peran non muslim & cina yang sudah menguasai dan mengendalikan ekonomi, sumber daya alam, pemerintah, TNI dan lainnya.
Meski Presiden Suharto kala itu tidak bisa seketika mengalihkan pengendalian tersebut dari katolik, kejawen, cina atau lainnya ke umat Islam karena sudah mengakar dan sangat establish. Bayangkan bagaimana mapannya umat katolik RI yang hanya 6 juta berkolusi dengan etnis tionghoa (12 juta) mengendalikan sumber daya negara RI selama 25 tahun.
Bayangkan bagaimana mapannya umat katolik RI yang hanya 6 juta berkolusi dengan etnis tionghoa (12 juta) mengendalikan sumber daya negara RI selama 25 tahun.
Minimal butuh 20 tahun agar umat Islam dapat mengelola sumber daya besar yang dimiliki negara. Membangun SD Manusia & jaringan tidak mudah. Namun, baru sekitar 6 - 7 tahun Suharto mulai perhatikan Islam RI, tiba-tiba dia dijatuhkan oleh "kekuatan besar" yang sekarang mulai terkuak, siapa mereka?
Mei 1998 Presiden Suharto jatuh, wakil Presiden kala itu BJ Habibie berkuasa sebentar, dijatuhkan juga MPR, dan sejak itu umat Islam RI tidak lagi mendapat hak-haknya secara wajar. Pada masa reformasi, sumber daya alam dan negara tidak lagi dialihkan secara khusus kepada umat islam, diberlakukan persaingan bebas. Islam kalah.
Bagaimana umat Islam yang tertinggal puluhan tahun, tidak ada modal, akses, jaringan, knowledge disuruh bersaing bebas dengn asing, katolik, cina dll.
Umat Islam masa reformasi akan menjadi hancur lagi ketika pada pilpres 2014 malah sebagian mendukung capres yang diusung MUSUH LAMA ISLAM: CSIS kepanjangan tangan katolik dan Zionis Yahudi serta AS.
Pertanyaannya, apakah Tokoh-tokoh & partai islam tidak tahu bahwa Jokowi diusung CSIS, katolik, PKI, negara asing, tionghoa, TNI merah, syiah, aliran sesat, gay, banci dan musuh Islam lainnya?
Jadi Jokowi adalah bukan agen berikutnya dari Pater Beek, tapi kepanjangan tangan sejarah panjang ABRI Merah sejak jaman Ali Moertopo, LB Moerdani, Try Sutrisno, AM Hendro Priyono, Wiranto, Sutioso dan Luhut Panjaitan. Lalu siapa? Siapa Ketua timses Jokowi? Patut diduga AM Hendropriyono dan menantunya Andhika Perkasa.
"Islam RI kembali hancur, kalah, miskin, pecundang bukan karena dicurangi Jokowi cs, tetapi karena bodoh!" tutup TM2000back.
Luar biasa, KG masuk ke dalam pemerintahan, ada yang sudah menjadi Kepala Intelijen (AM Hendro Priyono), Kepala Staf TNI AD, Panglima ABRI (Wiranto, LB Moerdani), Wakil Presiden (Try Sutrisno) hingga menjadi Presiden (Megawati). Sedangkan umat Islam hanya menjadi pengamat yang acuh tak acuh mengawasi pemerintahan, mau masuk disebut thogut mau keluar sistem di marjinalkan, namun bisa mencoba jalur jihad melalui media, ormas, pengusaha dakwah, aktivis dakwah dan tentu ulama dan umara yang tangguh.
Jika dahulu agen Pater Beek harus katolik, kini tak mesti dan beralih ke kalangan agama Islam munafik dan rusak aqidahnya yang menjadi agen CIA dan zionis seperti Snouck Hungronje, sebut saja ada Haji Hendro, Hajjah Mega dan Haji Jokowi. Innalillah...
Umat Islam, jangan lagi mau bodoh dan dibodohi, STOP ISLAMOPHOBIA SEKARANG JUGA! [abdullah/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!