Rabu, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 28 Oktober 2020 23:46 wib
4.221 views
Penghinaan Macron terhadap Islam dan Rosulullah SAW Lukai Nalar dan Hati Nurani Muslim Sedunia
BANDUNG (voa-islam.com) - Direktur The Community Of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya menilai penghinaan secara verbal yang ditampilkan oleh Presiden Prancis terhadap Islam dan Rasulullah SAW sangat melukai nalar dan hati nurani muslim sedunia.
"Ucapan eksplisit yang berisi penghinaan itu keluar dari watak asli pribadi yang phobi terhadap Islam dan Rasul SAW, bahkan bisa jadi ada kebencian tersembunyi yang lebih besar," katanya dalam keterangan tertulisnya yang dikirim kepada redaksi Voa Islam, Selasa (27/02).
"Meski begitu kita doakan semoga si presiden ini mendapat hidayah untuk memeluk Islam," lanjutnya.
Dan sikap presiden Prancis ini, kata Harits perlu direspon oleh Umat Islam secara proporsional, sekalipun problem yang dihadapi umat Islam cukup banyak bukan sekedar soal ocehan Presiden Prancis.
"Penguasa negeri-negeri Islam harus bersikap tegas, marwah Umat Islam ada dipundak mereka. Dengan segala kapasitasnya seorang penguasa negeri kaum muslimin harus memberikan respon dan tidak boleh bisu, tuli bahkan masa bodoh," ujarnya.
"Kita berharap penguasa negeri Islam semisal Indonesia atau yang dikawasan timur tengah mereka berdiri bersama atau mewakili umat Islam untuk memberi pelajaran berharga bagi setiap pribadi atau entitas yang berani melecehkan, menguar penghinaan terhadap Islam dan Rasul SAW," tambahnya.
Menurut Harits yang juga Pengasuh Ponpes Tahfidz Qur'an (PPTQ) Al Bayan, para penguasa melalui jalur diplomasinya secara politik bisa efektif membangun komunikasi dan soliditas antar negara Muslim untuk merumuskan sikap plus strategi yang efektif terhadap masalah ini. Atau menurutnya lagi secara mandiri melakukan tekanan dengan beragam strategi yang relefan.
"Demikian juga selain aksi demontrasi dan membangun kontra narasi (propaganda) melalui beragam media sosial, entitas non goverment atau masyarakat sipil umat Islam secara luas bisa ambil peran dengan gerakan kontra ekonomi; boikot produk-produk Prancis di pasar-pasar negeri Islam," jelasnya.
"Dan penghinaan ke penghinaan berikutnya akan datang silih berganti dari orang-orang diluar Islam atau dari internal umat Islam (kaum hipokrit) jika penguasa abai menjaga marwah Islam dan umatnya. Apalagi jika umat Islam 'tidur lelap' acuh terhadap persoalan yang menimpa agamanya," pungkasnya. [syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!