Rabu, 7 Jumadil Awwal 1446 H / 18 Desember 2019 15:07 wib
3.910 views
Ketum MUI Sumbar Minta Umat Islam Tidak Istimewakan Malam Tahun Baru
PADANG (voa-islam.com)—Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat Buya Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa mengatakan malam tahun baru masehi hanyalah malam biasa seperti halnya malam-malam lainnya.
Buya Gusrizal meminta agar umat Islam tidak menjadikan malam tahun baru sebagai malam istimewa. “Ia sebenarnya adalah malam biasa seperti malam-malam lainnya. Tentu tidak ada keutamaan apa-apa karena tidak ada nash apapun yang menjadi alasan keafdhalannya,” kata Buya Gusrizal dalam akun Facebook miliknya, Selasa (17/12/2019).
Buya Gusrizal menyoroti fenomena umat Islam yang mencari pembenaran untuk mengisi malam tahun baru.
“Sebagian kaum muslimin yang ikut-ikutan latah merayakannya, mencoba mencari pembenaran dengan menjadikan acara malam itu sebagai ajang bersilaturrahim dan menjalin kebersamaan dengan para sahabat. Suatu kegiatan yang pada asalnya adalah baik namun tetap saja menyisakan pertanyaan, ‘kenapa harus di malam itu ?’,” ungkap Buya Gusrizal.
Langsung atau tidak langsung, jelas Buya Gusrizal, berbagai kegiatan di malam itu tetap saja menjadikan malam itu sebagai sesuatu yang berbeda dari malam lainnya. Ia pun menyinggung kegiatan tablig akbar yang digelar pada malam tahun baru.
“Kalau pun ada sebagian ulama membuat kegiatan tabligh akbar di malam itu, tentu itu bukanlah tujuan akhir tapi hanya alat sementara untuk pengalihan perhatian dari berhura-hura kepada semangat memahami agama,” jelas Buya Gusrizal.
Tentu ulama, lanjut Buya Gusrizal, tidak bermaksud menciptakan suatu kegiatan ibadah pada malam akhir tahun miladiyyah yang bisa mengarah kepada membuat syari’at. “Semestinya kegiatan-kegiatan itu menjadi rutinitas seorang muslim tanpa menunggu malam tertentu karena setiap saat yang berlalu bila tidak diisi dengan ketundukan kepada Allah swt berarti lenyaplah sebagian dari diri tanpa ada manfaat dan itu adalah kerugian besar,” kata Buya Gusrizal.
“Kita semestinya tak perlu ambil pusing dengan malam tahun baru itu. Tak ada petunjuk dalam syari’at kita untuk melakukan kegiatan apapun secara khusus. Seharusnya malam itu kita buat sepi dari berbagai kegiatan ibadah dan syi’ar yang tidak biasa kita lakukan karena itu bisa menyeret kita kepada tindakan “takalluf” (over akting),” ungkap Buya Gusrizal.
“Hanya saja, umat tidak bisa diseret dari kebiasaan latah perayaan selama ini melainkan dengan bertahap maka biarkanlah dakwah itu berproses. Karena itu, di malam ini berjanjilah dan berpesanlah kepada diri dan keluarga bahwa bersilaturrahim serta menjalin kebersamaan bukanlah keistimewaan malam akhir tahun miladiyyah. Dalam syari’at agama kita (Islam) perbuatan baik yang tidak memiliki waktu khusus, kita lakukan kapan saja selama tidak mengganggu perintah khusus,” tambah Buya Gusrizal.*[Syaf/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!