Selasa, 4 Jumadil Awwal 1446 H / 30 Januari 2018 11:41 wib
5.045 views
Parmusi Kritik Pernyataan Kapolri
JAKARTA (voa-islam.com), Pernyataan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian bahwa ormas islam di luar NU dan Muhammadiah akan merontokkan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), mendapat kecaman keras dari Ketua Umum Parmusi (Persaudaraan Muslimin Indonesia) H. Usamah Hisyam.
“Pernyataan itu tidak sepatutnya disampaikan oleh seorang Kapolri jenderal berbintang empat. Tugas utama Kepolisian itu mengayomi masyarakat, bukan memprovokasi,” ujar Usamah kepada pers usai menerima kunjungan mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso di kantornya di kawasan Jakarta Selatan Senin malam (29/01).
Mantan anggota Komisi I DPR RI ini menyikapi rekaman pernyataan Tito yang dimuat "I New TV" dalam sebuah pertemuan dengan jamaah NU yang viral di media sosial dalam dua hari terakhir.
Dalam rekaman tersebut, Kapolri mengatakan, “perintah saya melalui video conference, minggu lalu, dua minggu lalu saat Rapim Polri, semua pimpinan Polri hadir, saya sampaikan tegas, menghadapi situasi saat ini, perkuat NU dan Muhammadiyah,” kata Kapolri.
Tito meminta agar jajaran Kepolisian untuk mendukung NU dan Muhammadiyah secara maksimal. “Semua Kapolda saya wajibkan untuk membangun hubungan dengan NU dan Muhammadiyah tingkat propinsi “
“Semua Kapolres wajib untuk membuat kegiatan-kegiatan untuk memperkuat para pengurus cabang di tingkat kabupaten kota,” lanjut Tito.
Pernyataan Tito yang ramai dibahas para aktifis pergerakan Islam di seluruh Indonesia, kata Usamah, yang cenderung menyudutkan ormas islam lainnya.
“Para Kapolsek wajib untuk di tingkat kecamatan bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah. Jangan dengan yang lain. Dengan yang lain itu nomor sekian. Mereka bukan pendiri negara. Mau merontokkan negara malah iya. Tapi yang sudah konsisten dari awal sampai hari ini, itu NU dan Muhammadiyah.”
Usamah mengaku sangat heran, bagaimana mungkin seorang Kapolri bisa berseloroh dihadapan publik bahwa ormas islam lainnya “mau merontokkan negara malah iya”.
“Pak Tito harus bisa mempertanggung jawabkan ucapannya. Tolong jelaskan, apa yang dia maksud itu. Karena beliau pejabat publik, Kapolri lagi, yang seharusnya wajib menciptakan rasa aman, tenang, dan mengayomi seluruh komponen masyarakat. Bukan sebaliknya, cenderung memprovokasi dan memecah belah ummat Islam,” kata Usamah.
Usamah menyarankan, Tito yang sejak diangkat menjadi Kapolri dikenal sebagai the raising star agar lebih banyak mempelajari sejarah kebangkitan, kelahiran, dan perjuangan bangsa Indonesia.
“Hampir seluruh komponen ummat islam, para ulama, santri, syuhada dari berbagai ormas dan lasykar islam saling bahu membahu merebut kemerdekaan dan mempertahankan NKRI hingga hari ini ,” tegas Usamah.
“Karena itu, pak Tito harus segera klarifikasi pernyataannya. Bila beliau memang khilaf, terpeleset, silakan minta maaf kepada ummat Islam yang banyak tergabung dalam berbagai ormas Islam di luar NU dan Muhammadiyah. Bilamana Kapolri tidak segera menyikapi keresahan ummat atas ucapannya tersebut, urusannya bisa panjang,” kata Usamah, seraya meminta agar ummat Islam tetap sabar, tidak terpancing dan tidak terprovokasi.
“Dalam tahun politik ini, kita harus bersama-sama menjaga harmoni,” tandasnya. (bilal/voa-islam)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!