Rabu, 14 Jumadil Awwal 1446 H / 20 September 2017 06:30 wib
4.667 views
Muhammadiyah dan Persis Jalin Erat Ukhuwah, Hadapi Tantangan Dakwah
BANDUNG (voa-islam.com) - PP Muhammadiyah di sela kesibukannya, menyempatkan untuk mengunjungi PP Persis. Hal tersebut dijelaskan Dr. H. Haedar Nashir, M.Si, ketua umum Muhammadiyah guna merekatkan ukhuwah yang selama ini dijalin.
“Saya mensetting bersama temen-temen agar bisa silaturahim ke sini. Kami ingin berbagi informasi dan pandangan sekaligus mempererat silaturahim yang selama ini berjalan”, ujar Haedar.
Haedar juga mengatakan bahwa Muhammadiyah dan Persis itu saudara kembaran.
“Lambangnya juga hampir samaan, para pendiri kita saling merasa saudara. Kalau ada perbedaan itu dimensi ijtihadi dan bisa didialogakan”, lanjutnya sambil dibarengi senyum dari seluruh hadirin.
Dalam kesempatan itu Haedar menggugah kesadaran untuk mengimplementasikan ukhuwah Islamiyyah seluruh ormas Islam di Indonesia yang juga diamini oleh PP Persis dan PP Muhammadiyah.
“Ujian ukhuwah itu adanya perbedaan, tetapi kita bisa mencari titik temu, sinergis”, ucapnya.
Beliau mencontohkan, seperti KH. Mas Mansur dan A. Hassan yang erat sekali, sampai muncul rintisan yang akhirnya menjadi Majelis Tarjih Muhammadiyah. Atau Bung Karno yang tahun 1933 sudah tercatat sebagai anggota Muhammadiyah, erat juga dengan A. Hassan
Adanya kunjungan PP Muhammadiyah selain lebih merekatkan ukhuwah diantara kedua ormas Islam besar itu, juga menyadarkan akan perlunya Ormas Islam menghadapi tantangan dakwah di era digital, dimana seseorang belajar agama Islam seringnya memanfaatkan gadget.
“Tantangan kita, bagaimana menghadirkan nilai-nilai Keislaman secara digital, sampai ke semua unsur masyarakat”, tutur Haedar seperti dikutip dari laman persis.or.id.
Selain itu, tantangan dakwah juga tengah dirongrong oleh berbagai aliran kiri dan aliran kanan. Haedar menilai, dulu aspek pemahaman keagamaan mengerucut pada Islam modernis dan tradisionalis, itu dinilai relatif sama.
“Tetapi sekarang spektrumnya berubah, jauh lebih beragam paham, yang sangat ke kanan luar biasa, yang sangat ke kiri (liberal) itu juga sama”, terangnya.
Sudah saatnya kesadaran kolektif itu dibangun, sinergi dalam berbagai lini terus dijalankan. Kedepannya akan diagendakan adanya pertemuan rutin, sinergi berbagai lembaga kedua ormas Islam tersebut, guna menjadi solusi atas masalah keummatan dan kebangsaan di Negeri ini. [syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!