Rabu, 28 Rabiul Akhir 1446 H / 12 Oktober 2016 21:28 wib
13.409 views
Nusron Wahid Kritik Keras Ulama, Yusuf Mansur: Saya Menangis
JAKARTA (voa-islam.com)--Pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menuai banyak kecaman dari umat Islam. Tidak terkecuali, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat. Lembaga tempat berkumpulnya ulama itu mengeluarkan sikap resmi dan menyatakan bahwa Ahok terbukti menghina al-Qur'an dan ulama.
Ternyata, kecaman umat Islam dan pandangan keagamaan MUI tidak menyurutkan pendukung Ahok untuk membela sang idolanya. Salah satunya adalah Nusron Wahid. Dalam sebuah tayangan diskusi di TV swasta, Nusron mengkritik keras para ulama. Sikap Nusron mengundang polemik baru.
Ustadz Yusuf Mansur, dalam postingannya di Instagram menyatakan kekecewaannya terhadap pembelaan Nusron terhadap Ahok.
Seperti dikutip dari akun instragramnya, Yusuf Mansur mengunggah Nusron Wahid dan menuliskan caption yang cukup panjang.
“Saya dan kita semua, berdoa, dan doakan Pak Haji Nusron. Spy tdk amarah. Apalagi sampe penuh amarah. Tdk arogan. Menghargai ulama, menghargai para guru, yang dari para gurunyalah Nusron bs baca Ayat Suci. Kalau bukan dari para guru dan para ulama, yang terus bersambung kepada Rasul, darimana beliau dan kita semua bisa tau baca dan paham makna ayat demi ayat?,” tulis dai bertagline sedekah itu dalam akun @yusufmansurnew.
“Satu hal. Nusron sahabat kita. Sama2 ummat Nabi. Adalah salah kalau kita yang malah saling berperang. Adalah salah kalau kita yang malah saling menyerang. Semoga tidak perlu lagi di antara kita saling menyerang sendiri. Jangan ampe salah milih musuh,” jelasnya.
"Jadi, saling meluruskan, boleh. Saling menasihati boleh. Tapi jadi saling bertikai, meledek, merendahkan, tidak menganggap, satu sama lain, maka itu yg ga boleh. Hrs krn Allah semua. Dan yang terpenting, saling doa. Jangan biarkan justru kita yang saling berantem. Saya pribadi, banyak2 minta didoakan. Bertambah lagi pelajaran u saya anak bawang ini. Untuk menghargai orang2 tua, utamanya para guru dan ulama. Tidak meninggikan suara di hadapan ulama. Apalagi disaksikan jutaan orang. Yg kelak akan jadi value tersendiri. Value yg ngeri kalau jd standar anak2 muda. Oh boleh ya? Melotot dan ngomelin ulama? Ngeri sekali,” ungkap Yusuf Mansur.
“Jangan sampe saya malah menghina dan merendahkan ulama, tanpa batas. Semua ulama jadinya. Dan itu berarti, ulama terdahulu, sampe ulama akhir zaman. Sedang, satu ulama saja, “beracun dagingnya”. Maksudnya gmn? Jika kita ga suka, apalagi sampe merendahkan, membenci, ribut, sama ulama, maka kitalah yang terbunuh. Kitalah yang sakit. Kitalah yang hancur. Kualat kalo bahasa gampangnya mah. Ini pelajaran tambahan lagi buat saya setelah liat rekaman ILC. Selain jd ladang amal u berdoa, mendoakan, dan minta didoakan,” tulisnya lagi.
“Terus terang, saya nangis. Yaa Allah, selamatkan ummatnya Nabi ini. Apalagi ini Bulan Suci. Yaaa Allah, tolong lah kami. Hilangkan semua penyebab kami menjadi gaduh ini,” pungkasnya.* [Bilal/Syaf/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!